Syahnaz, ibu rumah tangga yang berparas cantik dan baik hati, ia mempunyai suami seorang pengusaha yang terbilang sukses dan tampan. Namun, sayang nya rumah tangga mereka mulai retak setelah datang nya seorang gadis bernama Lily.
Lily memiliki wajah yang lumayan cantik dan juga bentuk tubuhnya yang bagus. Namun, sayang nya Lily tega menjadi duri dalam rumah tangga nya Syahnaz dan Raja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hafit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7, Aku yang tidak dianggap
( POV Syahnaz )
"Sayang, bangun...."
"Eunghh....." Rasanya benar-benar berat sekali mata ini terbuka. Aku benar-benar masih mengantuk, karena tadi malam aku sama sekali gak bisa tidur karena terus kepikiran mas Raja.
"Sayang, hey....Bangun, sudah pagi, ada Mama dibawah,"
Deg
"Apa??" Aku kaget dan langsung membuka kedua mata ku dengan cepat, ternyata mas Raja yang sedari tadi terus membangun kan aku, rasanya seperti mimpi saja. Saking ngantuk nya mata ini.
"Cepatan bangun dan mandi, Mama sudah nungguin kita dibawah." Ucap mas Raja lagi, aku semakin ketar-ketir dibuat nya. bagaimana tidak, bisa habis aku diomelin setelah ini.
"Mas, benaran Mama ada dibawah? Dan, kapan Mas pulang?" Tanya ku heran, karena menurut aku ini masih sangat pagi sekali.
"Sayang, Mas sudah pulang sedari tadi. Kamu kenapa telat bangun nya? gak seperti biasanya." Ucap mas Raja membelai lembut wajah aku.
"Telat? Memang sekarang jam berapa?"
"Jam 10 Sayang." Balas mas Raja sembari menunjukkan jam tangan milik nya kearah ku.
"Haaaa!!!" Aku kaget bukan main, tidak seperti biasa nya aku bangun jam segini.
Aduh, mampus aku....
Segera aku bangkit dari tempat tidur menuju kekamar mandi, dan mengganti pakaian aku lalu bergegas turun kebawah.
"Hay Mbak Syahnaz, baru bangun ya?," Sapa Lily tersenyum kearah ku, diruang tamu sudah ada Mama dan Lily juga mas Raja.
Aku hanya membalas sedikit senyum, tanpa mau menjawab ucapan wanita itu.
Seperti biasa wajah mama mertua ku selalu jutek dan masam kala berhadapan sama aku.
Terlihat Mama mertua aku terus mengajak mengobrol Lily tanpa mau menoleh kearah ku, Aku seperti tidak dianggap ada sama sekali. Hanya mas Raja yang mengajak aku ngomong.
"Mas, kenapa Lily bisa ada dirumah kita?" Bisik ku pada mas Raja.
"Maaf sayang, Mama meminta agar Lily tinggal bersama kita untuk sementara waktu ini. Kamu gak papa kan?" Tanya mas Raja, seketika membuat emosi ku meledak.
"Apa? Gak....Aku gak setuju Mas," Ucap ku dengan suara begitu keras, membuat Mama dan Lily melihat kearah kami.
"Syahnaz, Apaan sih kamu? kenapa teriak segala?" Cetus Mertua ku sedikit kesal.
"Kalian yang apaan, siapa yang izinin wanita ini tinggal disini? Kan aku sudah bilang aku gak setuju, dan kamu mas...Kenapa kamu gak larang Mama, apa kamu tidak menganggap aku istri mu lagi?" Sentak ku dengan suara bergetar, air mata ku sudah tidak terbendung lagi.
"Sayang, sabar dulu....Jangan seperti ini, Lily gak lama kok tinggal disini, hanya sementara." Bujuk mas Raja, aku yang sudah dikuasai amarah yang membuncah tidak mau mendengar apapun lagi dari mulut mereka.
"Aku gak peduli, yang jelas aku gak mau wanita ini tinggal Sama kita." Aku bahkan membentak Mas Raja. Aku benar-benar kesal dan sakit hati sekali.
"Lily, kamu masuk kedalam kamar ya. Biar kami selesai kan semua ini dulu." Mama mertua ku berkata begitu lembut pada Lily, dan tanpa sepengetahuan aku bahkan mereka sudah menyiapkan kamar buat Lily, dan bodoh nya aku gak tau sama sekali.
"Syahnaz, jangan jadi istri durhaka kamu ya! Berani sekali kamu membentak anak saya....Lihat Raja, apa ini istri yang kamu banggakan dan pertahan kan selama ini haa? Istri yang berani membangkang suaminya sendiri?" Kini Mama mertua ikut mencecar ku dengan segala kata-kata mutiaranya.
haaaa....Aku sudah tidak peduli, mereka saja, sudah semena-mena sama aku.
"Mama, jangan memarahi Syahnaz....Dia gak salah," Mas Raja membela aku, tapi aku sudah gak respect. Aku benar-benar kesal sama dia.
"Kamu jangan bod*h Raja, jangan mau diatur sama istri kamu, kamu harus tegas." Mama mertua ku terus menghasut mas Raja. Benar-benar mertua ku itu.
"Aku tau Mama gak suka sama aku, tapi tolong jangan mencoba merusak rumah tangga aku sama mas Raja dong Ma." Aku benar-benar sudah tidak tahan lagi dengan sikap mama yang sudah sangat keterlaluan.
"Lihat Raja, dia bahkan berani menuduh Mama. Sudah lah, lebih baik Mama pulang saja. Nyesal Mama datang kesini..." Ketus Mama karena kesal sama aku, mungkin dia gak menyangka kalau aku akan berani melawan dia hari ini.
"Sayang," Mas Raja mencoba meraih tangan ku, aku segera menepis nya.
"Sudah lah Mas, aku capek. Percuma aku bersuara, toh aku juga gak akan di dengerin." Aku kembali kedalam kamar, ingin menenangkan pikiran ku.
