Ditikung Kakak Kandung

Malam harinya,....

Semua orang sudah tampak terlelap di dalam kamarnya masing-masing. begitu pun juga dengan Asmirandah. wanita yang memiliki lesung di kedua pipinya itu, baru saja terlambat. Namun tiba-tiba saja, wanita itu terbangun karena merasakan sesuatu yang aneh menyentuh kaki jenjangnya. semakin lama, sentuhan itu semakin merambat naik.

Sontak saja hal itu membuat Asmirandah, seketika terperanjat kaget. wanita cantik itu segera bangun dari tempat tidurnya. dan betapa terkejutnya wanita itu, saat mendapati seseorang yang sangat ia hindari berdiri tepat di depan matanya.

"Yu... Yudha, untuk apa kau ada di sini? pergi!"teriak wanita itu dengan sangat lantang Seraya melempar apa saja berharap mengenai laki-laki itu.

"tolong! tolong!"ucap wanita cantik itu Seraya mencoba untuk menghindari dari Yudha. karena laki-laki itu, semakin melangkahkan kakinya untuk semakin dekat dengan Asmirandah.

Tentu saja hal itu membuat Asmirandah merasa sangat ketakutan. bagaimana laki-laki itu dapat masuk ke dalam kamarnya, padahal Asmirandah sudah mengunci pintu kamar itu.

"tolong pergi Yudha jangan seperti ini."ucap Asmirandah Seraya beringsut mundur dengan air mata yang bercucuran. namun sayangnya, laki-laki itu seakan menuliskan kedua pendengarannya.

Karena bukannya semakin mundur, Yudha malah semakin berjalan mendekati wanita itu. tentu saja hal itu membuat Asmirandah yang melihatnya, merasakan ketakutan yang luar biasa. karena telah merasa terpojok, wanita itu nekat menerjang Yudha yang masih ada di hadapannya saat ini.

bugh

Wanita itu menendang asal bagian tubuh Yudha. berharap laki-laki itu akan tumbang dan dirinya bisa melarikan diri dari sana. Namun ternyata, usahanya itu sia-sia. karena laki-laki itu malah menarik tangannya. hingga membuat mereka, akhirnya jatuh dengan posisi saling tindih di atas tempat tidur.

Tentu saja, Hal itu membuat Asmirandah meraung-raung dan merantau memohon untuk dilepaskan. namun seakan Yudha menuli kan pendengarannya. karena laki-laki itu, malah semakin melangkah maju. hingga membuat Asmirandah ketakutan luar biasa.

"aaakkkhhhh!"teriak wanita itu dengan suara yang sangat nyaring. saat Yuda berhasil merobek pakaian tidur milik wanita itu. tentu saja hal itu membuat Yudha yang melihatnya, seketika tersenyum miring. dan perlahan tapi pasti, laki-laki itu mendorong badannya sendiri untuk segera meraih kebahagiaan bersama dengan wanita yang sangat ia cintai itu. namun tiba-tiba saja,..

bugh

"aaakkkhhhh!"

Yudha seketika mengerang kesakitan. saat aset berharganya itu ditendang dengan sangat kuat oleh Asmirandah. membuatnya seketika tumbang tak sadarkan diri. melihat peluang yang ada di depan mata itu, lantas tak disia-siakan oleh Asmirandah.

Wanita itu dengan segera langsung memanfaatkan keadaan itu untuk melarikan diri.

brakkk

Sesampainya di luar kamarnya, wanita itu segera mengatur nafasnya yang terengah-engah. kemudian dengan segera berjalan dengan cepat untuk menuju ke arah belakang rumah mewah kedua orang tuanya itu.

Karena di sana, terdapat bangunan kecil yang biasanya digunakan untuk semua orang yang bekerja di rumah kedua orang tuanya.

Sesampainya di dalam rumah kecil itu, Asmirandah segera berlari menuju salah satu kamar yang biasanya digunakan untuk para pekerja itu beristirahat.

"Papa, Bunda, kapan kalian akan kembali? aku sangat ketakutan!"ucap wanita itu dengan air mata mengalir seperti anak sungai. setelah menangis cukup lama, wanita itu segera mengusap air matanya.

