Mencintai setulus hati serta menyokong dana untuk seluruh keluarga sang suami. Siapa sangka hal itu tak bisa membuat Zeline mendapatkan balasan kebaikan. Wanita itu justru harus menerima kenyataan pahit bahwa Delon suaminya diam-diam berselingkuh. Dan parahnya lagi,mertua serta ipar-iparnya yang selama ini hidup bergantung dengannya bersekongkol untuk menutupi perselingkuhan sang suami.
Penasaran dengan isi ceritanya? yuk silahkan disimak kelanjutannya ...... happy reading 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
"Bu,ada apa ? Kenapa menelpon ku ber kali-kali." Tiba-tiba saja Delon sudah tiba di rumah Berti. Berti yang memang sedang di landa kepanikan di dalam rumah tak mendengar bunyi kendaraan putranya memasuki halaman rumah.
"Del ? Syukurlah kamu di sini. Ayok kita ke rumah Zeline sekarang. Ayah mu sedang ke sana ingin membuat kekacauan. Ayok cepat!" Tanpa menunggu lama,Berti langsung menarik tangan putranya dengan kuat menuju mobil yang terparkir. Meskipun kebingungan,Delon yang melihat kepanikan sang ibu tak mau banyak bertanya. Ia pun langsung masuk ke mobil dan segera melajukan kendaraannya menuju rumah istri nya.
Delon sebenarnya mampir ke rumah orang tuanya karena ingin mengambil berkas yang tertinggal saat buru-buru pergi ke rumah Talita. Rencananya setelah mengambil berkas ia akan langsung balik ke kantor. Namun karena mendengar sang ayah sedang ke rumah istrinya dan akan membuat kekacauan,terpaksa ia pun harus meninggalkan urusan kantornya sebentar.
Sementara itu Toni memacu kendaraan roda dua nya dengan sangat kencang. Emosinya meledak-ledak memikirkan bagaimana istrinya diperlakukan kasar oleh pria lain yang disewa oleh sang menantu. Kebencian dan rasa iri di dalam hatinya yang selama ini telah lama ada semakin besar. Hingga dalam beberapa menit saja dirinya pun tiba di rumah Zeline.
"Ting tong....Ting tong...."Toni membunyikan bel rumah dengan tidak sabar.
"Cari siapa Pak ?" Tanya Bi Yati ketika pintu rumah di buka.
"Siapa kamu ? Di mana Zeline ?" Tanya Toni dengan wajah yang terlihat kesal. Hal itu tak luput dari penglihatan Bi Yati. Merasa bahwa Toni bukanlah orang baik-baik,Bi Yati yang curiga pun langsung menjawab.
"Saya ART baru di sini. Maaf Pak,Non Zeline sedang tidak di rumah."
"Bohong kamu! Buktinya itu mobil nya ada di garasi." Toni yang cermat langsung membantah perkataan Bi Yati.
"Oh itu,tadi Non Zeline pergi sama temannya Pak. Jadi pakai kendaraan temannya." Bi Yati yang hampir saja ketahuan merasa sangat bersyukur karena dengan cepat menemukan ide untuk menjawab pertanyaan pria galak di depannya.
"Maaf,kalau boleh tahu,bapak siapa ? Biar nanti saya beritahu Non Zeline kalau ada yang mencarinya."
"Saya ayah mertuanya! Nggak usah beritahu dia. Aku akan menunggunya di sini." Bentak Toni kesal.
Di saat akan duduk di kursi yang tersedia di teras rumah,mobil Delon pun tiba. Bertepatan dengan itu,Zeline yang merasa aneh karena tak melihat Bi Yati di dapur datang mencari wanita itu hingga ke depan karena mendengar suara seperti orang yang sedang berbincang.
"Siapa Bi ?" Tanya Zeline sambil datang menghampiri. Bi Yati yang melihat sang majikan datang langsung ketakutan. Dirinya sudah pasrah akan apa yang akan terjadi setelah ini. Ternyata dirinya tak bisa membuat pria itu pergi sebelum Zeline mengetahuinya. Justru kini masalahnya semakin runyam karena kedatangan ibu mertua bahkan suami Zeline.
"Non ?" Bi Yati ingin menyuruh Zeline masuk kembali ke dalam rumah namun terlambat. Toni sudah melihat keberadaan menantunya itu.
"Dasar ART pembohong! Zeline sini kamu!" Teriak Toni dan ingin meringsek masuk ke dalam rumah,namun dengan cepat Delon berlari dan menarik tangan pria itu.
"Ayah cukup! Jangan melakukan hal yang akan membuat kita dalam masalah." Tegur Delon menghentikan pergerakan ayahnya.
