NovelToon NovelToon
Jodoh Kedua Dari Wasiat Suamiku

Jodoh Kedua Dari Wasiat Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:143.2k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

#Turun Ranjang

"Aisyah, jika aku pergi lebih dulu. Aku, ingin kamu menikah lagi dengan adikku, Galih."~Lucas Edward Hosea.

Istri mana yang tak terkejut saat mendengar ucapan suaminya, ketika menyuruh dirinya untuk menikah lagi. Hal itulah yang dirasakan Aisyah ketika Lucas memintanya untuk menikah lagi dengan sang adik, Galih.

Galih sebagai adik ipar sekaligus paman dari kedua keponakannya terpaksa menerima wasiat dari kakaknya, Lucas dan menikahi Aisyah.

Akankah, Aisyah bertahan dalam pernikahan keduanya itu atau Aisyah akan menyerah dan berpaling dari Galih suami keduanya?

Yuk, simak kisah mereka di Jodoh Kedua Dari Wasiat Suamiku!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jodoh Wasiat-29

Hari itu, langit cerah di Indonesia. Ummi Hanum telah mengatur acara 40 hari kematian Lucas, suami pertama Aisyah. Semua keluarga dan kerabat berkumpul di rumah Ummi Hanum untuk mengikuti acara pengajian yang dipimpin oleh Ustaz Malik. Suasana haru menyelimuti seluruh ruangan, namun di saat yang sama, mereka merasa bersyukur karena acara berjalan lancar dan penuh keikhlasan.

Setelah pengajian usai, Aisyah, Galih, serta kedua anak Lucas Reza dan Rezi memutuskan untuk berkunjung ke makam suami Aisyah, Lucas. Mereka merasa bahwa ini adalah momen yang tepat untuk mengunjungi pusara Lucas, yang sudah lama tak mereka ziarahi, sekaligus mengenang perjuangan Lucas yang telah tiada.

Mereka tiba di pemakaman dan berjalan menuju pusara Lucas dengan langkah pasti. Reza dan Rezi tampak bersimpuh di sisi pusara ayah mereka, sementara Aisyah dan Galih berdiri di belakang mereka dengan penuh penghormatan. Wajah Aisyah tampak begitu pilu, mengingat kembali kenangan indah bersama Lucas. Air mata perlahan mengalir di pipinya, namun ia berusaha menahan tangisnya agar tidak mempengaruhi suasana. Reza, anak sulung mereka, mengangkat tangan dan berdoa dengan khusyuk.

"Ya Allah, ampunilah dosa-dosa Daddy kami. Terimalah amal ibadahnya dan tempatkanlah dia di sisi-Mu yang mulia," ucap Reza dengan suara bergetar. Rezi, adiknya, mengamini doa tersebut dengan mata berkaca-kaca. Setelah selesai berdoa, Aisyah mengambil sehelai kain putih yang dibawanya dan membersihkan pusara Lucas dengan penuh perhatian.

Dia kemudian menaburkan bunga-bunga segar di atas pusara tersebut sebagai tanda cinta dan penghormatan terhadap Lucas. Mereka pun kembali pulang dengan perasaan haru dan bahagia, karena berhasil mengenang Lucas dengan cara yang paling indah. Mereka tahu bahwa Lucas pasti akan bangga melihat mereka semua tetap tegar dan kuat, walaupun harus menghadapi kenyataan bahwa Lucas sudah tiada.

Hari ini, di hari ke-40 kematian Lucas, mereka semua merasakan kehilangan yang mendalam, tetapi juga merasakan kekuatan cinta yang abadi dari Lucas yang telah pergi dari kehidupan mereka. Aisyah dan Galih bersimpuh di pusara Lucas sebelum pulang. Keduanya meminta do'a restu dari mendiang suami Aisyah, Lucas.

Galih dan Aisyah menggenggam tangan bersama dan memegang kedua tangan anaknya berjalan meninggalkan pusara Lucas. Seakan, dari arah dalam mobil Aisyah dapat melihat sosok pria yang berdiri di samping makam sang suami sembari tersenyum dan melambaikan tangan ke arahnya. Aisyah merasakan restu dari Lucas atas pernikahan yang akan dilakukannya dengan Galih.

Keesokan harinya, ruang tamu di rumah Ummi Hanum dipenuhi oleh kerabat, bapak penghulu, dan saksi-saksi yang akan menghadiri pernikahan Aisyah dan Galih.

