NovelToon NovelToon
Sistem Autopilot

Sistem Autopilot

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Sistem / Mengubah Takdir / Penyelamat
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

Pangeran Dari kerajaan Vazkal tiba-tiba mendapatkan sistem auto pilot saat kerajaannya diserang

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Langkah berbahaya

Tugas pertama Pangeran Sekya sebagai prajurit bayaran akhirnya selesai setelah beberapa minggu yang terasa panjang dan penuh tantangan. Ia telah berhasil mengawal seorang anak bangsawan yang manja dan rewel itu dengan selamat sampai tujuan. Ia melewati berbagai rintangan yang menghadang tanpa sedikit pun membongkar penyamaran dirinya yang rahasia.

Meskipun misi itu terasa sepele dan menjemukan, Pangeran Sekya tahu benar bahwa setiap langkah kecil ini adalah bagian penting dari rencana besarnya untuk mengumpulkan dana yang sangat dibutuhkan. Dana itu nantinya akan digunakan untuk menciptakan senjata canggih yang belum pernah ada sebelumnya, sebuah inovasi yang akan mengubah kekuatan kerajaannya.

Ia menatap langit senja yang mulai memerah dengan warna jingga keemasan, merasakan sedikit kelegaan bercampur kerinduan yang mendalam di dalam hatinya. Tekadnya semakin membara, ia siap sepenuhnya menghadapi misi-misi selanjutnya, tak peduli seberapa sulit atau membosankan tugas itu, demi masa depan Kerajaan Vazkal yang ia cintai dan wanita yang sangat ia rindukan.

Saat ia berjalan kembali menuju guild yang ramai dan penuh hiruk pikuk, sebuah pikiran yang tak terduga melintas begitu saja di benaknya.

"Berapa banyak lagi misi seperti ini yang harus kulakukan sampai aku bisa mengambil misi besar yang benar-ben menguntungkan dan mengubah segalanya?"

Sistem autopilot di benaknya segera merespons dengan cepat dan lugas.

{Analisis menunjukkan bahwa reputasimu sebagai Saron masih berada di tahap awal, Pangeran Sekya. Diperlukan setidaknya sepuluh misi kecil lagi untuk membuka akses ke misi dengan bayaran yang sangat signifikan dan menjanjikan}.

Pangeran Sekya menghela napas panjang, sedikit frustrasi dengan jumlah yang disebutkan, namun ia segera menguatkan tekadnya yang membara.

"Baiklah, aku akan melakukannya. Setiap koin yang kudapatkan adalah langkah maju yang pasti menuju tujuan utamaku."

Hari-hari silih berganti dengan cepat, dan Pangeran Sekya, dengan penyamaran sebagai Saron, terus-menerus menerima dan menyelesaikan setiap misi yang diberikan oleh guild. Dari mengamankan jalur perdagangan yang rawan perampok hingga menyingkirkan monster berbahaya yang berkeliaran di hutan, setiap tugas berhasil ia kerjakan dengan mulus dan dalam waktu yang singkat.

Ia bergerak dengan sangat cepat, tanpa cela sedikit pun, membuat namanya sebagai prajurit bayaran yang efisien dan tak tertandingi semakin dikenal luas di kalangan guild. Setiap koin emas yang ia dapatkan adalah satu langkah lebih dekat menuju tujuannya yang besar.

Suatu sore yang tenang, setelah Pangeran Sekya baru saja menyelesaikan misi kesepuluhnya yang menantang, kepala guild menepuk bahunya dengan keras, sebuah isyarat pengakuan atas kemampuannya.

"Saron, kau memang luar biasa!" seru kepala guild, matanya berbinar penuh kekaguman. "Reputasimu melonjak drastis dalam waktu singkat. Ada misi baru yang mungkin akan sangat menarik perhatianmu, bayarannya sangat tinggi dan menggiurkan."

Pangeran Sekya menatap kepala guild dengan tatapan penuh antisipasi yang jelas.

"Misi apa itu?" tanyanya, suaranya terdengar lebih bersemangat dan penuh minat dari biasanya.

