Pernikahan Mentari dan Bayu hanya tinggal dua hari lagi namun secara mengejutkan Mentari memergoki Bayu berselingkuh dengan Purnama, adik kandungnya sendiri.
Tak ingin menorehkan malu di wajah kedua orang tuanya, Mentari terpaksa dinikahkan dengan Senja, saudara sepupu Bayu.
Tanpa Mentari ketahui, Senja adalah lelaki paling aneh yang ia kenal. Apakah rumah tangga Mentari dan Senja akan bertahan meski tak ada cinta di hati Mentari untuk Senja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perselingkuhan Paling Menyakitkan
Mentari
Aroma harum kue-kue tradisional memenuhi udara di sekitar rumahku. Wangi pandan dari kue lapis, harum santan bercampur manis dari kue dodol yang diaduk secara bergantian oleh para tetangga dan aroma gurih serundeng untuk membuat kue nagasari berpadu, menciptakan simfoni aroma yang menggugah selera. Asap tipis mengepul dari wajan-wajan besar, menambahkan kesan tradisional yang kental.
Dua hari lagi aku akan mengganti statusku, dari anak gadis menjadi istri dan juga ibu lurah yang terhormat. Senyum di wajahku mengembang setiap kali aku membayangkan diriku akan mendampingi Mas Bayu, calon suamiku. Mas Bayu memang keren, masih muda namun sudah menjabat sebagai lurah. Aku pasti akan semakin keren saat mendampinginya nanti sebagai ibu lurah. Ah, tak sabar rasanya.
"Ibu Lurah, silahkan duduk!"
"Iya, terima kasih."
"Ibu Lurah, menurut Ibu peserta mana yang akan menang?"
"Tentu peserta kedua yang bagus dalam penyajiannya."
Ah... aku makin tak sabar!
"Melamun terus kamu, Tari!" Suara Ibu mengejutkanku yang sedang asyik membayangkan indahnya menjadi Ibu Lurah sambil senyam-senyum sendiri.
"Ah, Ibu. Bikin aku kaget saja!" jawabku sambil tersipu malu.
"Jangan kebanyakan melamun, lusa kamu sudah jadi pengantin. Lebih baik banyak baca doa dan luluran, biar wangi," nasehat Ibu.
"Iya, Bu. Aku sudah luluran dan maskeran. Ibu lihat saja, sudah wangi dan kencang kulitku," jawabku.
Ibu melihat ke dalam kamarku yang sudah kurapikan. Besok, kamarku akan dihias dan dijadikan kamar pengantin.
"Cari apa, Bu?" tanyaku.
"Ibu cari adikmu, Purnama. Kemana sih anak itu?" tanya Ibu.
"Masih di toko mungkin, Bu." Purnama memang bertugas menjaga toko milik Bapak jika sedang libur kuliah. Kami bergantian menjaga jika sedang senggang. Toko milik Bapak lumayan besar dan ada di beberapa tempat, harus ada yang mengawasi tentunya.
"Oalah... anak itu belum makan sejak pagi. Ibu takut Purnama sakit maag." Ibu nampak khawatir.
"Ibu tak usah khawatir, biar aku saja yang antar makanan untuk Purnama," kataku menawarkan diri.
"Jangan! Kamu sedang dipingit, pamali," tolak Ibu.
"Aku cuma mau antar makanan, Bu, bukan mau ketemu sama Mas Bayu. Toh aku cuma pergi sebentar. Sudah, aku antar saja ya. Kasihan Purnama, nanti dia lapar," kataku bersikeras.
"Baiklah kalau kamu maksa. Ingat, jangan keluyuran apalagi sampai janjian ketemu sama Nak Bayu, pamali! Harus langsung pulang setelah mengantar makanan!" pesan Ibu.
"Iya, ibuku yang cantik."
.
.
.
Toko sembako dan peralatan rumah milik Bapak terletak di jalan raya. Lokasinya yang strategis, harga yang terjangkau dan barang yang dijual bervariatif membuat toko kami selalu ramai pembeli. Bapak punya beberapa toko di kecamatan yang berbeda. Penghasilan dari toko inilah yang membiayaiku dan adikku Purnama sampai bisa duduk di bangku kuliah.
Dengan kecepatan sedang, kukemudikan sepeda motor matic milikku, hadiah dari Bapak saat aku lulus kuliah dengan predikat cumlaude. Bapak bilang, aku anaknya yang sangat membanggakan, meskipun pada akhirnya aku hanya jadi karyawan toko dan tidak menggunakan ijazah cumlaude-ku, Bapak tetap bangga padaku.
Dari kejauhan kulihat toko milik Bapak. Keningku berkerut dalam melihat toko Bapak sudah tutup. Kuparkirkan sepeda motorku di depan ruko. Ternyata bukan hanya sepeda motorku saja yang ada di depan ruko, sepeda listrik Purnama dan sebuah mobil sedan juga masih terparkir di sana. Rupanya anak itu belum pulang, mungkin masih beres-beres.
Sambil menenteng rantang berisi makanan, aku melangkah masuk ke dalam toko. Pintu depan toko terbuka sedikit. Baru saja aku mau masuk ke dalam, aku mendengar suara Purnama. Ia terdengar sedang menangis sambil marah pada seseorang.