Aisyah memakai gaun pernikahan yang pernah dipakainya saat menikah dengan Lucas, suami yang telah meninggal dunia. Gaun itu membawa kenangan yang mendalam bagi Aisyah, mengingatkannya pada cinta dan kasih sayang Lucas.

Aisyah menatap wajah Galih yang tampak gugup dan cemas. Dia tahu bahwa pernikahan ini terjadi bukan karena cinta, melainkan atas kemauan almarhum suami Aisyah. Wanita itu hanya ingin menghormati Lucas, menikahi Galih yang merupakan adik iparnya. Aisyah menundukkan kepala, berusaha menahan perasaan sedih dan kehilangan yang menggelayuti hatinya. Di seberang ruangan, Ummi Hanum duduk di kursi dengan wajah yang tenang dan tabah.

Dia telah berjanji kepada mendiang suami Aisyah, bahwa dia akan mengatur pernikahan kedua bagi Aisyah, agar wanita itu tidak hidup sendirian setelah kepergian Lucas. Meskipun hati Ummi Hanum juga merasa berat, dia tahu ini adalah keputusan terbaik untuk Aisyah. Akad nikah pun dimulai, Bapak penghulu membacakan ijab qobul dengan suara yang lantang dan jelas. Aisyah dan Galih saling menatap, mencoba menguatkan hati masing-masing. Ketika akhirnya penghulu mengucapkan.

"Sah," suasana ruangan menjadi hening sejenak, seolah semua hadirin merasakan beratnya perasaan yang dialami Aisyah dan Galih. Setelah upacara pernikahan selesai, Aisyah mencium tangan Galih sebagai tanda penghormatan dan mengikat janji suci mereka. Aisyah memeluk Ummi Hanum dengan erat, mencoba menenangkan hatinya yang terus bergolak.

"Terima kasih, Ummi. Aisyah akan berusaha menjalani pernikahan ini demi menghormati Lucas," ucap Aisyah dengan suara lirih, tetapi penuh tekad. Ummi Hanum membelai rambut Aisyah, menenangkan wanita itu yang baru saja melangkah ke kehidupan baru.

"Aisyah, kamu adalah wanita yang kuat. Yakinlah, kamu dan Galih akan menjalani kehidupan yang bahagia bersama," ujar Ummi Hanum, berusaha meyakinkan Aisyah dan dirinya sendiri.

Reza dan Rezi pun memberi selamat atas pernikahan Aisyah dan Galih. Kedua anak itu memeluk erat Galih sembari memanggil pria itu dengan sebutan Daddy, dengan begitu lantang. Terlihat raut wajah Reza dan Rezi yang begitu bahagia atas pernikahan Aisyah dan Galih.

Malam itu, kamar pengantin tampak begitu indah dengan hiasan bunga dan lilin yang berkelap-kelip. Aisyah dan Galih, yang kini resmi menjadi pasangan suami istri, duduk bersebelahan di atas ranjang yang empuk. Suasana yang canggung menyelimuti keduanya, terlihat dari raut wajah mereka yang malu-malu.

"Aku minta maaf, Galih," bisik Aisyah dengan suara yang lirih.

"Aku belum siap untuk melakukan hubungan suami istri malam ini." Wajah Galih terlihat tenang, dia menghela napas pelan dan tersenyum pada Aisyah.

"Tidak apa-apa, Aku mengerti," ujarnya dengan nada lembut dan penuh pengertian. Aisyah menundukkan kepalanya, merasa bersyukur memiliki suami yang pengertian.

"Terima kasih, Galih," gumamnya.

"Aku berjanji akan berusaha menerima kamu sebagai suamiku. Tapi, aku memerlukan waktu untuk saat ini." Galih mengangguk, kemudian menggenggam tangan Aisyah dengan lembut.

"Aku akan menunggu, Aisyah. Kita akan melewati masa-masa sulit ini bersama-sama," ucapnya dengan penuh keyakinan.

Malam itu, mereka berdua tidur berdampingan, saling meresapi kehadiran satu sama lain. Keputusan Aisyah diterima Galih dengan lapang dada, karena ia tahu bahwa cinta sejati memerlukan waktu dan kesabaran untuk tumbuh dan berkembang.

_____

Hallo, mohon dukungan nya untuk novel baru author 🧡

1
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!