Maura Putri Wijaya, gadis cantik berusia 20 tahun. Putri tunggal dari pengusaha terkenal nan kaya raya, Elgar Wijaya dan Amira Talitha.
Namun, hidup Maura kesepian karena kedua orang tua nya sibuk dengan urusan masing-masing. Membuat Maura terbawa arus hingga memutuskan menjadi seorang sugar baby dari seorang pria tampan yang usia nya jauh di atasnya.
Daniash Anggara Kim, pria dewasa yang berhasil menjadikan Maura baby nya, bahkan mereka menghabiskan banyak malam bersama. Daniash pria beristrikan seorang artis bernama Herra Yuliana, mereka menikah karena perjodohan.
Apa yang terjadi ketika orang tua Daniash mengetahui kelakuan putra nya dengan gadis lain? Sedangkan mereka tau kalau hubungan rumah tangga keduanya baik-baik saja?
"Aku lelah dengan keadaan aku saat ini, bisakah aku menyerah, Dad?"
"Tidak, aku yang akan memberikan semua nya untukmu. Menjadikan mu gadis paling beruntung!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 15 - Makan Siang Bersama
Maura berangkat ke kampus di antar oleh Daniash, tentunya membuat seisi kampus heboh saat melihat untuk pertama kali nya Maura datang di antar seorang pria, bahkan papa nya tak pernah mengantarkan ke kampus dengan alasan sibuk.
"Aku keluar dulu ya, Dad. Daddy hati-hati di jalan, semangat kerja nya."
"Iya sayang, ini kartu untukmu. Pegang saja, kalau ada sesuatu yang kamu butuhkan beli dengan ini." Daniash mengulurkan sebuah kartu unlimited berwarna hitam pada Maura.
"Tak perlu Dad, aku punya yang sama seperti itu." Maura mengeluarkan dompet dari tas nya, lalu menunjukkan kartu yang sama persis dengan milik Daniash. Gadis itu tak main-main, dia punya kartu dengan saldo tak terbatas itu.
"Gunakan ini, jangan milikmu."
"Ohh begitu ya? Ya sudah, aku terima ya Dad. Tapi, jangan salahkan aku kalau dalam sehari saldo nya berkurang puluhan juta."
"Tak masalah, uang ku banyak. Hanya menghabiskan puluhan juta, takkan membuat aku bangkrut." Jawab Daniash bangga, sedangkan Maura berdecak sebal mendengar Daddy nya yang sombong menurutnya.
"Baiklah, aku akan bekerja keras untuk membantu Daddy menghabiskan uang. Terimakasih Dad, aku keluar ya."
Daniash menganggukan kepala nya, namun tanpa di sangka, Maura berbalik dan mengecup singkat bibirnya.
"Babay, Daddy. Hati-hati di jalan nya,"
"Iya, jangan nakal." Peringat Daniash.
"Siap." Jawab Maura sambil meletakan tangan nya di kening, seperti orang menghormat bendera. Daniash tersenyum kecil, lalu kembali melajukan kendaraan nya ke perusahaan.
"Ohh, jadi kau lebih memilih bersama om-om, Maura?" Tanya Mark yang sedari tadi melihat Maura berada di mobil seorang pria yang usia nya pasti jauh di atas Maura.
"Iya, kenapa? Aku lebih suka om-om, dari pada pria simpanan tante-tante." Jawab Maura yang membuat Mark bungkam seketika.
Maura tersenyum sinis, lalu pergi meninggalkan Mark yang masih terdiam di tempatnya.
"Oyy.." Maura menepuk punggung sahabatnya yang terlihat sedang melamun.
"Anjirr, kaget gue, Ra."
"Lagian, napa bengong Lo? Kesambet?"
"Kagak, perut gue sakit lagi datang bulan." Jawab Nayna, terlihat dia meringis menahan sakit di perutnya.
"Lah, kapan?"
"Semalem, Daddy yang sadar gue tembus pas udah di rumah sih."
"Sama njir, gue juga dateng bulan tadi malem." Jawab Maura sambil terkekeh.
"Seriusan? Wahh, kita emang sahabat sejati ya. Sampe dateng bulan aja barengan."
"Iya nih."
"Gimana? Lo cocok gak sama Daddy Lo, Ra?"
"Cocok sih, dia baik banget. Percaya gak? Semalem dia usap perut gue, sampai gue tidur lho, Nay." Maura menceritakan tentang perlakuan Daniash semalam.
"Beneran? Wahh, kita dapet Daddy yang tepat Ra. Gue juga sama, soalnya kan kebiasaan kita sama."
"Hooh, apa Lo tau juga Nay? First kiss gue dah gak ada."
"Di ambil siapa njirr?" Tanya Nayna dengan kening berkerut.
"Daddy lah, tadi pagi dia ngebet minta morning kiss."
"Wahh, rasanya first kiss gimana?" Tanya Nayna antusias.
"Malu njir.."
"Ayolah cerita, penasaran gue Ra."
"E-enak, hehe." Jawab Maura sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan, dia malu saat harus berkata jujur pada Nayna.
"Nah kan, enak. Pasti bakal ketagihan buat ciuman lagi tuh."
"Husshh, sampe sekarang gue masih kebayang gimana bibir Daddy gue nyentuh bibir gue, isshh baru sehari jadi sugar baby otak gue udah mesuum gini, Nay." Maura menggelengkan kepala menghilangkan bayangan mesuum nya tentang Daniash.
