Arga, menyandang gelar casanova dingin yang tidak suka terikat hubungan, apalagi pernikahan. Maka diusianya yang sudah matang belum juga menikah.
Namun, kematian Sakti membuat dia harus menikahi Marsha. Wanita yang sedang mengandung benih milik sang adik.
Menikahi wanita yang tidak dia cintai, tidak mengubah kelakuan Arga yang seorang casanova suka bersenang-senang dengan para wanita.
Kebaikan, perhatian, dan keceriaan Marsha mengubah Arga secara perlahan sampai dia merasa tidak tertarik dengan para wanita diluar sana.
Namun, semua berakhir saat Valerie bangun dari koma panjang. Arga lebih mementingkan sang kekasih dari pada Marsha yang sedang hamil besar.
Arga merasakan penyesalan saat Marsha mengalami koma setelah melahirkan. Ketika sadar sang istri pun berubah menjadi sosok yang lain. Tanpa Arga duga Marsha kabur membawa Alva, bayi yang selama ini dia besarkan.
Akankah Arga bisa mendapatkan Marsha dan Alva kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Kekuatan Doa
Bab 29
Setelah selesai kerja Arga memutuskan untuk makan siang di kantin kantor. Sambil menggendong Alva, pria itu berjalan ke ruang Pandu. Dia berniat untuk mengajak makan bersama.
"Pandu—" Arga tidak melanjutkan ucapannya, tetapi langsung menutup pintu itu kembali.
Kecewa, itu yang sedang Arga rasakan saat ini. Dia berharap kalau temannya itu mengakhiri petualangan cintanya bersama wanita nakal. Ternyata jarangnya kehadiran Arga di kantor membuat sang sekretaris, Ratna dan Pandu lebih leluasa saat mereka melakukan bercinta di ruang kerja.
'Pantas saja pekerjaan Ratna sangat buruk dan lelet,' batin Arga yang belakangan ini sering disibukan dengan memperbaiki laporan keuangan yang sering terjadi kesalahan.
Saat Arga makan siang sambil menyuapi Alva, Pandu datang ke sana lalu duduk di depan Arga. Laki-laki itu tahu kalau temannya ini akan mengomeli dirinya.
"Kamu malah semakin menjadi setelah dinasehati," kata Arga kepada temannya.
"Kamu 'kan tahu sendiri kalau aku tidak bisa mengendalikan nafsuku itu. Aku berbeda dengan dirimu yang sejak menikah langsung bisa lepas dari para wanita. Apa segitu hebatnya Marsha di atas ranjang sampai kamu tidak tergoda lagi kepada wanita di luar sana?" tanya Pandu.
Arga hanya tertawa kecil. Dia sendiri tidak tahu kenapa dia bisa sampai tidak tertarik sama wanita di luar sana. Bahkan kepada Valerie yang pernah menjadi penguasa hatinya.
'Apa ini karena doa Marsha, ya?' batin Arga.
Dulu saat mereka baru menikah, Arga hendak ke dapur untuk minum. Dia tidak sengaja mendengar ucapan Marsha dalam doanya di sepertiga malam. Wanita itu memohon agar suaminya dijaga dari perbuatan dosa, terutama perbuatan zina.
Hati Arga bergetar mendengar doa Marsha yang lirih dalam isak tangisnya. Mungkin doa wanita itu langsung di ijabah, karena doa seorang istri yang ikhlas dan khusyuk demi kebaikan seorang suaminya. Tanpa laki-laki itu sadari dia tidak merasa bernafsu lagi pada wanita lain. Justru tubuh dia menjadi bernafsu kepada Marsha setelah tanpa sengaja saat melihatnya berganti pakaian.
"Makanya aku saran kamu cepat-cepat menikah. Banyak sekali hal kebaikan yang akan kamu rasakan," jawab Arga sambil menyuapi Alva.
Pandu merasa iri kepada Arga yang terlihat bahagia saat bersama Alva. Di mana ada Alva di situ ada Arga, kecuali saat-saat tertentu.
"Wajah anak kamu semakin besar mirip sekali dengan kamu? Itu menandakan betapa cintanya kamu kepada Marsha. Aku yakin kamulah yang selalu merengek meminta jatah kepada istrimu tiap malam," kata Pandu sambil berkelakar.
Arga hanya tertawa menanggapi ucapan temannya ini. Jangankan meminta jatah untuk bercinta tiap malam, mencium bibirnya saja tidak pernah. Mereka paling sebatas pegangan tangan. Meski pernah beberapa kali dia memeluk tubuh Marsha, itu juga bisa dihitung jari. Dirinya tahu diri kalau istrinya itu perempuan baik-baik dan terhormat.
Arga sempat melakukan cek kesehatan tubuhnya terutama alat reproduksi. Meski selama ini dia selalu menggunakan pengaman setiap bercinta, tetap saja ada ketakutan dalam dirinya. Betapa bersyukurnya laki-laki itu saat dinyatakan sehat tidak memiliki masalah apa pun.
***
Arga membawa pulang dahulu Alva ke apartemen sebelum dia pergi ke rumah sakit. Dia akan menunggui Marsha malam ini.
"Bu, bagaimana keadaan Marsha?" tanya Arga sambil menyalami tangan Ayu.
"Masih sama seperti sebelumnya. Alva mana?" tanya wanita berusia kepala lima.
"Dia sedang bersama Ibu Indah di apartemen," jawab Arga sambil mengelus kepala Marsha dengan lembut.
"Kalau begitu ibu pulang dulu," ucap Ayu lalu mencium kening Marsha.
Wanita paruh baya itu selalu berharap sang menantu bisa segera membuka matanya. Dia sudah begitu sayang kepada Marsha sebelum menjadi menantu.
Arga mengaji dekat Marsha sambil memegang kepalanya. Jika dulu sang istri yang selalu melantunkan doa untuk kebaikannya, sekarang giliran laki-laki itu mendoakan kebaikan untuk istrinya.
'Ya Allah, aku bersaksi kalau Marsha adalah seorang hamba-Mu yang baik dan selalu mengingatkan aku agar selalu berada di jalan-Mu yang lurus, meski aku sering mengabaikan hal itu saat tidak bersama dengannya. Aku mohon berikan kebaikan dan kesembuhan untuk dirinya. Izinkan kami untuk selalu bersama menggapai surga-Mu.'
Arga terisak setiap kali membaca surat An-nisa atau surat At-Tahrim, tentang hubungan suami istri dalam hidup berumah tangga. Betapa bodohnya dia dahulu karena mengabaikan Marsha dan malah memilih menghabiskan waktu dengan Valerie. Rasanya Arga ingin memeluk tubuh Marsha dan menumpahkan perasaan dia kepadanya. Permintaan maaf dan perubahan dirinya saja tidak akan cukup untuk menghilangkan rasa sakit yang pernah dia torehkan kepada sang istri.
Tangan Marsha yang berada di genggaman tangan Arga bergerak. Betapa terkejutnya Arga saat melihat hal ini.
"Marsha?" Mata Arga terbelalak.
"Kamu sudah sadar?" Arga menekan tombol panggilan untuk perawat.
"Marsha, buka matamu!" Arga membelai pipi istrinya.
Kelopak mata Marsha bergerak dan ini membuat Arga merasa bahagia. Air matanya meluncur begitu saja tidak bisa dia tahan lagi. Betapa bahagianya dia, penantian selama 2 tahun ini membuahkan hasil.
***
Bagaimana hubungan Marsha dan Arga setelah ini? Ikuti terus kisah mereka, ya!