Suatu hari, sebuah misi besar yang menjanjikan muncul di papan pengumuman guild, segera menarik perhatian Pangeran Sekya. Misi itu adalah mempertahankan sebuah desa terpencil dari serangan gerombolan orc yang semakin brutal dan tak terkendali. Bayaran yang ditawarkan sangat tinggi, cukup untuk memenuhi kebutuhan material senjata yang ia impikan.

Pangeran Sekya segera menerima misi itu, tahu betul bahwa ini adalah kesempatan emas yang tidak boleh ia lewatkan untuk mendapatkan uang yang sangat ia butuhkan. Ini juga menjadi ujian yang sempurna seberapa jauh kemampuannya sebagai Saron bisa diandalkan dalam situasi yang jauh lebih serius dan berbahaya.

Saat ia membaca detail misi yang tertera, sebuah bisikan kembali terdengar jelas di benaknya.

"Sistem, ini adalah misi yang kita tunggu-tunggu sejak lama, bukan?"

Sistem itu merespons dengan cepat dan lugas, seolah memberikan konfirmasi.

{Benar, Pangeran Sekya. Misi ini akan memberikan imbalan yang cukup besar untuk memulai proyek senjata yang telah direncanakan. Selain itu, ini akan menjadi kesempatan bagus untuk menguji kemampuanmu dalam skala yang jauh lebih besar dan menantang}.

Pangeran Sekya mengepalkan tangannya dengan kuat, tekadnya membara di dalam hati.

"Baiklah, mari kita tunjukkan kepada para orc itu siapa Saron sebenarnya."

Keesokan paginya, Pangeran Sekya, yang kini dikenal luas sebagai Saron, berkumpul dengan beberapa pasukan bayaran lain yang juga mengambil misi yang sama. Mereka adalah sekelompok prajurit yang tampak tangguh dan berpengalaman, namun tatapan mereka menunjukkan keraguan yang jelas akan keberhasilan misi berbahaya ini.

"Kau yakin kita bisa mengalahkan gerombolan orc yang brutal itu, Saron?" tanya salah satu prajurit bayaran bertubuh besar, suaranya terdengar sedikit cemas dan ragu. "Mereka terkenal sangat brutal dan jumlahnya sangat banyak, melebihi perkiraan kita."

Pangeran Sekya hanya tersenyum tipis, sebuah senyuman yang menenangkan dan penuh keyakinan.

"Tentu saja," jawabnya mantap. "Selama kita bekerja sama dengan baik dan mengikuti setiap rencana yang sudah kita susun, tidak ada yang tidak mungkin kita capai. Desa itu pasti akan aman."

Prajurit lain menimpali dengan nada khawatir, "Tapi, bagaimana jika kita kalah? Desa itu akan hancur lebur, dan kita tidak akan mendapatkan bayaran apa pun, bahkan nyawa kita terancam."

Pangeran Sekya menatap mereka satu per satu, matanya memancarkan keyakinan yang sangat kuat dan tak tergoyahkan.

"Kita tidak akan kalah," katanya tegas. "Percayalah padaku sepenuhnya. Sekarang, mari kita segera menuju desa itu. Setiap detik yang berlalu sangat berharga dalam misi ini."

Dengan langkah mantap dan penuh percaya diri, Sekya memimpin pasukan bayaran itu menuju desa tujuan, meninggalkan guild yang ramai di belakang mereka.

Akhirnya, setelah perjalanan yang cukup melelahkan, mereka tiba di desa. Suasana mencekam langsung menyambut kedatangan mereka. Para warga bermuka masam, pucat seolah sudah mati, dan desa mereka juga porak-poranda akibat serangan orc yang berulang kali.

Seorang tetua desa, dengan pakaian compang-camping dan wajah penuh keputusasaan, melangkah mendekat dengan langkah gontai dan berat.

"Kalian... kalian pasukan bayaran yang dikirim guild?" tanyanya, suaranya serak dan penuh keputusasaan yang mendalam. "Kami tidak punya banyak harapan lagi. Orc-orc itu terlalu kuat dan kejam. Mereka datang lagi setiap malam, menghancurkan apa pun yang tersisa dari desa kami."

Pangeran Sekya melangkah maju, menatap tetua itu dengan tenang dan penuh pengertian.

