NovelToon NovelToon
JANDA OH NO! OH YES!

JANDA OH NO! OH YES!

Status: tamat
Genre:Janda / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:3.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: mom yara

Putri Ceria gadis cantik yang harus menyandang status janda di usia muda. Saat berumur 19 tahun Putri menikah dengan pemuda dikampung tempat tinggalnya. Namun pernikahan yang baru seminggu itu harus kandas.



Setahun menjanda tidak mudah baginya. akhirnya Putri merantau ke kota. Di kota pun hidupnya penuh lika-liku.


"Bagaimana kalau aku yang membayarmu 1M," ucap kakek yang baru saja menolongnya.



Bagaimana kisah si janda muda hidup di Kota? Siapa kakek yang akan membayarnya 1 M?


Penasaran bagaimana kisah si janda muda, yuk langsung baca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom yara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 Nonton

Hardian menghubungi salah satu sahabatnya yang bekerja sebagai dokter.

"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Hardian setelah bercerita tentang wanita yang mendapat pelecehan.

Ya, Hardian sudah mendapatkan laporan lengkap tentang Putri, yang menjanda karena alasan suaminya ditangkap polisi dan pelecehan yang ia alami waktu di desa dan juga di kota.

"Seringlah lakukan kontak fisik," jawab dokter itu tanpa bertanya lagi. Dia sudah senang Hardian mau berbagi dengannya. Hardian memang terkenal dingin, namun sebenarnya hatinya baik.

Saat ini Hardian sedang mempraktikkan apa yang dokter itu sarankan. Pertama, Putri akan selalu menciumnya disaat mereka bertemu dimanapun.

Hardian merogoh ponselnya.

"Cari tahu tentang wanita yang bernama Ratna," titah Hardian pada seseorang yang ia hubungi.

"Terima kasih," ucap Putri setelah mendengar pembicaraan laki-laki itu, entah dengan siapa.

Hardian diam dengan pikirannya yang lain.

Kenapa dia tidak bertanya tentang wanita yang bersamaku di kantor. Dasar ceroboh. Seharusnya dia menjaga suaminya dengan baik.

"Ehem... Lain kali telpon aku dulu, tidak perlu ke kantor."

"Maunya gitu, tapi aku tidak punya nomer ponsel, Paman." Hardian menengadahkan tangannya, meminta ponsel Putri. Lalu mengetikkan nomernya pada ponsel wanita itu.

"Dan ingat, lain kali ketuklah pintu dulu sebelum masuk," pancing Hardian supaya Putri bertanya tentang mantan kekasihnya.

"Baik, paman. Putri akan selalu mengingatnya."

Dasar tidak peka.

Putri bangkit dari duduknya lalu membuatkan minuman untuk Hardian.

"Maaf, baru ingat, Paman." Putri nyengir kuda sembari meletakkan minuman di atas meja.

Hardian menghela napas panjang. Lalu meneguk minuman itu.

"Wanita itu... "

"Dia mantan kekasih, Paman?" sela Putri sambil bertanya.

"Hemm... "

"Dia sangat cantik, pantas saja dia selingkuh." Putri mengucapkan kata selingkuh dengan pelan. Takut menyinggung laki-laki itu.

"Dia hanya mantan kekasih, kau jangan salah paham," jelas Hardian lalu berdiri, melangkah menuju kamarnya.

Lama-lama aku bisa naik darah. Hardian.

"Apa barusan Paman menjelaskan padaku, caranya manis sekali cocok dengan wajah dinginnya." Putri tersenyum. Sedetik kemudian wajahnya berubah terkejut ketika ia menyadari sesuatu.

"Astaga, aku lupa untuk cemburu. Jangan sampai paman batal mencari kak Ratna." Putri hendak melangkah menyusul Hardian.

"Tapi untuk apa aku cemburu?" Menghentikan langkahnya lalu berpikir sebentar. "Tentu saja, karena aku istrinya, aku harus cemburu nih." Bertanya sendiri, dijawab sendiri.

Putri masuk ke dalam kamarnya. Ia melihat Hardian keluar dari kamar mandi dengan pakaian santainya.

"Hem... Paman, lain kali jangan biarkan wanita lain memelukmu."

Hardian mengernyitkan keningnya dengan ucapan aneh Putri yang tiba-tiba.

"Kau cemburu?" tanya Hardian dengan kepercayaan diri level 10.

