Menikahi Wanita Taruhan

Hyera sama sekali tidak mempermasalahkan kenyataan sang suami yang sebelumnya pernah menikahi wanita lain, sebelum akhirnya menikahinya. Hyera sungguh tidak masalah meski dirinya bukan wanita pertama apalagi cinta pertama Elmer. Yang terpenting bagi Hyera, Elmer sudah tidak memiliki urusan dengan mantannya dan kini cukup fokus kepadanya. Hingga yang ada, Hyera merasa sangat bermasalah ketika akhirnya ia tahu, bahwa mantan papa mertua Elmer, masih aktif menyuruh-nyuruh Elmer dengan bahasa tidak pantas.

“Mereka sudah terbiasa merend.ahkan Om, makanya Om selalu minder ketika sedang bersama keluargaku?” ucap Hyera. “Ya ampun, Om ... enggak semua orang, termasuk orang kaya, akan meren.dahkan orang lain yang bagi mereka enggak lebih dari kami. Kami ini beneran bukan orang yang butuh pengakuan. Sementara pihak mantan mertua Om, aku lihat memang tipikal yang haus pengakuan. Bisa dibedakan lah ya, mana yang memang beneran, sama yang terlalu haus pengakuan,” ucap Hyera setelah membaca pesan dari pak Taya. Ia mengambil alih ponsel Elmer kemudian sengaja membalasnya dengan pesan suara.

“Assalamualaikum, mantan papa mertuanya suamiku. Perkenalkan, saya Hyera istrinya Om Elmer. Pak, sebelum dan sesudahnya saya mohon maaf banget ya. Namun saya merasa sangat keberatan dengan cara Bapak menyuruh-nyuruh suami saya. Mohon maaf, Pak. Suami saya sudah bukan siapa-siapanya Bapak maupun putri Bapak. Jadi jika memang terjadi apa-apa, sudah langsung disesuaikan dengan kebutuhan saja. Jika memang ada yang perlu diproses hukum ya cukup langsung lapor ke polisi, jika putri Bapak sakit ya langsung dibawa ke rumah sakit biar cepat ditangani. Suami saya bukan panti sosial apalagi malaikat yang memiliki banyak stok kesabaran. Ke depannya jika masih terjadi dan Bapak menyuruh bahkan memak.i-mak.i suami saya, saya tidak segan untuk langsung mengambil tindakan tegas. Dengan kata lain, ini menjadi teguran pertama sekaligus terakhir dari saya sebelum saya menyerahkannya ke pihak yang berwajib!” ucap Hyera.

Elmer terdiam pasrah dan tidak masalah meski Hyera juga tak sampai memberikan ponselnya kepadanya. Karena bukannya mengembalikan ponselnya kepada Elmer, Hyera malah menaruh ponselnya ke meja nakas sebelahnya.

“Sayang, sudah bukan rahasia, bahwa siapa pun yang tidak lebih kaya pasti akan dihi.na. Hingga hukum alam selalu menampa.ar kami dengan kenyataan, kami harus kaya agar kami tidak terus-menerus dihin.a. Masalahnya, menjadi kaya bukanlah hal mudah. Karena jika menjadi kaya merupakan hal yang mudah, di dunia ini tidak ada yang namanya orang mis.kin apalagi keja.hatan karena kekurangan pangan.”

“Khusus untuk saya, sekeras apa pun saya berusaha menjadi orang baik. Masa lalu orang tua saya pasti akan selalu menjadi nilai minus tersendiri untuk saya. Kamu bahkan tahu, siapa yang telah melahirkan saya. Namun andai bisa memilih, tentu saya juga mau seperti kamu. Saya ingin lahir di keluarga kaya raya yang penuh kehangatan seperti kamu dan keluarga kamu!” lembut Elmer sambil menatap Hyera dengan sungguh-sungguh.

“Jadi, sekarang Om tahu kan, apa gunanya aku dalam hidup Om, selain sebagai istri Om?” ucap Hyera yang juga balas menatap Elmer dengan sungguh-sungguh. “Aku yang akan membalas mereka! Aku yang akan melakukan apa yang selama ini bagi Om mustahil!” tegasnya.

Elmer menghela napas pelan.

“Om enggak usah melarangku dengan alasan khawatir bahkan takut. Karena orang-orang seperti mereka memang harus dilawan dengan apa yang selama ini mereka pamerkan juga!” yakin Hyera yang kemudian merasa pusing.

“Kendalikan emosimu,” lembut Elmer sambil memijat-mijat kepala Hyera. “Saya sudah mengabaikan mereka. Sekarang saya hanya fokus ke kamu. Nomor mantan saya saja sudah saya blokir,” ucap Elmer.

“Ya sudah, ... itu nomor mantan papa mertua Om juga sekalian diblokir. Biar enggak bikin susah hidup orang lagi!” ucap Hyera yang sebenarnya tidak hanya marah. Karena Hyera juga cemburu bahkan takut, sang suami berurusan dengan mantannya lagi.

