NovelToon NovelToon
Bad Boy Falling In Love

Bad Boy Falling In Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

"Siapa nama lo?." Suara lelaki itu yang dalam bergema di telinga seorang gadis yang menatapnya dengan penuh minat.

"A-abila!." Jawabnya tergagap

"Apa cewek itu ngeliatin kita?." Lelaki itu melirik ke arah gadis lain yang tengah memperhatikan mereka dengan mengepalkan tangannya.

Abila yang mengerti maksud lelaki tampan yang berdiri di hadapannya itu langsung mengangguk pelan. "I-iya."

"Good!."

Tanpa berkata apa pun lagi, lelaki itu langsung mencium bibir Abila

Dan, tidak ada yang menyangka bahwa ciuman itu yang akan menentukan nasib mereka.

Satu ciuman dari bad boy tampan dan semua berakhir bagi Abila

Sejak orang tuanya meninggal, Abila Beyza Auliandra lebih suka menjalani kehidupannya dengan tenang. Pemalu dan pendiam, Abila hanya bisa bersikap bebas ketika berada di dekat sahabatnya, Rafka Shankara Arsala pemain basket yang sedang naik daun di sekolah mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11

Sekolah sma Mahardhika terlihat ramai dengan banyaknya siswa dan siswi yang hadir hari ini. Cuaca cerah, namun tidak terlalu panas, jadi sebagian besar siswa yang mendapatkan jamkos lebih memilih duduk-duduk di luar kelas.

Abila mendapat pelajaran sastra lebih awal hari ini, tetapi yang membuatnya kesal, Zerga juga kebetulan ada dikelas itu.

Zerga sering membolos, tetapi setelah mendapat surat peringatan, dia terpaksa masuk kelas.

Abila duduk di pojok ruangan, jauh dari tatapan semua orang. Beruntungnya, dia tidak diganggu oleh Lyoraa lagi setelah hari itu, tetapi mau bagaimana pun Abila harus tetap waspada.

Rafka masih mendesak Abila untuk mengadu ke kepala sekolah, tetapi Abila membenci konfrontasi, yang dia inginkan adalah kedamaian.

Abila mengeluarkan bukunya, membuka halaman berisi kumpulan puisi dan teori mengenai hal itu. Gadis itu mulai membacanya, seperti yang diperintahkan guru pada semua murid.

Tetapi Abila tiba-tiba erasakan sesuatu menghantam kursi disebelahnya. Zerga meletakkan tasnya diatas kursi disebelah Abila, membuat Abila yang menoleh pun terkejut.

"Kamu? Ngapain kamu disini?." Cicit Abila.

"Plese, Zerga." Pinta Abila, hampir terlintas memelas. "Aku ngga bisa bantuin kamu!." Abila melirik dengan raut wajah gugup kearah para siswa yang menatapnya dengan tatapan iri.

Terutama para gadis, mereka ingin dekat dengan Zerga dan bertanya-tanya apa yang dilakukannya dengan gadis polos seperti Abila. Abila justru semakin tidak nyaman dengan perhatian yang tertuju padanya

"Bantu gua, kalau ngga gua akan kasih tau ke semua orang tentang ciuman kita." Ancam Zerga, dia menyeringai puas saat melihat ekspresi Abila yang kesal.

Gadis itu marah, tetapi dia tidak punya nyali untuk melawan Zerga. Mengapa lelaki itu tidak bisa meninggalkan Abila dengan tenang?.

Abila memalingkan wajahnya, berusaha untuk tidak menatap Zerga. 'Mendingan aku hindari dia aja.' Batin Abila

Tetapi Zerga tiba-tiba mengambil buku milik Abila dan menariknya. "Ngomong-ngomong gimana penjelasan tentang puisi di buku ini?." Tanya Zerga sembari membolak balik halamannya.

"Pelan-pelan aja dong." Pinta Abila. "Nanti ada bekas lipatannya!." Abila mencoba merebut buku miliknya, tetapi sia-sia. Zerga mengangkat tangannya dan menjauhkan buku itu dari jangkauan Abila.

"Jelasin aja ke gua tentang puisi ini!."

"Nyebelin banget!." Gumam Abila. Dia mencoba menenangkan dirinya sembari membetulkan kacamatanya. "Puisi ini tentang seorang gadis yang terjebak dimenara."

"Kenapa?."

"Karena dia terkena kutukan sejak lahir. Kalau dia liat langsung ke luar jendela, dia bisa langsung mati saat itu juga. Jadi, dia cuma bisa duduk didepan cermin supaya bisa liat pantulan dunia diluar jendela."

"Cuma gitu doang?." Zerga mencibir. "Cerita ga jelas!."

"Bukan cuma itu aja!." Kata Abila, mengoreksi. Ia berdeham sebelum akhirnya kembali buka suara. "Suatu hari--"

"Banyak banget penjelasannya." Zerga terkekeh.

"Tokoh keduanya itu seorang kesatria. Kamu sama sekali ngga pernah baca? Lancelot, kesatria terhebat! Tokoh tragis dalam kisah arturian!."