"Kami di sini untuk membantu," jawabnya. "Kami akan mengusir orc itu jauh-jauh. Jangan khawatir, desa ini pasti akan aman kembali."

Prajurit bayaran lain saling pandang, keraguan masih terlihat jelas di wajah mereka. Salah satu dari mereka berbisik pelan, "Saron, apa kau yakin? Lihat kondisi desa ini. Mereka sudah hancur lebur, nyaris tak bersisa."

Pangeran Sekya mengabaikan bisikan itu. Ia menatap tetua desa lagi dengan tatapan serius.

"Di mana orc itu biasanya menyerang?" tanyanya. "Dan berapa banyak dari mereka yang biasanya datang setiap kali menyerang?"

Tetua desa menunjuk ke arah hutan di belakang desa dengan tangan gemetar dan penuh ketakutan.

"Mereka datang dari sana, setiap malam tanpa henti. Jumlahnya... kami tidak tahu pasti, tapi sangat banyak. Lebih dari yang bisa kami hitung dengan mata telanjang."

Pangeran Sekya mengangguk.

"Baiklah," katanya tegas. "Kami akan bersiap sepenuhnya. Kalian, para warga, tetaplah di dalam rumah dan jangan keluar. Kami akan melindungi kalian dengan segenap kekuatan kami."

Malam pun tiba, namun orc-orc itu tidak menyerang sama sekali. Hening yang mencekam menyelimuti desa, hanya suara angin yang berdesir pelan di antara reruntuhan bangunan. Pangeran Sekya dan pasukan bayaran tetap bersiaga penuh, mata mereka awas mengawasi setiap bayangan yang bergerak di kegelapan malam.

"Saron," bisik salah satu prajurit, "mereka tidak datang. Apa kita salah perkiraan tentang waktu serangan mereka?"

Pangeran Sekya menatap ke arah hutan yang gelap dan sunyi.

"Jangan lengah sedikit pun," jawabnya pelan. "Orc itu licik dan tidak bisa ditebak. Mungkin mereka sedang menguji kesabaran kita, atau mencari celah dalam pertahanan kita. Tetap fokus pada tugas kalian."

Prajurit lain menimpali dengan nada cemas, "Tapi, ini membuat kita semakin cemas. Lebih baik mereka menyerang saja daripada menunggu seperti ini tanpa kepastian."

"Kecemasan adalah bagian dari perang yang harus kita hadapi," kata Pangeran Sekya, nadanya tenang namun penuh otoritas. "Tetaplah di posisi kalian. Kita akan menunggu sampai fajar menyingsing, atau sampai mereka menunjukkan diri sepenuhnya."

Beberapa hari berlalu, namun orc-orc itu tak kunjung datang menyerang desa. Ketegangan mulai terasa jelas di antara pasukan bayaran. Mereka mulai gelisah, bertanya-tanya apakah orc itu sudah menyerah dan pergi, atau sedang merencanakan sesuatu yang jauh lebih besar dan berbahaya.

"Saron, ini sudah hari ketiga kita menunggu," keluh seorang prajurit, suaranya penuh kebosanan dan frustrasi. "Orc itu tidak muncul sama sekali. Apa kita harus terus menunggu seperti ini tanpa kepastian?"

Pangeran Sekya menghela napas panjang.

"Kita tidak bisa mengambil risiko apa pun," jawabnya. "Jika kita lengah sedikit saja, mereka bisa menyerang kapan saja tanpa peringatan. Kita harus tetap waspada penuh."

Prajurit lain menimpali, "Tapi, persediaan makanan kita mulai menipis drastis. Dan para warga juga mulai kehilangan harapan mereka."

"Aku tahu," kata Pangeran Sekya, matanya menatap tajam ke arah hutan yang gelap. "Aku akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Aku akan menyelinap ke sarang mereka dan melihat apa yang sebenarnya mereka rencanakan."

Malam keempat tiba, dan keheningan yang mencekam masih menggantung di udara. Para orc tetap tidak menunjukkan diri. Pasukan bayaran mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan yang jelas dan frustrasi yang mendalam. Mereka saling berbisik, keraguan mulai merayap di hati mereka, mengikis semangat.