Tanpa bersuara, Elmer segera meraih ponselnya. Sementara Hyera yang hanya ia pijat-pijat kepalanya menggunakan satu tangan, berangsur mendekapnya.

Elmer dapati, pesan suara kiriman dari Hyera sudah dihiasi dua centang dua berwarna biru menyala. Yang bertanda, pesan tersebut sudah diputar sekaligus dengar. Namun dengan segera, Elmer memblokir nomor tersebut sesuai permintaan sang istri.

“Om marah ke aku?” lirih Hyera.

“Enggak ... saya mana bisa marah ke kamu. Sumpah demi apa pun, enggak ada alasan saya buat marah ke kamu. Ingat wajah kamu saja, yang ada saya makin sayang ke kamu!” ucap Elmer meyakinkan di tengah jantungnya yang menjadi berdetak lebih cepat. Sebab pertanyaan Hyera yang terdengar meragukannya membuatnya takut, dirinya telah membuat Hyera marah.

Dalam diamnya, Elmer yang memeluk Hyera erat mensyukuri. Dirinya sudah memblokir nomor Zoya. Tak terbayang andai Elmer belum melakukannya, dan Hyera telanjur tahu isi ruang obrolan WA antara Elmer dan Zoya. Isi yang sebagiannya berisi Elmer yang terus memohon agar hubungan mereka tetap berjalan. Agar Elmer mendapatkan warisan dan bisa Elmer pakai untuk pengobatan jangka panjang mamanya. Juga, mengenai Hyera yang menjadi bagian dari bahan percobaan Elmer dan itu atas arahan Zoya.

“Saya benar-benar minta maaf,” ucap Elmer menyesali keadaan, tapi belum berani mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Elmer terlalu takut kehilangan Hyera dan salah satu alasan ia mengalaminya ialah kejujurannya.

“Aku beneran enggak peduli dengan masa lalu Om. Apa pun itu, asal sekarang Om sudah memutus, mengakhiri semuanya. Dan Om hanya fokus ke aku. Bagiku, itu sudah lebih dari cukup. Jangan peduli ke mantan Om lagi karena wanita normal, sekadar diperhatikan Om saja, pasti baper parah Om!” rengek Hyera.

Elmer yang masih menindih tubuh Hyera berangsur membingkai wajah Hyera menggunakan kedua tangannya. “Saya bahkan enggak pernah melihat wanita lain. Namun semenjak lihat kamu di hari itu, saya heran. Saya pikir, kamu hanya barbie hidup yang pak Helios akui sebagai anak. Sejak itu juga, untuk pertama kalinya, mata saya sulit berhenti menatap apalagi memperhatikan seseorang dan itu kamu. Lebih bingungnya lagi, justru kamu yang menghabiskan malam dengan saya!” ucap Elmer.

“Jadi, Om masih berharap wanita itu bukan aku? Terus itu Om ngapain sih, mabo.k-mabo.kan di club? Kalau aku jelas, alasanku ke sana buat jemput Chelline!” kali ini Hyera benar-benar marah.

“Saat itu saya dijebak. Sementara orang yang menjebak saya ... ya mantan istri saya. Logikanya Sayang, ... hidup saya saja mengandalkan gaji bulanan dari papa. Sementara selama bekerja ke papa, saya dilarang bekerja sambilan ke orang lain. Dan alasan saya menikah karena kami menjalani pernikahan bisnis. Orang tua kami menjanjikan warisan jika kami sampai punya anak. Saya sangat mengharapkan warisan itu karena saya butuh untuk pengobatan jangka panjang mama. Namun masalahnya, ... selama menikah dengan mantan istri, ... saya impoten,” ucap Elmer yang tanpa sadar, pelan tapi pasti, sudah mulai membuka tabir masa lalunya kepada sang istri.

“Impoten bagaimana? Om normal ih ... tuh, sekarang saja, sudah tegang! Itu sudah tegang dari tadi loh. Impoten bagaimana?!” balas Hyera jadi sewot.

Elmer tersenyum geli. “Hanya berlaku ke kamu. Sumpah demi apa pun, saya enggak bohong! Makanya hari ini saya sampai bilang ke kamu, kalau keluar rumah, apalagi posisinya mau kerja, jangan pakai yang bikin paha kamu kelihatan. Soalnya memang enggak bisa dibohongin!” yakinnya.

“Masa, sih?” Hyera masih ragu. Namun kemudian, ia menyumpahi milik suaminya untuk selalu seperti yang Elmer katakan. “Pokoknya sampai kapan pun, kamu wajib seperti itu terus. Aku pastikan, kamu enggak pernah kekurangan asupan gizi!” tegas Hyera dan membuat Elmer jadi salah tingkah.