Menduda selama 3 tahun lamanya. Membuat sang pria akhirnya memutuskan untuk menikah lagi. Pernikahan telah terjadi, namun saat setelah menikah dan mengajak sang istri bulan madu, di perjalanan pria itu berhenti mencari makanan.
Alangkah terkejutnya saat ia melihat sang istri yang meninggal 3 tahun lamanya masih hidup dan berjualan makanan tersebut.
Wanita itu tidak mengingat sang pria.
Apa sebenarnya yang terjadi?
Apa yang akan pria itu lakukan?
Akankah ia kembali pada istri pertamanya atau meninggalkan istrinya itu?
Simak ceritanya hanya di aplikasi noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cici Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Halaman - 29
Bella kini menemui Bastian di sebuah mall. Tadinya pria itu ingin menjemput Bella. Berhubung Bella sedang ada kerjaan di kota, ia memutuskan untuk bertemu di sebuah tempat di mana Bastian langsung menyuruh Bella di mall tak jauh dari tempat Bella berkunjung.
Bella masih berputar-putar mencari sebuah pinjaman untuk membantu ibu angkatnya itu. Tapi ia belum menemukannya. Sampailah Bastian menghubungi dan mengingatkan tentang kondisinya saat ini.
Bella melupakan tentang lamaran Bastian tempo hari, ia kini akan menyelesaikan hubungannya dengan Bastian terlebih dahulu dan menjelaskan semuanya.
"Bel sini." Bastian mengayunkan tangannya untuk memanggil Bella. Dimana posisi Bella tengah mencari keberadaan Bastian yang ternyata di sebuah tokoh cincin.
Bella mendekati Bastian dengan pria itu masih sibuk memilih cincin yang cocok untuk di gunakan mereka berdua.
"Tian... A-aku ingin berbicara sebentar dengan mu." Bella harus berbicara dengan keputusannya saat ini.
"Selesaikan ini dulu Bel. Setelah ini baru kita cari tempat untuk duduk dan makan." balas Bastian masihnya sibuk memilih cincin di hadapannya itu.
"Maaf Tian. Aku tidak bisa melanjutkan ini semua." Bella langsung berkata di tempat sebelum Bastian membeli cincin pernikahan mereka.
Bastian terdiam saat Bella sendiri secara tiba-tiba memutuskan hubungan mereka. "Kalau begitu ayo kita berbicara dulu." Bastian ingin mendengar maksud dari Bella. Ia pun melihat wanita di hadapannya. "Maaf nona. Nanti saya lanjutkan lagi."
"Iya tuan." pegawai itu hanya tersenyum dan merasa prihatin dengan keputusan calon mempelai wanitanya.
Bastian memegang tangan Bella. "Ayo Bel kita cari tempat duduk dulu." Bastian menarik tangan Bella dengan santainya ia mengajak Bella ke sebuah kafe.
"Apa yang mau kau bicarakan Bel?" Bastian menahan sesak di dadanya. Ia ingin mendengarkan penjelasan dari Bella.
"Maafkan aku Tian. Mungkin aku terlalu tiba-tiba dengan ini semua. Tapi aku telah berpikir panjang dan bahkan berkali-kali juga aku mencari jawabannya. Ternyata aku salah, Tian. Aku tidak bisa melanjutkannya pernikahan kita." Bella rasanya tidak mampu melihat wajah Bastian yang saat ini terlihat tengah bersedih atas keputusannya.
"Kenap Bel? Apa kau mencintai seseorang?" Bastian tidak terima dengan keputusan Bella.
Bella begitu saja menganggukkan kepalanya. "Sayangnya dia telah mempunyai seorang istri dan anak." balas Bella dengan sekuat tenaga melihat ke arah Bastian.
Bastian membuang nafas kasarnya dengan tebakannya yang mungkin saja benar. "Kau menyukai tuan Henry ya Bel? Apa yang di istimewakan dari dirinya itu? Apa kau terpancing juga dengan ketampanan serta kekayaannya seperti yang wanita lain lakukan?"
"Cukup Tian! Aku bukan wanita seperti."
"Lantas apa Bel kalau bukan itu?"
Bella terdiam di saat sekelilingnya tengah ada beberapa orang yang melihat ke arah mereka berdua. Bella pun kembali melihat ke Bastian dengan Bastian masih melihat ke arahnya dan tidak memperdulikan sekitarnya. "Aku telah mengingat semuanya Tian. Aku telah mengetahui semuanya." balas Bella terus terang dengan suara yang merendah. Ia sebenarnya sangat muak dengan semua orang yang menuduhnya berperilaku layaknya wanita murahan.
