Suamiku Masih Mencintai Mantan Istrinya

Dita merasa heran kenapa tiba-tiba Leo marah padanya. Ia sangat penasaran dengan sesuatu yang ditunjukkan oleh Tia pada Leo.

"Mas, aku nggak berbuat apa-apa kok pada Tia.. Bahkan awalnya aku ingin memecat dia, aku mengurungkannya. Kenapa juga kamu marah-marah seperti ini?"

"Tia, akal licik apa lagi yang sedang kamu lakukan hah?"

Sejenak Leo dan Dita terus saja bentrok, sedangkan Tia hanya menjadi penonton. Didalam hatinya sangat senang sekali karena usahanya membalas dendam tidak pernah gagal. Usahanya mengadu domba berhasil.

Selagi keduanya berselisih paham, Tia pun melangkah pergi dari hadapan keduanya, begitu pula dengan asisten rumah tangga yang baru.

Sejenak Tia menghampiri asisten rumah tangga yang baru," kamu nggak usah turut campur ya. Jika tidak ingin mengalami hal yang serupa atau lebih parah dari majikanmu itu. Lihat kan, kamu belum juga beraksi, aku sudah tahu rencana jahatmu dengan majikanmu itu!"

Asisten rumah tangga yang baru yang umurnya masih terlalu muda tersebut ketakutan, dan ia berjanji untuk tidak ikut campur. Ia akan fokus bekerja saja.

Drt drt drt drt drt

Tiba-tiba ponsel Tia bergetar, itu pertanda ada sebuah notifikasi chat pesan masuk. Tia segera membuka chat pesan tersebut yang ternyata dari Renata.

[Syntia, bagaimana kabarmu? semoga saja ajang balas dendammu itu berhasil dan tidak ada halangan apapun, karena aku mengkhawatirkan dirimu.]

Setelah membaca chat pesan tersebut, Tia langsung membalasnya seraya tersenyum.

[Kamu nggak usah khawatir, semua sesuai dengan rencana kok. Aku sudah pernah tertipu oleh Leo dan Dita. Jadi aku tidak akan mungkin tertipu untuk yang kedua kalinya. Justru aku yang akan menipu mereka. Bahkan saat ini mereka sedang bertengkar hebat.]

Chat balasan pesan tersebut dikirimkan ke nomor ponsel Renata. Di seberang sana Renata sedang membacanya.

"Nak, kamu sedang chat dengan siapa kok serius sekali sih?" tanya Mamah Leka penasaran, ia duduk di samping Renata.

Renata menceritakan semuanya pada Mamah Leka, dan Mamah Leka langsung menanggapi," baguslah kalau begitu, kamu nggak perlu mengotori tanganmu untuk membalas segala kejahatan mereka padamu. Kamu cukup duduk diam saja menjadi seorang penonton."

"Iya mah, sepertinya usaha Syntia mulai terlihat titik terang. Pasti ia bisa mendapatkan kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya."

Mamah Leka menasehati Renata untuk tidak turut campur dengan ajang balas dendam yang dilakukan oleh Syntia. Mamah Leka menasehati Renata supaya anak semata wayangnya fokus saja pada kehidupan dirinya dan juga Galang.

Renata menuruti nasehat Mamah Leka, ia sama sekali tidak ingin turut campur dengan ajang balas dendam yang dilakukan oleh Syntia saat ini.

********

Esok harinya, Renata ada acara pertemuan dengan seorang klien baru. Yang ingin mengadakan kerja sama dengan pabrik garmen milik Renata.

"Mah, kok aku ragu ya? untuk bertemu dengan calon klien baruku? apa sebaiknya aku batalkan saja ya mah?"

Mamah Leka heran," kenapa ingin kamu batalkan? alangkah baiknya, kamu temui dulu pengusaha itu. Jika sudah yakin ingin membatalkan ya batalkan. Jika kamu batalkan kerja sama tanpa bertemu dengan orangnya terlebih dahulu itu. namanya kamu tidak mematuhi peraturan didalam bisnis."

"Pada saat pertama akan bekerja sama, kamu belum bertemu dengan orangnya bukan?"