"Saron," ujar seorang prajurit dengan suara rendah dan penuh kekhawatiran, "kita tidak bisa terus seperti ini. Para orc itu mungkin sudah pergi, atau mereka sedang menyiapkan serangan besar yang tak terduga dan mematikan. Kita harus membuat keputusan sekarang."

Pangeran Sekya menatap wajah-wajah lelah di sekelilingnya. Ia tahu mereka benar.

"Kalian semua," katanya, suaranya tegas namun menenangkan, "aku akan pergi ke hutan. Aku akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di sarang orc. Kalian tetap di sini, jaga desa ini sampai aku kembali dengan informasi."

Prajurit lain segera memprotes dengan keras, "Tapi itu terlalu berbahaya, Saron! Kau tidak bisa pergi sendirian! Bagaimana jika itu jebakan yang mereka siapkan?"

"Aku tidak punya pilihan lain," jawab Pangeran Sekya, matanya memancarkan tekad yang kuat dan tak tergoyahkan. "Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi dalam ketidakpastian ini. Aku akan berhati-hati penuh. Tetaplah waspada di sini sampai aku kembali."

Dengan langkah senyap dan hati-hati, Pangeran Sekya menyelinap masuk ke dalam kegelapan hutan, meninggalkan pasukan bayaran yang kini diliputi kekhawatiran dan ketidakpastian yang mendalam.

1
Rizky Fathur
Thor buat satu bab lagi cepat tangkap pangeran lamino buat mcnya kejam siksa pangeran lamino buat Dion memohon lepaskan adiknya tapi Buatkan mcnya langsung bantai pangeran lamino dengan kejam buatkan Dion menjadi gila Thor
Khusus Game
Sabak bang sabak
Rizky Fathur
buat satu bab lagi Thor cepat hancurkan kerajaan lamina Thor
Rizky Fathur
Thor ko belum update
Rizky Fathur
Thor cepat bab selanjutnya hancurkan kerajaan lamina tangkap ayahnya Dion dan ibunya Dion dan adiknya Dion Siksa mereka dengan kejam buat Dion minta bebaskan keluarganya bautakan mcnya tidak bebaskan keluarganya Thor bautkan mcnya bilang aku akan menghukum mati kalian dan kerajaan lamina akan menjadi milikku bautkan mcnya ketawa kejam Thor bautkan Dion ketakutan Thor
Rizky Fathur
lanjut update thor buat satu bab lagi Thor buat bantai kerajaan keluarga dion kemudian tangkap ayah dan ibunya Dion dan adiknya siksa dengan kejam Thor baut Dion minta bebaskan keluarganya bautakan mcnya berkata dengan kejam aku akan membantai kalian semua kerajaan kalian akan menjadi milikku bautkan Dion ketakutan Thor bautkan dion minta ampun tapi tidak di maafkan Thor bautkan diom di hukum mati dengan hukuman mati yang paling kejam Thor
Rizky Fathur
cepat bantai Dion dengan kejam Thor buatkan dia minta ampun Tapi mcnya tidak memberikan ampunan buatkan juga mcnya bantai keluarga Dion dengan kejam buatkan Dion menangis karena menyesal Thor
Khusus Game: siap komandan
total 1 replies
Khusus Game
jika suka karya ini tolong di like ya. karena 1 like dari kalian membuat pikiran author bisa berjalan. wkwkwkw
MoonShape: baguss thor...
total 1 replies
Khusus Game
support author dengan cara like dan komen.
Khusus Game
Sabak bang Sabak... wkwkwk
Rizky Fathur
Thor cepat bantai dion dengan kejam Thor
Rizky Fathur
Thor cepat bantai pangeran Dion dengan kejam Thor
Khusus Game: udh update bang
total 1 replies
キャットマスター
keren baget sumpah MC-nya gak ada embel embel lemah cuma di awal cerita sedikit naif tapi makin ke sini kenaifan hilang dengan muncul kepercayaan diri yang tinggi. mantap thor lanjutkan karyamu 👍
Talklesswinmore
Asyik banget bacanya!
Ichigo Kurosaki
Ga nyesel baca. 🙌
Wesal Mohmad
Karakternya juara banget. 🏆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!