"Kalian berdua pergi dari rumah ini sekarang!"
"Papa mengusir kami?"
Agus Sudarmono, ayah Lili, tega mengusir putri sekaligus pengawal pribadinya selesai acara pernikahan. Mereka berdua dipaksa menikah setelah dijebak tidur bersama oleh ibu tirinya.
Yang lebih menyedihkan hati, Lili harus meninggalkan segala kemewahan yang selama ini dikecapnya. Dan harus hidup sederhana bersama dengan pengawalnya di sebuah desa.
Akankan kah Lili bisa bertahan dengan kehidupan barunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Budy alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 (revisi)
"Indrajaya, apa kabar putriku sekarang?" tanya Agus Sudarmono.
Lelaki paruh baya itu mulai merasakan rindu kepada anak kandungnya.
"Apakah Galang membahagiakan Lili," katanya sedih.
Ia menyesali perbuatannya, harusnya dia menyelidiki kasus Lili dan Galang sebelum membuat keputusan.
"Saya tidak yakin,Tuan. Galang hanya seorang pengawal, gajinya tidak seberapa," ujarnya Indrajaya dengan wajah tidak yakin.
"Benar juga, lelaki itu tidak bisa diandalkan!" makinya. Menurut Agus, Galang tidak memiliki masa depan.
"Bagaimana kalau ajak nona muda kembali lagi ke rumah ini," saran Indrajaya.
"Tidak bisa!" seru Rida dari ruang tengah. Ia berjalan cepat menuju ke ruang tamu.
"Indrajaya, cukup kamu ya. Jangan hasut suamiku!" bentaknya dengan wajah seram.
Rida merasa Indrajaya kini menjadi ancaman untuk dirinya.
"Nyonya, kasihan nona muda. Pasti dia kesusahan di luar sana," ucap Indrajaya.
"Benar sayang, Lili biasanya hidup mewah. Sama Galang dia serba kekurangan," Agus setuju dengan Indrajaya.
Sejak kecil Lili hidup berkecukupan, tidak kekuarangan apa pun. Dan sekarang, Agus Sudarmono tidak tahu keberadaan sang putri. Bagaimana dia makan? Bagaimana dia menjalani hidupnya tanpa kekayaan?
"Sayang, apa kamu tidak ingat putrimu sudah mencoreng nama baik keluarga kita." Rida mengingatkan kejadian memalukan, foto Lili dan Galang yang telah menjadi konsumsi publik.
Rida mengatakan jika membawa Lili ke rumah lagi, sama saja dia membawa kesialan ke dalam keluarganya. Nama baik yang sudah didapat kembali akan hilang.
Agus Sudarmono mulai dibuat bimbang, semuanya benar menurutnya. Lili memang membuat malu, tapi dia juga kasihan dengan putrinya.
Agus meninggalkan istri dan Indrajaya, dia pusing harus memutuskan yang mana. Semua sangat berpengaruh dalam kehidupannya. Perusahaan juga putrinya.
"Indrajaya, berhenti menghasut suamiku!" Rida memicingkan matanya.
Indrajaya tersenyum, "Nyonya, saya tidak menghasut. Tapi, ikatan seorang ayah dan anak tidak akan lepas begitu saja," ujarnya tanpa rasa takut.
Indrajaya mengingatkan agar Rida hati-hati dalam bertindak. Karena keadaan bisa berubah kapan pun. Kalau tuannya benar-benar ingin menarik putri kandungnya ke rumah lagi.
"Sialan! aku tidak bisa menganggap enteng dia," geram Rida dengan mengepalkan tangannya.
"Apa yang sebenarnya dia inginkan?" Rida mulai gusar dengan keberadaan Indrajaya yang semakin mengancam.
Indrajaya kembali menemui majikannya, dia kembali membujuki Agus Sudarmono agar menarik kembali sang putri di keluarga Sudarmono.
"Apa putriku masih mau menerima aku?" tanya Agus Sudarmono dengan tidak percaya diri.
Jika diingat, dia sudah mencorek nama Lili dalam kartu keluarganya. Dia mengumungkan di depan media massa.
Dia yakin, sang putri pasti sakit hati saat menontonnya. Agus Sudarmono semakin merasa menjadi ayah yang tidak bertanggung jawab. Ayah yang gagal mempertahankan keluarga kecilnya.
"Pasti Nona Lili akan memaafkan tuan. Nona tidak akan menolak kemewahan ini," tutur Indrajaya.
Menurut pandangan Indrajaya, tidak ada orang yang menolak sebuah kemewahan. Harta adalah segalanya dalam hidup. Semua orang sangat bergantung dengan uang.
Mereka akan dengan senang meninggalkan kemiskinan yang dijalaninya. Walaupun, orang tersayang sebagai taruhannya.
"Aku akan membawa putriku kembali tanpa suaminya," celetuk Agus Sudarmono.
Lelaki itu masih tidak sudi menganggap Galang sebagai menantunya. Dia dari kasta rendah yang tak layak menikahi putrinya.