Renata memang belum bertemu dengan pemilik perusahaan, ia hanya bertemu dengan asisten pribadinya saja yang begitu lancar memberikan persentase dihadapan Renata. Hingga ia pun setuju untuk mengadakan kerjasama, dan segera ingin bertemu dengan atasan dari perusahaan tersebut.

Dengan sangat terpaksa, Renata menemui pengusaha tersebut di sebuah cafe. Tetapi ia begitu terkejut pada saat melihat siapa orang itu. Begitu pula dengan orang itu, ia juga sana terkejutnya.

"Renata?"

"Mas Leo, untuk apa kamu duduk di meja pesanan klienku?" ocehnya tak suka.

Tetapi seketika Renata diem pada saat melihat asisten pribadi yang pernah memberikan persentase dihadapan Renata.

"Pak, jadi dia ini atasan bapak? kalau begitu kerja sama kita dibatalkan!"

Pada saat Renata melangkah akan pergi, Leo mencekal lengan Renata.

"Duduklah dulu, nggak usah marah-marah seperti ini. Apa kamu nggak kangen dengan mantan suamimu yang tampan ini?" goda Leo menaik turunkan alisnya.

"Cuihhhh... justru aku jijik padamu Leo! tolong lepaskan tanganmu ini atau aku akan berteriak sekeras-kerasnya supaya semua orang datang kemari!"

Tetapi Leo tidak peduli, ia tetap mencekal lengan Renata dan mengatakan banyak hal yang tidak ingin didengar Renata.

"Aku tidak akan mempertemukan dirimu dengan anakku selamanya! karena aku tidak ingin anakku punya ayah sekejam dirimu!"

"Lepaskan! aku tidak akan melanjutkan kerja sama kita!"

Saat itu juga Renata berlalu pergi dari hadapan Leo dan asisten pribadinya. Ia begitu kesal," bagaimana mungkin aku tidak tahu sama sekali jika perusahaan baru itu milik Leo? dengan bangganya mengatakan banyak hal."

Renata kini merasa tidak aman dengan dirinya dan keluarganya karena sudah bertemu dengan Leo. Ia pun ingin waspada dengan mempekerjakan banyak orang untuk berjaga di rumahnya juga di pabrik garmennya.

Sementara Leo terus menatap kearah perginya Renata.

"Hem, ternyata setelah melahirkan Renata justru bertambah cantik dan sangat menggoda diriku. Melihatnya sja burungku langsung bangun dan ingin segera meloncat kearah Renata."

"Sekarang aku akan kejar kembali cinta Renata. Apa lagi kami memiliki ikatan yang kuat yakni adanya seorang anak."

"Aku akan buat dia bertekuk lutut dan kembali ke pelukanku.. Setelah berhasil aku akan menceraikan wanita jelek itu!"

"Oh ya, aku juga akan menikahi Tia. Dia bisa buat selingan dikala aku bosan dengan Renata."

Sejenak Leo berhayal yang macam-macam. Berhayal memiliki dua istri cantik. Dia senyam senyum tanpa sadar membuat asisten pribadinya heran dan menggelengkan kepalanya seraya menghela napas panjang.

Sementara Renata saking kesalnya, ia berjalan tak melihat arah.

BRUG!

Ia menabrak seorang pemuda tampan.

"Maafkan saya."

Renata tertunduk ketakutan seraya menangkupkan kedua tangannya di dada.

"Nggak apa-apa nona. Eh kamu Renata ya?" ucap pria itu mencoba melihat wajah Renata yang terus saja tertunduk.

Renata pun menengadahkan wajahnya, ia terperangah pada saat melihat siapa yang ada dihadapannya," Hans?"

"Apa kabar, Renata?" Hans tersenyum seraya mengulurkan tangannya ke arah Renata.

Renata pun menerima uluran tangan Hans.

Sejenak mereka bercengkrama sambil melangkah berdampingan dan tak lupa saling bertukar nomor ponsel

Hans begitu senang bisa bertemu dengan Renata kembali setelah sekian lama berpisah.

"Ya Allah, Alhamdulillah. Engkau mempertemukan diriku kembali dengan wanita yang dulu sangat aku cintai tetapi aku terlambat mengungkapkan rasa cinta ini hingga Renata menikah dengan Leo," batin Hans sangat senang.