Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Sepertinya itulah pribahasa yang cocok menggambarkan seorang gadis cantik bernama Emila. Setelah hubungannya kandas karena kehadiran orang kedua, kini ia harus merasakan menjadi yang kedua pula untuk seorang pria yang sudah beristri karena mengandung anak dari pria itu setelah melewati malam panas dan ia dinyatakan mengandung.
Penawaran pernikahan sebagai bentuk tanggung jawab dari pria yang sudah menanamkan benih di rahimnya membuat Emila tak bisa menolak karena tidak ingin membuat ibunya malu dan akhirnya mendapatkan perlakuan buruk dari orang sekitarnya.
Bagaimana nasib Emila selanjutnya setelah menikah menjadi yang kedua sedangkan istri pertama pria tersebut tidak mengetahui pernikahan diam-diam mereka? Apakah istri pertama pria itu akan bersikap baik pada Emila atau justru sebaliknya setelah kebenaran itu terungkap mengingat istri pertama dari pria itu dinyatakan sulit memiliki seorang anak?
Yuk ikuti kisah Emila dan Arkana di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membuatnya nyaman
Arkana dengan hati-hati menurunkan Emila dari dalam gendongannya ke atas ranjang setelah berada di dalam kamar Emila. Bu Asma yang melihat pergerakan Arkana hanya diam membiarkan menantunya itu menurunkan putrinya di atas ranjang.
Tak sampai di situ saja, Arkana pun turut membantu melepaskan sepatu dan tas yang masih menempel di tubuh Emila. Bu Asma yang masih memperhatikan pergerakan Arkana pun tentu saja merasa senang karena putrinya diperlakukan dengan baik oleh suaminya walau status suaminya hanyalah istri kedua.
Setelah selesai melepaskan tas dan sepatu dari tubuh dan kaki Emila, Arkana pun keluar dari dalam kamar Emila dan tak lupa menutup pintu. Arkana pun tak langsung duduk di ruang tamu melainkan keluar kembali dari dalam rumah untuk mengambil kue yang tadi dibeli oleh Emila.
"Ini kue yang tadi dibeli Emila, Bu." Ucap Arkana menyerahkan kantong plastik berisi kue ke tangan Bu Asma.
"Terima kasih, Nak." Jawab Bu Asma ramah.
Arkana menganggukkan kepalanya. Setelahny ia pun duduk di kursi yang berhadapan dengan Bu Asma.
"Diminum dulu tehnya, Nak." Ucap Bu Asma ramah.
Arkana yang merasa sangay membutuhkan air untuk membasahi kerongkongannya langsung mengiyakannya lalu meneguk teh yang dibuatkan oleh Bu Asma untuknya.
"Jadi bagaimana keadaan Emila tadi kata dokter? Apa baik-baik saja?" Tanya Bu Asma. Wajahnya nampak cemas saat mengatakannya.
"Semua baik-baik saja, Ma. Emila hanya mengalami efek dari kehamilan mudanya." Jawab Arkana.
Bu Asma menghela nafas lega. "Sudah lama sekali Emila tidak muntah-muntah seperti itu. Sekarang kenapa bisa muntah lagi." Ucap Bu Asma merasa bingung.
Arkana hanya diam karena tidak tahu harus menjawab apa.
Bu Asma yang mengerti jika Arkana tak bisa menjawab perkataannya pun mengalihkan pembicaraan mereka ke arah lain.
"Oh ya, Ma, sepertinya saya sudah harus pergi sekarang juga. Ada urusan penting yang harus saja kerjakan sore ini." Pamit Arkana.
Bu Asma menganggukkan kepalanya. Ia pun bangkit dari duduknya berniat mengantarkan Arkana sampai ke depan rumah.
"Jika kau ingin kau bisa tinggal di rumah ini dalam waktu beberapa hari, Nak." Ucap Bu Asma. Sebenarnya ia merasa tidak enak hati karena mendengar putrinya memberi persyaratan agar Arkana dan dirinya tidak tinggal satu rumah walau mereka sudah menikah.
"Lebih baik seperti ini saja, Ma. Emila akan lebih nyaman jika tidak ada saya di dekatnya." Jawabnya.
Bu Asma mengangguk saja karena tidak tahu lagi harus menjawab apa.
Setelah cukup berbincang, Arkana pun langsung berpamita pergi meninggalkan perkarangan rumah Bu Asma.
"Mila, kau sangat beruntung memiliki suaminya seperti Tuan Arkana yang selalu memprioritaskan kenyamananmu. Walau Tuan Arkana memiliki istri dua namun tidak membuatnya terlihat pilih kasih kepadamu dan istri pertamanya." Gumam Bu Asma.
Setelah tak melihat lagi mobil Arkana dari pandangannya, Bu Asma pun masuk ke dalam rumah dan tak lupa menguncinya.
Satu jam berlalu, Emila yang baru saja terjaga dari tidurnya dibuat bingung kenapa saat ini ia bisa berada di dalam kamarnya dan masih menggunakan pakaian kerjanya.
Emila pun mulai mengingat-ingat apa yang terjadi sebelumnya sebelum ia masuk ke alam mimpi.
"Bukankah tadi aku tertidur di mobil Arkana? Lalu kenapa sekarang aku berada di dalam kamar?" Tanya Emila bingung.
***