Indrajaya mengangguk tanda setuju, "Tuan, harus ambil lagi Nona Lili dari pengawal itu."
"Sejauh apa perkembangan menyelidiki perusahaan Gumintang?" tanya Agus Sudarmono kepada orang kepercayaannya.
"Nona Indira sudah berhasil mendapatkan kontrak dari mereka," jawabnya. Meskipun, Indrajaya hanya seorang pengurus rumah, tapi setiap kejadian di perusahaan dia tahu semuanya.
Orang kepercayaannya itu menambahkan jika Bagas belum mendapatkan hasil untuk menghabisi Galang.
"Habisi saja segera, dia memang tidak berguna," titah Agus.
Galang tidak memberikan manfaat apa pun untuk perkembangan perusahaannya. Dia mengatakan jika Dimas bisa diatasi oleh Indira.
"Laksanakan, Tuan," jawabnya tegas.
"Indrajaya, datanglah ke hotel Pagoda. Kita akan bertemu dengan Pt Abadi," ujar Agus Sudarmono.
"Baik Tuan, saya akan siapkan segalanya," Kata Indrajaya lalu meninggalkan ruang kerja Agus Sudarmono.
"Jadi target mereka sekarang Pt Abadi," gumam Bagas mengetahui rencana majikannya.
Bagas sejak tadi mengintai majikan bersama dengan orang kepercayaannya untuk mendapatkan informasi.
"Bagas," panggil Rida sembari mengibas-ngibaskan tangannya menyuruh sang pengawal mendekat.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Bagas saat sampai di depan majikan perempuannya.
Rida mengajak Bagas pergi ke halaman belakang agar bisa bicara dengan bebas.
Rida menoleh kanan-kiri, memastikan tidak ada yang mendengar obrolan dia dengan sang pengawal.
"Aku punya pekerjaan untukmu," kata Rida menatap Bagas serius.
"Apa Nyonya?" ucap Bagas penasaran.
Selama dia bekerja, dia sama sekali tidak pernah memiliki pekerjaan dari sang nyonya. Biasanya Agus Sudarmono yang memberikan pekerjaan.
"Bunuh Lili," kata Rida dengan gamblang tanpa keraguan sedikit pun.
Bagas melebarkan kedua matanya, dia merasa keluarga Sudarmono adalah psikopat. Belum juga dia melaksanakan perintah sang tuan untuk membunuh Galang.
Sekarang, si nyonya meminta untuk membunuh Lili. Anak yang sudah sengaja dia tendang dari rumah ini.
"Kenapa kamu diam? Apa tidak sanggup?" tanya Rida melihat Bagas yang tak kunjung mendapatkan respons.
"Nyonya, yakin?" Bagas memastikan yang diinginkan atasanya itu. Ini tindakan yang bukan main-main.
"Kerja kan saja, tidak perlu kau menanyakan keyakinanku," perintahnya dengan nada keras.
"Bayaran apa yang akan saya terima?" Bagas ingin tahu bayaran untuk kejahatan yang dititahkan oleh sang majikan.
Lebih besar mana hadiah yang akan diberikan oleh kedua majikannya itu.
"Apapun yang kau minta, asal kamu menyelesaikan tanpa jejak," jelasnya.
"Aku meminta separuh saham perusahaan Sudarmono grup," pinta Bagas tidak main-main.
"Kau gila!" seru Rida dengan kedua matanya terbuka lebar.
Dia tidak menyangka jika sang pengawal meminta sesuatu yang sangat besar. Dia pikir, sekelas Bagas hanya akan meminta mobil atau rumah.
Tidak terpikir dalam benaknya jika dia meminta sebagian saham di perusahaannya. Yang dia saja belum resmi memilikinya.
"Nyonya, membunuh itu bukan hal yang mudah. Risikonya pun tidak ringan," jelas Bagas.
Rida memikirkan cara agar bernegosiasi dengan Bagas. Jika dia memberikan separuh perusahaan percuma dia membunuh Lili.
"Bagas, bagaimana kalau rumah atau mobil," bujuk Rida dengan suara yang lembut.
"Maaf Nyonya, saya tidak bisa," Bagas sebisa mungkin teguh dengan keputusannya.
Rida kembali bernegosiasi, dia akan memberinya saham seperempat persen.
Bagas mengulurkan tangannya dan disambut oleh Rida.
"Saya terima tawarannya," jawab Bagas.
"Bagus, aku mau dia mati dalam waktu dekat!" Perintah Rida.
Dia ingin Lili meninggal sehingga sang suami tidak pernah menemukannya.
"Saya permisi dulu," Bagas menundukan kepala lalu pergi.
Rida tersenyum jahat sepeninggalan Bagas. "Setelah Lili pergi, kau akan menyusulnya."
kasih exrta dong dimas nikah sama indira lalu bagas nikah sama mila
sampai hamil gitu lo tor
buat cerita tentang dimas dong tor aku suka 😍 ya tor buat cerita dimas dongggg pliseee
dibikin sempurna dong MCnya walo dikit
suka dengan cerita nya