Kaira Lestari anak berusia 19 tahun yang dulunya seorang anak kecil yang selalu manja dan bahagia,namun kepergian sang Ibu membuatnya hancur berantakan.Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda yang membawa satu anak perempuan yang hampir satu usia dengan nya. Hidup nya di siksa habis habisan,selain Luka batin,luka dan lebam selalu memenuhi tubuh nya. Akankah ada hari bahagia atau senyum lagi muncul di bibir gadis itu?
Beli sepatuku ma
Matahari sudah mulai mengurangi panasnya,wangi masakan tercium oleh hidung di sebuah dapur yang lumayan mewah.
Satu mangkok sup ayam di letakkan di atas meja, dengan beberapa hasil masakan sudah terpajang di sana.
Panasnya aura dapur menambah keringat di dahi dan di tubuh gadis itu,siapa lagi kalau bukan Kaira.
Kaira melihat sekitarnya,piring kotor dan lantai yang sedikit kotor, pekerjaan gadis itu bukan hanya memasak,tapi dia harus membersihkan bekas barang yang ia gunakan selama menyulap bahan itu menjadi sebuah makanan yang enak.
“Makanan nya sudah siap?”
Kaira yang sibuk menyuci piring melihat ke arah Andini yang sudah lengkap dengan dresd berwarna pink di baluti dengan beberapa corak bunga yang hampir senada dengan warna dresnya,
Hand bag juga menempel di tangan kirinya,bahkan rambutnya sudah terglow indah tergerai.
“Udah Din, kamu mau kemana?”
“Bukan urusan lo! Ngapain nanya nanya gue?”seperti biasa, nada itu terderngar ketus.
Andini mendaratkan bokongnya di atas kursi makan yang biasa ia duduki.
Dirinya segera meracik makanan yang akan ia santap.dia tidak bisa berbohong soal rasa masakan gadis yang sibuk mencuci piring itu, tapi mulutnya tidak terima jika memuji hasil masakan Kaira.
“Buatin gue susu…”sembari Andini menyantap nasinya.
“Bentar ya,aku mau ngepel dulu.”
“Aku maunya sekarang!”
Kaira menghela nafas,akhirnya dia mengalah,gadis itu segera menyiapkan permintaan Andini.
“Ohh iya,tadi gue puas banget lihat lo di bully kak Aurel.hahahha…besok lo nggak bisa sekolah lagi dong karena sepatu busuk lo kan udah di rusakin..”terlihat puas wajah dan mulut itu tertawa melihat remeh ke arah Kaira.
Kaira hanya terdiam,dia baru ingat kalau dia sudah tidak punya sepatu lengkap lagi.
“Din,aku pakai sepatu kamu yang udah nggak kamu pakai lagi ya?”
“Apa coba ulang?”
Kaira terdiam sesaat.”aku pakai sepatu bekas yang udah nggak kamu pakai lagi.”
Andini menahan tawanya,lalu tidak lama.”hahahahha….hahahah…lo lagi minta sama gue? Emang setiap apa yang lo minta pernah gue turutin? Dihh najiss..”
Kaira meletakkan satu gelas susu rasa cokelat ke atas meja.
“Kan kamu udah nggak make lagi,kalau buat beli yang baru mama pasti nggak mau.”
Kaira harus terbiasa memanggil aku kamu kepada gadis itu, kalau lo dan gue,Andini sangat tidak terima.
“Bukan urusan gue..”Andini berdiri dari duduknya lalu dia meninggalkan Kaira sembari membawa susu cokelat.
Kaira melihat makanan yang ada di atas meja,dengan cepat ia menyiapkan ke sebuah piring, karena dia sudah lapar,dan sebentar lagi ibunya akan ke dapur,bisa bisa ibunya punya alasan lagi supaya dirinya tidak bisa menikmati makanan itu.
Kaira langsung menyantap makanan itu dua kali lebih cepat dari biasanya.
.
“Besok aja deh kita nyiksa pembantu lo itu,tadi kan kak Aurel udah bully.”
Andini menikmati coffe late yang ada di hadapannya.”besok dia belum tentu sekolah, sepatunya kan nggak ada..”
“Ohh iya benar juga.”
“Kan bagus sih kalau dia nggk sekolah,jadinya mata lo kan nggak terganggu ngelihat dia satu sekolah sama kita.”balas Shinta lagi.
“Hmm gimana kalau besok gue kasih aja sepatu bekas,setelah itu,besok kita kerjain dia di kamar mandi?”Andini melihat sahabatnya bergantian.”tadi dia minta sepatu ke gue,dan gue tolak,tapi setelah gue pikir pikir, kayaknya gue kasih aja deh.”
“Hmm iya,kasih aja din,sepatu lo yang udah kusam dikit warnanya kan?”
Andini mengangguk kan kepalanya.
.
Kaira sudah menyelesaikan mandi sorenya,tubuhnya sedikit ringan dan lebih berenergi setelah terkena sentuhan air dingin.
Tadi dirinya sudah selesai membereskan rumah dan menyuci pakaian kotor yang menumpuk menggunakan tangan sendiri.
Mesin cuci ada di rumah itu,tapi sangat jarang di pakai,Mita yang melarangnya menggunakan mesin cuci itu,dengan alasan sayang sekali listriknya terbuang begitu saja,kan kamu punya tangan buat nyuci.
Gadis itu segera keluar dari dalam kamar,ia melangkah ke arah ruang tamu.
“Iya sayang,hati hati ya pulang nya.love you..”
Tutt….
Ibunya baru saja menyelesaikan panggilan telepon dengan seseorang,dan Kaira tahu siapa orang di balik telepon itu,yang pasti adalah saudari tirinya.
“Ma…”
Mita yang sibuk bermain ponsel dengan kaki kirinya menimpa kaki kanan di atas kursi sofa melihat ke arah dirinya.
“Aku boleh ngomong?”
“Ngomong apa?”
“Itu…itu mah,sepatuku yang satunya udah rusak,dan nggak bisa di pakai lagi,apa boleh besok aku beli sepati baru?”
Mita menatap ke arah nya dan tatapan itu sedikit lama.”masa sepatu kamu secepat itu rusaknya sih? Kan baru beli”nada bicara wanita itu lumayan kasar.
Baru beli? Bagaimana wanita itu mengatakan sepatunya baru beli? Sepatu yang ia gunakan sekarang adalah sepatu yang di beli saat dirinya mau menginjak sma,bahkan sekarang dirinya sudah naik kelas 12.
Dia belum pernah sama sekali ganti sepatu.
“Pakai itu aja dulu,lagian kan ngk penuh setahun lagi kamu udah tamat.”tanpa melihat ke arah Kaira, wanita itu sibuk memainkan ponselnya.
“Tapi ma…”
“Nggak ada tapi tapian! Bisa nggak sehari saja kamu jangan mancing amarahku? Bahkan melihat muka kamu aja aku merasa jijik tahu nggak?,sesekali dengerin omongan dong.”
Kaira sedikit terkejut mendengar suara ibunya yang lumayan besar.
“Pergi sana! Mukamu itu memuakkan banget..”
Akhirnya Kaira pun melangkah kan kaki menuju kamarnya,padahal dia sudah membersihkan semua rumah,bahkan halaman rumah supaya dia bisa di belikan sepatu,tapi tetap tidak berguna juga.
Kaira menghela nafas.”nanti aku minta belikan sama papah deh.”hanya pria itu harapannya.kalau papahnya juga tidak mau,Kaira tidak tahu harus meminta ke siapa lagi.