Putri menganggukkan kepalanya sembari menjawab, "Ya, aku cemburu." Lalu Putri melangkah keluar dari kamar. Jangan sampai ia ketahuan bohong.

Hardian tersenyum sedikit lebih lebar. "Dia pasti cemburu." Hardian percaya diri sekali.

Hardian berjalan ke arah lemari sambil bersenandung. Ia akan mengganti pakaian rumahannya dengan pakaian casual. Setelah selesai ia keluar dari dalam kamar, mencari keberadaan wanita itu.

"Kau mau nonton?" tanya paman pada Putri.

Putri mengerutkan keningnya, tiba-tiba Hardian mengajaknya nonton, meskipun ajakannya dengan bertanya.

"Paman mengajakku nonton?"

"Hemm..."

"Paman tidak bekerja?"

Kau sekarang bertanya setelah menarikku dengan paksa.

"Mau tidak?"

"Mau, tunggu sebentar, aku akan ganti baju dulu."

Ingat Put, jangan sampai dia marah lalu batal mencari kak Ratna.

Putri selalu berpikiran Hardian tidak akan membatalkan kesepakatan mereka, padahal Hardian tidak pernah berpikir begitu. Meskipun wanita itu tidak menciumnya ia tetap akan mencari Ratna.

Ia bergegas masuk ke dalam kamar lalu mengganti pakaiannya, sengaja ia memakai kaos warna hitam senada dengan warna kaos yang dipakai Hardian.

"Ayo paman! Sekarang kita seperti pasangan kekasih dengan baju couple." Putri menggandeng tangan Hardian.

Hardian merasa jantungnya berdetak tak normal. Dia membiarkan wanita itu memegang lengannya, lalu berjalan keluar dari apartemen. Mereka bergandengan tangan sampai ke parkiran. Hardian tersenyum dalam hati dengan wajah dinginnya.

Sebelum paman mengemudikan mobilnya. Putri memanggil Hardian yang langsung menghadap ke arahnya. Putri memegang kedua pipi laki-laki itu.

"Bisakah wajah ini tersenyum sedikit." Putri menarik kedua sudut bibir Hardian ke atas. Tak lama Hardian benar tersenyum.

"Paman, terlihat lebih tampan jika tersenyum." Siapa yang tidak akan jatuh cinta pada laki-laki setampan ini. Mungkin aku juga akan begitu, jika aku normal. Aku tidak bisa memberi kebahagian pada siapapun lanjut Putri dalam hati.

Trauma yang di alaminya membuat Putri menutup pintu hatinya untuk jatuh cinta, karena siapapun pasti akan meninggalkannya jika tahu dia sakit. Namun Putri tidak tahu, jika Hardian sudah tahu semuanya.

Untung saja waktu itu paman tidak bertanya lebih jauh tentang obat yag kuminum, semoga saja dia lupa.

Selain karena kakek, alasannya setuju menikah dengan Raditya, karena mereka memiliki latar belakang penyakit mental yang hampir sama. Kalau di kota nama penyakitnya ada sendiri. Tapi kalau di kampung namanya satu yaitu, gila.

Entah bagaimana Putri harus menjalani pernikahannya, satu sisi ia juga ingin punya keluarga kecil tapi di sisi yang lain ia punya kekurangan, karena penyakitnya itu, kemungkinan besar ia tidak bisa melayani sang suami.

Aku terlalu banyak berpikir, padahal kemarin sudah bisa berpikir positif. Jalani saja apa adanya.

"Aku memang tampan." Hardian tersenyum lebar membuat Putri terpesona.

Hardian mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir wanita itu sekilas. Melihat wanitanya tak menolak, Hardian menciumnya lagi, sedikit **********. Wanita itu hanya diam tanpa membalas. Hardian menyentuh punggung wanita itu, tangannya menelusup ke dalam kaos wanita itu. Membuat wanita itu tegang.

Hardian menghentikan kegiatannya, ketika tubuh wanita itu mulai bergetar. Ia tahu traumanya hadir kembali.

"Kau milikku, aku suamimu dan aku berhak atas tubuh ini, " bisik Hardian ke telinga wanita itu. Entah kenapa ucapan laki-laki itu membuat tatapannya berubah, tubuhnya tidak bergetar lagi karena pikirannya memikirkan hal yang lain.

Begitulah yang Hardian lakukan, mengubah fokus wanita itu. Mereka bertatapan cukup lama dengan pikiran yang berbeda.