Nayna tergelak mendengar ucapan Maura, namun tak di pungkiri, dia juga seringkali berfikiran mesuum seperti yang Maura pikirkan. Apalagi setelah Aryo melabuhkan ciuman-ciuman basah di tubuhnya, pasti otaknya berkelana kemana-mana, membayangkan kalau Aryo menjamah nya lebih dari sekedar ciuman.
"Dahlah, gue juga sama. Btw hari ini ada tugas, Lo udah?"
"Udah dong, Lo?"
"Udah juga, di bantuin Daddy nugas nya. Kalo gue ngerjain sendiri kan kayak mustahil gitu, Lo tau sendiri otak gue kadang berfungsi kadang enggak, hehe." Ucap Nayna sambil tergelak.
"Lah, gue pikir otak Lo udah berkembang. Ehh taunya di bantuin. Haha, ada-ada aja Lo."
"Diem-diem, dosen dah masuk tuh." Bisik Nayna. Semua mahasiswa yang tadi berisik pun langsung senyap seketika saat melihat dosen killer masuk ke ruangan kelas dan tanpa basa-basi, langsung menanyakan tugas.
Beruntung saja, Maura dan Nayna sudah menyelesaikan tugas mereka, kalau tidak nasib mereka akan sama seperti Mark and the geng, di hukum menghormat bendera selama kelas berlangsung.
Sedangkan di kantor, aura Daniash hari ini lebih baik di bandingkan hari-hari biasanya. Wajahnya terlihat lebih segar, tak kuyu macam biasanya.
"Selamat pagi Tuan.."
"Pagi.." jawab Daniash, tersenyum kecil namun tak satu pun yang menyadari nya.
"Loh, tumben-tumbenan tuan Daniash menjawab sapaan kita ya?"
"Iya, biasanya dia gak bakal jawab. Kalo jawab pun pasti cuma hmm." Celoteh yang lain nya.
"Bergosip akan mengurangi jatah hidup kalian, mulai bekerja!" Tegas Aryo, membuat karyawan yang sedang berkumpul itu langsung pergi ke meja masing-masing.
Aryo hanya memutar mata nya jengah, lalu pergi ke lift dan menekan tombol tempat dimana ruangan nya berada.
Aryo membuka pintu ruangan Daniash, di luar dugaan ternyata pria itu sudah ada di ruangan nya, dengan mata yang fokus menatap layar laptop.
"Pagi tuan."
"Pagi kembali, Ar. Bagaimana hari mu?"
"Cukup menyenangkan tuan, bagaimana dengan anda?" Tanya Aryo, lalu duduk di kursi yang berhadapan dengan Daniash tanpa menunggu di persilahkan lebih dulu.
"Ya, Maura adalah gadis yang manja. Tapi, aku menyukainya." Jawab Daniash, membuat Aryo tersenyum.
"Syukurlah, dengan begitu saya takkan bekerja lembur hanya untuk mencarikan tuan sugar baby."
"Tidak perlu, Maura sudah cukup menyenangkan."
"Baiklah tuan, kalau begitu saya permisi ke ruangan saya." Ucap Aryo, Daniash hanya menganggukan kepala nya.
Aryo menutup pintu dengan perlahan, sedangkan Daniash kembali menatap layar laptop yang berisi pekerjaan yang cukup rumit untuk di kerjakan.
"Melelahkan juga, kira-kira Maura sedang apa ya? Ohh, aku lupa. Dia pasti sedang belajar." Daniash menepuk dahi nya, kenapa dia bisa lupa kalau gadisnya adalah anak kuliahan?
Daniash kembali berkutat dalam pekerjaan, hingga tak menyadari kalau jam sudah menunjukan waktunya makan siang.
"Tuan, anda ingin makan siang?"
"Tentu, perut ku sangat kelaparan. Bagaimana kalau mengajak baby kita makan siang, Ar?"
"Boleh tuan, setau saya hari ini mereka hanya ada satu kelas saja."
"Kenapa kau tau?" Tanya Daniash.
"Karena saya bertanya pada Nayna, tuan." Jawab Aryo dengan wajah datarnya.
"Aahh ya, cepatlah."
Daniash berjalan lebih dulu dan Aryo mengekor di belakang tuan nya. Aryo juga yang menyetir, mereka janjian untuk bertemu di cafe. Aryo sudah menghubungi Nayna dan mengatakan untuk datang ke cafe secepatnya.
Ternyata, kedatangan kedua pria tampan itu cukup menyita perhatian banyak pengunjung cafe, ya karena wajah tampan dan tubuh nyaris sempurna. Juga karena jas rapi berharga puluhan juta.
"Siang, Dad." Sapa Maura.
"Siang baby.." jawab Daniash, lalu duduk di samping Maura. Ke empat orang itu pun memulai makan siang mereka. Tentunya makan siang hanya sebagai kedok, padahal double date.
....
🌻🌻🌻🌻🌻
bikin karya bagus lainnya saja gak usah nambah.kl kepanjangen bikin males mengikuti.
ku kirim vote ya kak....
Ditunggu judul selanjutnya
rasanya gak rela cepat tamat...
terimakasih banyak Thor sdh menghibur kami pembaca 🙏🙏
semangat Thor dgn Karya selanjutnya 💪