Elena Rosalina adalah gadis desa lulusan sarjana yang berjuang untuk mendapatkan pekerjaan,harus menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang cleaning service.tapi dia di pertemukan dengan seorang bos CEO Evan Mahendra ya notabennya adalah pemilik Skyline Corporation sebuah perusahaan besar yang di mana di situla Elena bekerja.Elena akhirnya di jadikan sekertaris oleh Evan,disanalah seorang Evan Mahendra baru pertama merasakan jatuh cinta dengan seorang gadis cantik dari desa.apakah hubungan mereka akan tetap berlanjut ...???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indaria_ria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 #Kedatangan bu Sindy ke Apartemen
Tanpa mereka sadari sejak tadi ada sebuah mobil yang memperhatikan mereka dari kejauhan, disana seorang wanita paruh baya sedang berada di dalam mobilnya, dan sedang memperhatikan putra semata wayangnya yang sedang memeluk Elena disana.
"Pak jalankan mobilnya!" ucap Bu Sindy pada sopirnya.
"Baik Bu." Mobil Bu Sindy pun segera melaju meninggalkan Evan dan Elena. Sementara itu Evan yang sedari tadi memeluk Elena pun segera melepaskan pelukannya.
"Elena apa kamu masih marah pada saya?" Elena yang mendengarnya pun hanya bisa menggeleng.
"Pak saya harap Bapak bisa memikirkan hubungan kita, sepertinya jarak di antara kita terlalu jauh Pak!" Evan yang mendengarnya langsung tercengang.
"Apa maksud kamu, jarak di antara kita, apa yang kamu katakan!, kamu meragukan cinta saya!" ucap Evan yang mulai sedikit kecewa pada Elena.
"Bukan seperti itu Pak, Bapak seorang CEO saya hanya sekretaris Bapak, rasanya kita sangat jauh berbeda."
"Sudah berapa kali saya katakan, saya sudah nyaman bersamamu. Saya tidak mau dengar alasan apapun, sekarang saya antar kamu pulang!" ucap Evan yang langsung menggandeng tangan Elena menuju ke mobilnya.
Mau tak mau Elena hanya bisa mengikuti kemauan bosnya. Evan pun segera membukakan pintu untuk Elena dan dia sendiri langsung segera masuk kedalam mobilnya.
Di dalam mobil Elena masih terdiam, Evan dengan segera menggenggam tangan Elena, sedang Elena yang sedang melihat ke arah luar jendela akhirnya kembali menatap ke arah Evan.
"El...Dengar saya, kamu jangan mengucapkan kata-kata seperti tadi ya, kamu tau, saya sangat mencintai kamu jangan pernah tinggalkan saya!" ucap Evan sambil fokus mengemudikan mobilnya.
Elena yang mendengarnya sungguh tidak menyangka kalau dirinya seorang gadis desa yang lugu di cintai seorang CEO seperti Pak Evan.
"Maafkan saya Pak, saya harap Bapak bisa menjaga cinta kita, dan tidak mengecewakan saya." ucap Elena yang sudah mulai bisa tersenyum.
Tidak berapa lama akhirnya mobil Evan sudah sampai di apartemen milik Evan, Elena pun segera turun dari mobil dengan Evan yang masih tetap mengikutinya.
"Pak Bapak langsung balik saja kekantor Pak, saya tidak apa-apa sampai sini saja!" ucap Elena yang tidak ingin merepotkan Evan.
"Apa kamu melarang saya?" ucap Evan yang sedik kecewa dengan ucapan Elena.
"Ya sudah tidak apa-apa kalau Bapak mau mengantar saya sampai masuk ke apartemen."
Akhirnya mereka berdua sampai di pintu apartemen, dengan segera Elena membuka pintu dan kemudian mereka masuk kedalam apartemen, disana Evan segera mengikuti Elena masuk ke dalam apartemen.
"Pak bukannya Bapak mau langsung balik ke kantor?" ucap Elena yang bingung dengan pemikiran bosnya.
Evan pun tidak menjawab apapun, dia malah segera membawa Elena dalam dekapannya, Elena pun sangat kaget.
"El saya mohon biarkan saya memelukmu seperti ini."
Elena yang mendengar permintaan Evan tidak bisa berkata-kata, setiap perlakuan bosnya yang lembut itu membuat hati Elena seperti terhipnotis begitu saja, akhirnya dia membiarkan bosnya untuk memeluknya.
"Kamu tau, Entah mengapa saya ingin selalu berada di sampingmu, entah mengapa rasa cinta ini begitu besar terhadapmu. Sebelumnya saya tidak pernah merasakan rasa yang seperti ini.