"mungkin untuk kedepannya, aku akan tinggal di sini."ucap wanita itu setelah tenang dari rasa trauma yang baru saja menghampiri hatinya itu. dan pada akhirnya, Asmirandah tertidur di salah satu kamar milik para pekerja rumahnya itu yang sudah tidak terpakai.

****

Sementara itu di tempat lain, terlihat seorang laki-laki yang sangat gelisah. karena memikirkan sesuatu hal dari seorang wanita yang mulai merasuki relung hatinya saat ini. siapa lagi orangnya jika bukan Zidane.

Laki-laki berkulit hitam manis itu sejak sore tadi tidak bisa melepaskan ingatannya dari wanita yang pernah hampir menjadi adik iparnya itu. karena perubahan sikap dari Asmirandah benar-benar mencolok.

"kenapa aku terus saja kepikiran wanita itu? apa yang sebenarnya terjadi pada hatiku? apakah aku memang benar-benar sudah memberikan hati kepadanya?"tanya laki-laki itu pada dirinya sendiri. karena Zidane merasa, semua terlalu cepat.

Laki-laki itu harus menganalisa semuanya terlebih dahulu. agar tidak ada keraguan dalam hati suatu saat nanti.

tring tring tring

Terdengar suara dengan ponsel dari arah nakas. membuat laki-laki itu, dengan segera meraih benda pipih itu.

"halo Mam, ada apa?"tanya laki-laki itu saat menyadari siapa yang menelpon.

"apa kamu sudah istirahat?"tanya ibunda Zidane dari seberang sana.

"belum Mam, memangnya ada apa?"hanya laki-laki itu.

"tidak ada apa-apa. Mami hanya ingin bertanya, apakah hubungan kamu dan juga Naomi masih baik-baik saja?"tanya Ajeng-ibunda dari Zidane dari sebelah sana.

Tentu saja pertanyaan dari wanita paruh baya itu, membuat Zidane seketika terdiam. karena laki-laki itu, masih memikirkan apa yang harus ia lakukan. tidak mungkin, laki-laki itu mengatakan semuanya pada kedua orang tuanya. karena dapat dipastikan, mereka semua akan terpukul saat mendengar berita ini.

Apalagi Ajeng. wanita paruh baya itu sangat menyayangi wanita yang bernama Naomi itu. namun sayangnya, perasaan tulus yang diberikan kepada kedua orang tua laki-laki itu, harus dibayar dengan penghianatan yang dilakukan oleh Naomi. entah apa yang akan dilakukan oleh Ajeng nantinya saat wanita paruh baya itu mengetahui fakta sebenarnya.

Satu hal yang diinginkan oleh Zidane saat nantinya semua terbongkar. dirinya tidak diminta untuk menjauhi keluarga dari Naomi. karena walaupun laki-laki itu sangat membenci wanita yang sempat menjadi wanita kesayangannya itu, namun tidak bisa dipungkiri rasa sayang yang ditunjukkan oleh laki-laki itu pada orang tua Naomi adalah perasaan tulus yang keluar dari dalam hatinya.

Laki-laki berkulit hitam manis itu hanya tidak ingin semuanya menjadi renggang hanya karena masalah seperti itu. karena Zidane, benar-benar menyayangi keluarga Orlando seperti keluarganya sendiri.

"Zidane kau mendengar ucapanku kan?"pertanyaan dari Ajeng di seberang sana, membuat lamunan laki-laki itu seketika buyar.

"e ..eh iya Mami aku masih ada di sini. aku dan Naomi, masih baik-baik saja kita masih menjalin hubungan seperti biasa."ucap laki-laki itu berbohong. berharap wanita paruh baya itu tidak curiga padanya.

"kamu tidak lagi berbohong pada Mami, kan?"tanya Ajeng dari seberang sana. seakan-akan, wanita paruh baya itu mengetahui tentang apa yang disembunyikan oleh putranya sendiri.

Tentu saja, hal itu membuat Zidane yang mendengarnya, sedikit merasa gelagapan dan juga cemas yang bersamaan.