"Diam kamu! Kamu nggak tahu kalau istri pembangkangmu itu menyewa bodyguard untuk menyiksa ibu mu ?" Toni yang sedang diliputi api kemarahan langsung menjawab perkataan putranya untuk membenarkan perilakunya saat itu.
"Kalau ibu disiksa mana buktinya ?" Delon bertanya sambil memperhatikan ibunya dari ujung kaki hingga rambut. Tak ada tanda-tanda kekerasan fisik di sana.
"Bu,katakan yang sebenarnya sekarang!" Tekan Delon yang tak ingin suasana semakin memanas.
Berti bergetar ketakutan. Ia takut Delon akan memarahinya setelah ini ketika tahu apa yang sebenarnya. Sedangkan Zeline hanya menonton dengan tenang perdebatan yang terjadi di depannya. Sedangkan Bi Yati memegang erat tangan majikannya karena takut pada Toni yang mungkin tiba-tiba akan menerjang Zeline dengan cara kasar.
"Ibu hanya mengatakan bahwa orang-orang sewaan Zeline mencengkram tangan ibu hingga sakit dan menimbulkan tanda merah." Jawab Berti takut-takut sambil menunduk. Dalam hati ia bisa merasakan bahwa Zeline pasti menertawakannya.
Mendengar jawaban sang ibu,kini pandangan mata Delon beralih menatap sang istri yang kini terlihat semakin cantik. Seketika hatinya yang diliputi emosi menjadi lembut.Namun ketika kembali tersadar karena istrinya itu menyewa orang ia kembali menjadi marah.
"Zel,kenapa kamu menyewa orang untuk memperlakukan ibu seperti itu ?"
"Apa tak ada yang memberitahu mu alasannya kenapa ?" Zeline justru bertanya balik pada suaminya itu yang sebentar lagi akan menjadi orang lain baginya.
"Katakan karena apa. Jangan banyak berkelit." ucap Delon tak sabar.
"Aku ingin kalian segera mengosongkan rumah itu selama dua hari. Karena sebentar lagi pembeli nya akan pindah dan menempati. Rumah itu." jawab Zeline dengan tegas.
"Degh!" Delon langsung bungkam. Ia merasa terkejut. Baru sekarang dirinya sadar bahwa rumah yang ditempati oleh orang tuanya adalah rumah sang istri. Terlalu senang dengan kehidupannya selama ini,ia sampai lupa untuk menyiapkan hal yang paling penting. Selalu merasa nyaman dengan apa yang dimilikinya dan sering mengandalkan sang istri sekarang baru ia tersadar.
Andaikan semuanya baik-baik saja dan dirinya tak menyakiti Zeline,mungkin rumah itu akan tetap menjadi tempat tinggal orang tuanya. Wanita mana pun pasti akan marah ketika dirinya dikhianati. Dan wanita cerdas seperti Zeline pasti akan menarik semua miliknya tanpa merasa kasihan.
Merasa malu dan tak bisa lagi membantah perkataan Zeline,Delon pun mengajak kedua orang tuanya untuk pulang.
"Ayah,Ibu,ayok kita pulang." Ajak Delon dengan lesu. Pria itu terlihat berjalan dengan lemah dan tak lagi banyak bicara. Toni yang melihat putranya tak lagi marah dan justru mengajaknya pulang,tak berani lagi untuk bicara dan bersikap arogan seperti tadi. Ia bisa merasakan bahwa kali ini mereka tak lagi punya alasan untuk membantah perkataan Zeline. Wanita itu benar-benar sangat tegas. Berti pun pada akhirnya mengikuti langkah putranya menuju mobil.
Setibanya di rumah,Delon mengajak ayah dan ibunya untuk bicara.
"Aku mohon kerjasamanya saat ini. Ayah dan ibu tak boleh lagi mencari masalah dengan Zeline. Aku sebenarnya ingin bicara baik-baik dengannya." Delon mencoba untuk membuat kedua orang tuanya mengerti.
"Del,untuk apa kamu ingin bicara baik-baik dengannya ? Wanita itu sudah menyuruh kita keluar dari rumah ini." Toni tampaknya tak setuju karena yakin menantunya tak akan pernah mau lagi untuk dibujuk.
"Tak ada salahnya kita coba Yah. Kalau pergi dari rumah ini,emangnya kita mau tinggal di mana ?" sahut Delon kesal karena sang ayah tidak mau mengerti dengan tujuannya. Sedangkan Berti tak bicara dan hanya diam menyaksikan suami dan anaknya berdebat. Ia sendiri pun saat ini bingung harus melakukan apa.
"Baiklah,aku pulang ke kantor. Ayah dan ibu di rumah dulu. Nanti setelah pulang kantor,aku akan menemui Zeline untuk bicara baik-baik." Pamit Delon pada kedua orang tuanya. Tak lupa ia mengambil berkas di kamar dan keluar untuk kembali ke kantor.