"Apa yang kau ingat Bel?" Bastian terlihat sangat gelisah.
"Aku mengingat siapa sebenarnya diri ku ini Tian. Aku mengingat bahwa kau dan nyonya Dona membantu ku saat tidak sadarkan diri di tengah hutan yang ternyata itu kebun keluarga kalian. Kalian berdua telah membohongi ku." Bella meneteskan air mata. Ia begitu berat berkata demikian. Tapi demi tuduhan, Bella lakukan untuk membersihkan nama baiknya.
Bastian terdiam dengan ia sangat terkejut.
"Aku harap kau mengerti Tian. Aku memang sedari dulu tidak menyukai mu. Aku terpaksa melakukan itu semua karena aku ingin lari dari suami ku Henry."
Kembali Bastian terkejut dengan ia meneteskan air matanya. Wanita yang ia cintai ternyata istri dari pemilik perusahaan tempat ia bekerja. "A-apa ini benar Bel?" Bastian masih ingin mendengar penjelasan Bella.
"Kau belum melihat wajah istri pertamanya tuan Henry ya Tian? Kau belum melihat siapa mommy kandungnya Alano? Kalau kau pernah melihatnya kau akan menemukan jawabannya." Bella mengambil tisu di hadapannya itu. "Kau pasti mengerti maksud dari keputusan ku ini. Percuma juga jika aku menikah dengan mu tapi status ku saja masih istri dari orang lain."
"Lalu apa yang akan kau lakukan di saat tuan Henry saja telah hidup bahagia dengan wanita lain. Yang tentu kau tahu sendiri bahwa wanita itu adalah sekretaris suami mu sendiri. Kau tidak menduga bukan bahwa siapa tau saja tuan Henry berselingkuh dan bisa saja di balik kejadian yang menerpa mu itu atas perbuatan mereka berdua."
Bella terdiam seketika mendengar perkataan Bastian yang mungkin saja itu benar terjadi. Tapi melihat perjuangan Henry tidak mungkin suaminya itu lakukan.
"Kau pasti berpikiran seperti itu kan Bel? Maka kau sekarang berhak untuk hidup bahagia."
"Tapi aku tidak mencintai mu Tian." Bella mengungkapkan apa yang ia rasakan. Bella tidak mau membohongi perasaannya dan membuat Bastian kembali tersakiti.
"Biarkan saja cinta ku bertepuk sebelah tangan asal aku bisa bersama dengan mu Bel."
"Tidak Tian! Aku tidak bisa melakukan itu semua. Jikalau memang Henry melakukan itu. Tapi aku tidak bisa membohongi perasaan ku terhadapnya." tolak Bella dengan ia yakin bahwa Bastian akan mengerti dengan keputusannya itu.
"Lalu apa yang akan kau lakukan Bel? Kau akan tersakiti melihatnya bersama wanita lain."
"Aku memutuskan untuk pergi setelah menyelesaikan urusan ku dengan nyonya Dona. Aku ada pekerjaan dengannya. Aku memutuskan untuk hidup sendiri seumur hidup ku di tempat lain."
Bastian membuang nafas dalamnya. Bella begitu erat dalam tindakannya. Bastian sendiri masih tidak bisa merebut hati wanita di hadapannya itu. "Baiklah jika itu memang keputusan mu Bel. Tapi kau harus ingat. Aku akan tetap berada di samping mu dan mendukung mu seperti biasanya. Walau bukan sepasang kekasih setidaknya sebagai teman." Bastian akan mendekati Bella secara perlahan lagi. Ia yakin Bella yang memutuskan hidup sendiri itu akan melupakan semua kenangan hidupnya dan akan menoleh kearahnya nanti.
"Terimakasih kau mau mengerti maksud dari keputusan ku, Tian."
Bastian hanya mengangguk sembari tersenyum. Ia masih bersyukur bahwa Bella tidak memutuskan hubungan mereka yang ia pikir Bella tidak akan mau menemuinya lagi. "Apakah nyonya Dona telah mengetahui bahwa kau adalah istri tuan Henry?"
"Belum! Nyonya belum aku kasih tau. Ku harap kau jangan memberitahukan nyonya. Biarkan aku saja yang menjelaskannya nanti."
Bastian kembali mengangguk ia mengerti maksud dari perkataan Bella saat ini. "Semoga kau bisa melewatinya dengan baik Bel. Aku selalu mendukung mu."
Bella mengangguk pelan. "Terimakasih Tian. Kau benar-benar baik pada ku."
Bastian mengangguk sembari tersenyum manis.