"Kenapa kamu harus melanjutkan pernikahanmu dengannya, Mas? Apa kurangnya aku? Kamu bilang, kamu mencintaiku, kenapa malah dia yang kamu nikahi?" kata Purnama dengan penuh emosi.
Nikahi? Purnama mau ditinggal menikah? Dengan siapa?
"Kamu tidak kurang apapun, Purnama," jawab seorang laki-laki. Rasanya, aku mengenal suara tersebut.
Sambil menangis, Purnama berkata dengan nada emosi. "Kalau aku tidak kurang apapun, kenapa kamu lebih menikahi Kak Tari dibanding aku? Kenapa aku hanya kamu jadikan selingkuhan saja? Apa aku hanya sebatas teman tidurmu semata? Kenapa malah Kak Tari yang kamu nikahi, seharusnya aku yang kamu nikahi Mas Bayu, bukan Kak Tari. Aku sudah memberikan semuanya sama kamu tapi kenapa kamu tetap memilih Kak Tari?"
Ap-apa? Mas Bayu?
Jantungku langsung berdegup kencang. Jangan katakan kalau semua ini benar. Tidak mungkin. Pasti aku salah dengar. Dengan langkah kaki yang gemetar, aku memberanikan diri terus masuk ke dalam toko.
Brakk!
Entah apa yang kutabrak, barang itu jatuh berhamburan di lantai. Aku tak peduli.
Aku tak percaya dengan apa yang kulihat. Di depanku, nampak Purnama sedang menangis dan bertengkar dengan Mas Bayu. Mas Bayu-ku, lelaki yang akan menikahiku dua hari lagi.
Keduanya kompak menoleh ke arahku. Mereka nampak terkejut melihat kedatanganku. "Mentari?"
Lidahku terasa kelu. Rasanya aku tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku dengan air mata yang tanpa aku perintah sudah menetes membasahi wajahku.
"Mentari. Aku bisa jelaskan semuanya!" Mas Bayu berjalan mendekat ke arahku namun tanpa kuperintah kakiku malah mundur selangkah.
"Ap-apa yang terjadi? Jangan katakan kalau apa yang aku dengar tadi itu benar?" kataku dengan suara bergetar. Aku menatap Mas Bayu dan meminta jawaban darinya.
"Mentari Sayang, aku bisa jelaskan sama kamu." Mas Bayu berusaha menenangkanku. "Aku dan Purnama hanya sedang mengobrol tak jelas. Semuanya tidak benar-"
"BOHONG!" Purnama tiba-tiba berteriak kencang. "Mas Bayu sudah meniduriku, Mbak. Dia kekasihku. Aku dan Mas Bayu saling mencintai."
Rasanya aku seperti tertimpa batu sebesar ribuan ton yang langsung menguburku ke dalam tanah. Semua ini hanya mimpi bukan? Mereka pasti mengerjaiku. Semua ini pasti tak nyata.
Aku menatap Purnama dan melihatnya sedang menatapku dengan penuh kemarahan. "Tak mungkin," ucapku pelan. Aku menggelengkan kepalaku. Aku tak percaya kalau semua ini benar-benar terjadi. Air mata sudah membanjiri wajahku tanpa kuperintah.
Mas Bayu kembali mendekat namun aku kembali mundur dan menjauhinya. "Apa benar kamu melakukan semua ini, Mas?" tanyaku dengan suara bergetar menahan emosi dan kekecewaan.
"Mentari, aku bisa jelaskan-"
"Mengapa kamu begini, Mas? Dua hari lagi... dua hari lagi kita akan menikah tapi kamu-"
Belum selesai aku berbicara, Purnama tiba-tiba berjalan maju dan menarik tangan Mas Bayu. "Kalian tak bisa menikah. Tidak boleh. Mas Bayu milikku, Mbak. Aku tak akan membiarkan dia menikahimu setelah apa yang kuberikan padanya!" kata Purnama dengan tegas dan tatapan marah.
"Dik, Mas Bayu itu calon suamiku!" kataku dengan suara tercekat.
"Aku tak peduli. Kami sudah tidur bareng. Mas Bayu adalah lelaki yang sudah merenggut kesucianku. Aku tak akan biarkan kalian menikah sampai kapanpun. Aku takkan biarkan semua hal baik dan keberuntungan menjadi milikmu, Mbak. Kamu sudah merebut semua yang aku inginkan, kebanggan Bapak, prestasi, perhatian Ibu namun tidak dengan Mas Bayu. Aku tak akan membiarkan Mas Bayu menikahimu!" kata Purnama dengan sorot mata penuh kebencian.
Rasanya kakiku sudah tidak menapak lagi di bumi ini. Pernikahanku tinggal dua hari lagi dan hari ini aku tahu kalau calon suamiku sudah meniduri adikku sendiri. Ya Tuhan... semua ini hanya mimpi bukan?
****
nazar ternyata,yg bikin tari salah faham 🤣
astagfirullah, gendheng
pantes tari ilfeel
perasaanmu kayak mimpi padahal tari yg ada di mimpimu itu nyata..
awas habis ini di tabok tari , nyosor wae🤣🤣🤣
kalau ngigo mah kasihan bangat tapi kalauccari kesempatan lanjutkan Ja. jang cium.doank sekalian di inboxing deh...