Abila kemudian melanjutkan ceritanya, sementara Zerga mendengarkannya dalam dia. Abila sedikit senang karena itu adalah salah satu puisi favoritnya. Ia menangis setiap kali membacanya dan tak kuasa menahan iba atas kisah tragis dalam puisi tersebut.

Tak lama kemudian, guru pun masuk dan semua murid bergegas kembali ke tempat duduk mereka masing-masing. Zerga diam saja, memikirkan kisah yang Abila ceritakan tadi.

"Baiklah anak-anak!." Seru guru itu. "Berapa banyak dari kalian yang sudah membaca cerita dibalik puisi yang kemarin kita pelajari?."

Semua murid dikelas itu mengangkat tangannya, termasuk Abila, tetapi Zerga tidak mengangkat tangannya.

"Zerga?." Guru itu mengernyitkan dahinya. "Berdiri sekarang juga!."

Zerga dengan santainya langsung berdiri.

Abila hanya bisa menghela napasnya dan berpura-pura kembali membaca buku pelajarannya.

"Ceritakan ke kita semua tentang apa saja yang kamu pahami dipuisi ini." Perintah guru itu, mencoba mempermalukan Zerga yang tidak membaca penjelasan tentang puisi.

"Bu Anita yang terhormat. Menurut saya, gadis yang menjadi pemeran utama itu sangat menyedihkan." Kata Zerga. "Gadis lemah yang lebih memilih mati demi cinta sesaat daripada hidup untuk dirinya sendiri."

Semua menoleh kearah Zerga dan raut wajah mereka terlihat terkejut setelah mendengar penjelasan Zerga. Bahkan Abila juga mendongak kaget.

"Untuk seseorang yang tidak bisa mempertahankan tekadnya untuk hidup untuk dirinya sendiri, tapi berpikir lebih baik mato demi cinta. Jadi, saya menyimpulkan bahwa gadis itu adalah orang yang lemah." Imbuhnya. "Seandainya dia masih hidup, dia pasti bisa melihat ksatria pujaanya setiap hari. Itu akan akan memberinya motivasi untuk mematahkan kutukan dan menemukan cara agar mereka bisa hidup bersama selamanya."

"Sebaliknya, gadis itu merelakan hidupnya demi seorang pria yang belum tentu juga mencintainya pada saat pertemuan pertama mereka. Dia menoleh kearah jendela dan itu sama artinya dengan menyerahkan hidupnya ke tangan pria yan dicintainya. Sekarang, liat apa yang sudah terjadi pada gadis itu. Saya rasa gadis itu menginginkan belas kasihan dar pria yang dicintainya. Kalau itu yang dia inginkan, saya itu namanya bukan cinta. Hanya keegoisan." Panjang lebar Zerga menjelaskan dan dengan bahasa yang enak didengar, juga dimengerti.

Semua orang terkejut dengan sikap Zerga yang sangat berbeda hari ini.

Berbeda dengan Abila yang menatap Zerga dengan tatapan takjub. Ada sesuatu dalam suara Zerga yang membuat Abila merasa bahwa lelaki itu memiliki cara berpikir yang dalam dan tidak ada orang yang mengerti hal itu.

Abila merasa, seolah-seolah Zerga sedang menceritakan pengalamannya sendiri dan dengan cara yang berbeda. Zerga mengasihi pemeran wanita dalam kisah ini.

"Eh..." Guru itu terdiam. "Ini salah satu cara pandang Zerga." Kata guru itu pada murid-muridnya dan kemudian kembali menatap Zerga. "Kamu boleh duduk, Zerga."

Zerga pun duduk, ia terlihat acuh tak acuh dengan tatapan yang diterimanya.

Abila segera mengalihkan pandanganya, membenamkan wajahnya di balik rambut panjangnya yang tebal.

Sisa jam pelajaran dikelas berjalan lancar seperti biasanya. Abila sesekali melirik kearah Zerga, tetapi Zerga tida menatapnya.

"Dan sekarang untuk proyek semester kalian, anak-anak!." Kata Bu Anita setelah satu kelas menyelesaikan diskusi mereka, beberapa menit yang lalu. "Ini akan menjadi proyek berpasangan sesuai yang ketua kelas dan kalian sepakat sebelumnya. Kalian akan diberikan lima buku. Pilih salah satu dan tulis ulang menjadi drama bergaya Shakespeare. Dan sekarang untuk proyek berpasangan..."

Bu Anita menegakkan punggungnya, mengamati para murid-murid didalam kelasnya, semuanya terlihat duduk berpasangan.

"Dari pada memasangkan sesuai yang kalian mau dan itu bisa menghambat waktu untuk tugas sekaligus kerja kelompok kalian. Ibu rasa, kalian bisa berpasangan dengan teman yang duduk disebelah kalian masing-masing." Seru Bu Anita.

Mendengar hal itu, Abila langsung terlihat kesal.

Sementara murid-murid yang lain blangsung bersorak setuju dengan keputusan itu.

"Gua pikir... gua bakalan terjebak sama lo sampe akhir semester." Gumam Zerga dengan santainya. "Lo suka, kan?." Tanya, sembari menunjukkan seringain dibibirnya, sementara matanya melirik kearah Abila yang mengepalkan tangannya, menahan emosi dalam dirinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!