"Ehem... " Hardian berdehem lalu mengemudikan mobilnya menuju mall tempat mereka akan nonton. Tak lama mereka pun sampai, mereka terlihat canggung.

"Paman, tunggulah disini. Aku beli tiket dulu." Baru satu melangkah, Hardian menarik tangan wanita itu.

"Aku yang akan beli, kau tunggulah disini." ucapnya datar. Putri tersenyum lalu mengangguk. Kejadian di dalam mobil membuatnya malu dan lebih banyak diam.

Ini kali kedua Hardian nonton, berdasarksn pengalaman kemarin, waktu mereka bertiga nonton. Hardian berhasil membeli tiket dan juga membeli popcorn untuk mereka. Tak lupa dua minuman cappucino dingin.

"Ayo!" ajak paman yang kerepotan memegang makanan dan minuman yang dipegangnya. Putri mengambil dua minuman itu dari tangan Hardian.

Mereka melangkah berdampingan masuk ke dalam. Duduk sambil makan popcorn sebelum film diputar.

Keduanya fokus nonton film.

"Paman suka film horor?" tanya Putri setelah film diputar.

"Tidak."

"Paman asal beli tiket?" Hardian tak menjawab. "Sudah kuduga." Putri tersenyum sinis.

Kenapa tidak bilang kalau harus pilih dulu. Bukannya kemarin langsung beli saja.

Akhirnya mereka nonton film horor. Putri, meskipun tidak terlalu suka tapi dia berani, sementara Hardian tidak begitu fokus dengan filmnya.

Hardian melihat ke arah sekitar. Semuanya berpasangan, ada yang berciuman, ada yang bersandar dibahu prianya. Hardian melihat ke arah wanita disebelahnya yang fokus pada film.

"Bersandarlah!" Hardian meraih kepala wanita itu lalu meletakkannya pada bahunya. Reflek Putri menurut saja.

"Apa kita berkencan?" tanya Putri.

"Emm... " jawab Hardian. Membuat Putri tersenyum.

Bagaimana kalau aku jatuh cinta. Apa paman akan meninggalkanku karena kekuranganku? Haruskah aku membuatnya jatuh cinta padaku.

Putri merasa hatinya seperti akan meledak, sepertinya dia mulai jatuh cinta.

"Tidurlah!"

Yang benar saja, barusaja romantis sekarang malah disuruh tidur. Dan lagi, bagaimana bisa tidur jika musiknya sangat menakutkan, bikin terkejut saja.

"Aaaa.... " Bukan Putri yang berteriak tapi Hardian. Gerakan tiba-tiba Hardian membuat Putri terkejut. Laki-laki itu menyandarkan kepalanya pada dada wanita itu.

1
Nining yuningsih
bagus
Nining yuningsih
llucu
bhunshin
mulut mu Hardian macam bon cabe pedes bener palagi yg mkn bon cabe bibirnya lgi sariawan sakit nyelekit...
bhunshin
put temanMu kemana lama bener ke toiletnya jgn² kekunci didlm toilet put buruan cariin 😂
Daliffa
mampir baca, Alhamdulillah bagus alury,masih nyimak dlu,
fay_1571
🥰🥰🥰
Wisnu Mahendra
terlalu fokus dengan putri dan hardian, gak ada selingannya...misalnya aditya atau ratna...jadi terkesan monoton
Kutipan Halu
Ceritanya bagus kak, kalau berminat mampir juga yaa ke cerita baru kuuu iniii!!! 😊
👇👇👇
Terjebak Dalam Cinta Hitam
mimma
Luar biasa
Liaaa♡♡
bagus
fitri
😁😁😁
Baraka
putri juga egois
Alif
hardian gk jelas
Rismawati Damhoeri
jadi kemana Ratna sebenarnya?
Sri Puryani
😀😀gk bs bayangkan klo hardian jd sering senyum...
Sri Puryani
kakek bela putri
Sri Puryani
hardian peka dong.....istri itu pgn di dekati dirayu biar gk marah, kamu hrs mengalah
Sri Puryani
bibi diksh wkt 2 hr, ternyata smpe 1 mggu blm plg jg
Sri Puryani
katanya hardian sdh menyiapkan resepsi pernikahan tp kok blm" ?
Sri Puryani
kenapa mulut laki" itu tdk kau tampar sj hardian?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!