Hidupku sangat hampa, setelah mengenalmu hidupku berubah menjadi berwarna walaupun belum begitu lama, tapi rasanya saya ingin sekali memilikimu seutuhnya." ucap Evan sambil berbisik di telinga Elena. "El saya mencintaimu!" Elena yang mendengar ucapan Evan pun sampai merinding hebat.
"Pak saya juga mencintai anda." ucap Elena.
Evan yang mendengarnya pun merasakan hatinya berdesir, dia pun mencoba melepaskan pelukannya, kemudian kedua tangannya pun memegang kedua pipi Elena. disana dia begitu lekat menatap wanitanya, akhirnya dia mendaratkan ciuman di kening Elena. "Saya sangat mencintaimu" ucap Evan sekali lagi.
Elena pun hanya bisa terdiam, dia bisa merasakan betapa Pak Evan sungguh mencintainya.
Akhirnya Evan berpamitan untuk kembali kekantor, setelah kepergian Evan Elena disana masih senyum-senyum sediri di depan kaca, dia merasakan hatinya begitu bahagia merasakan getaran cinta yang Pak Evan beri, tapi tiba-tiba terdengar sebuah bel dari pintu apartemennya, Elena dengan bergegas menuju kepintu dan segera membukanya.
Alangkah terkejutnya Elena setelah melihat siapa yang datang, dia mengira Pak Evan dengan sengaja kembali lagi ternyata bukan.
"Bu Sindy!" ucap Elena saking terkejutnya. Disana Bu Sindy pun tersenyum pada Elena.
"Apa saya tidak di persilahkan masuk?" ucap bu Sindy
"Iiiiya...Silahkan masuk Bu!" ucap Elena yang sedikit kaget dengan kedatangan Ibu dari Pak Evan.
Akhirnya Bu Sindy masuk ke dalam apartemen dia berjalan melihat-lihat isi dalam apartemen milik putranya.
"Silahkan duduk Bu!" Apa Ibu mau minum sesuatu?" ucap Elena
"Tidak usah repot-repot, saya tidak akan lama disini!" ucap Bu Sindy dengan cetus.
"Baiklah kalau begitu Bu." Elena sebenarnya tidak tau apa yang akan di bicarakan Bu Sindy.
"Elena apa boleh saya bicara!" ucap Bu Sindy
"Silahkan Bu, dengan senang hati saya akan mendengarnya."
"Apa kamu yang meminta putraku untuk kamu bisa tinggal disini?" Selidik Bu Sindy
"Bukan saya Bu, Pak Evan sendiri yang menyuruh saya tinggal disini, sebenarnya saya sudah menolaknya, tapi Pak Evan memaksanya. Apa Ibu keberatan?" ucap Elena yang mungkin sangat berani menanyakan hal itu pada Bu Sindy.
"Saya hanya ingin menanyakan itu saja, saya tidak ingin anak saya di permainkan seorang perempuan!" ucap Bu Sindy tegas.
"Apa kalian sudah jadi sepasang kekasih?" tanya Bu Sindy yang membuat Elena begitu terkejut, dengan menundukan wajahnya Elena hanya bisa mengangguk kepalanya.
"Pantas saja Evan sangat menyukaimu!,
Sebetulnya saya tidak masalah Evan dengan siapapun mau kaya atau orang biasa, saya hanya ingin pendamping Evan harus punya asal usul yang jelas!" ucap Bu Sindy yang sepertinya terang-terangan menyindir Elena.
Elena begitu kaget mendengar ucapan Bu Sindy, memang Elena berasal dari keluarga yang tidak jelas, bahkan dia hanya di titipkan di sebuah panti asuhan, keluarganya saja dia tidak mengetahuinya. Elena pun tidak bisa menjawab apa-apa.
Akhirnya Bu Sindy segera berpamitan, Bu Sindy hanya ingin memberi peringatan pada Elena, dia ingin siapa pun pendamping Evan harus jelas asal usulnya. Ini juga dia lakukan untuk kebaikan Evan di masa depan.
Sementara itu setelah kepergian Bu Sindy, Elena masih merenungi ucapan Bu Sindy, "Apa Bu Sindy tidak menyetujui hubungannya dengan Pak Evan".
"Memang benar adanya aku tidak jelas asal-usulnya, apa itu yang menyebabkan Bu Sindy dengan sengaja menemuiku?"
Elena begitu pusing memikirkan itu semua, haruskah aku menyudahi semuanya kalau ujung-ujungnya Bu Sindy tidak merestui hubungan ini.
Evan yang sudah ada di kantor pun tiba-tiba merasakan hatinya begitu perih, entah ada perasaan apa yang membuat Evan tiba-tiba gusar, akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi Elena.