Bagaimana jadinya jika pernikahan yang telah dibina selama 10 tahun tak menghadirkan buah hati? Bagi sebagian orang itu sangat hampa. Tapi Bagi sebagian orang itu bukan masalah.
Seperti yang dialami pasangan suami istri, Agam dan Nisha. Mereka berdua seorang Dokter. Nisha terpaksa kehilangan rahimnya akibat kecelakaan 5 Tahun silam. Sampai sekarang Agam menerima itu. Cinta Agam pada Nisha tetaplah utuh. Namun Nisha malah mengambil keputusan, untuk mencari wanita yang mau melahirkan anak mereka lewat proses bayi tabung.
Bertemulah ia dengan Yasmine, seorang gadis muda berusia 25 tahun. Ia bersedia dengan tawaran Nisha. Namun saat harus mengandung anaknya Agam, ia malah memiliki perasaan pada adik kandung Agam yang mengalami redartasi mental,Lukka.
Mampukah Agam menepati janji setianya? Dan apakah Yasmine bisa menjaga perasaan Nisha?
Yuk, baca kisah mereka. Jangan lupa dukungan, kritik dan sarannya ya..😘😘❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wulan_zai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29 : Hamil Diluar Nikah?
Yasmine tak dapat berkedip saking terkejutnya. Apa yang dilakukan Lukka barusan sungguh membuat jantunya berdegup kencang, hingga seluruh tubuhnya terasa kaku.
"Apa.. yang kamu lakukan...?" Yasmine menatap bingung, serta gugup keada pria yang barusan mengecupnya wajah polos.
"Tadi kelas Lukka tidak belajar,karena kami memperingati hari kasih sayang. Bu guru bilang, ciuman adalah salah satu cara untuk mengekpresikan rasa sayang. Untuk orang yang lebih tua di pipi, dan untuk yang lebih muda di kening. Karena tadi kakak bilang usia kakak lebih muda, makanya Lukka cium di kening." jabar anak itu panjang lebar, disertai senyum merekah. Ia sudah mencium semua orang dirumahnya, tak terkecuali para ART. Karena baginya seluruh orang dirumah itu adalah saudara, dan ia berhak mengungkapkan kasih sayang pada mereka semua.
"Kamu tidak bisa mencium sembarang orang, Lukka." lirih Yasmine dibarengi dengan kedua pipinya yang merah merona.
"Tapi kita kan tinggal satu rumah, itu artinya kakak dan Lukka bukan orang asing." protes Lukka tanpa rasa bersalah. Ia tak tau bahwa tindakannya barusan membuat anak orang salah tingkah.
"Ini salam kasih sayang untuk dedek bayi..." Lukka membelai lembut kepala Yasmine. Ia menganggap salam tersebut akan sampai kepada si jabang bayi lewat kepala sang bumil.
Menatap senyum hangat Lukka membuat tubuh Yasmine berdesir sejuk. Perhatian anak itu menjadi hal spesial, karena ia tak pernah mendapatkan perhatian dari seorang pria sebelumnya.
Namun tetap saja, pikiran Yasmine terbentur oleh keadaan. Bagaimana bisa jantungnya berdebar pada makhluk polos itu? Terlebih ia tengah mengandung anak Agam.
"Pedas banget ya, kak..?" ucap Lukka, membuyarkan tatapan kosong Yasmine. Ia mendengar jelas deru nafas Yasmine.
"ng...nggak." sahutnya, terburu-buru membaca kembali buku diary milik Lukka. Ia membuka asal halamannya, demi melupakan tatapan polos Lukka yang mendebarkan.
Jemari Yasmine berhenti bergerak, kala melihat dua lembar foto setengah usang, yang tertempel di halaman itu. Tertulis pula tanggalnya, 9 september. Tanggal dimana kehidupannya terhempas pada portal kehancuran. Ya, tanggal ulang tahunnya.
"Lukka.., ini apa..?" tunjuknya pada dua foto itu.
Lukka yang tengah asik mengunyah jadi terhenti. Ia mengamati sejenak foto tersebut, foto mobil Agam yang hancur karena kecelakaan 5 tahun silam.
"Itu mobil kak Agam..." ucapnya lirih.
"Sebuah keajaiban mereka berdua bisa selamat..." gumam Yasmine, teringat kembali pada nasib nahas orang tuanya.
Tak mau mengorek hal itu lebih dalam, Yasmine pun menutup buku diary Lukka, lalu mengajak Lukka bercerita tentang banyak hal.
Yasmine juga menceritakan bagaimana sedih kehidupannya, hingga akhirnya bisa terdampar di dalam keluarga Agam.
"Apa suami kakak tidak pulang?" pikir Lukka, karena sepengetahuannya, saat Nisha hamil dulu Agam tak pernah mau jauh dari istrinya itu.
Yasmine jadi tergagu, lagi-lagi ia harus mengarang jawaban untuk menuntaskan rasa penasaran Lukka.
"ee... suami kakak kerja di kapal laut. Dia berlayar dari satu negara, ke negara lain. Jadi sulit untuk mengambil cuti."
"waahh, jadi suami kakak seorang pelaut?" Lukka terkagum mendengar itu. Berkelana ke luar negeri adalah impiannya sejak kecil, namun apa daya ia tak bisa mewujudkan itu, karena sampai sekarangpun ia masih anak kecil.
Kembali dua manusia doyan ngemil itu larut dalam cerita. Hingga akhirnya mereka terlelap, dengan posisi kepala bersandar di tepi kasur.
.
.
Tak terasa jarum jam berputar ke angka Empat pagi. Suara ayam berkokok mulai terdengar bersahutan.
Yasmine terbangun dan terkejut, saat melihat Lukka tidur diatas paha nya. "aduh.., pantas saja kaki ku kesemutan."
Perlahan Yasmine memindahkan kepala Lukka ke atas bantal. Batinnya sedikit takut, kala membayangkan Agam atau Nisha memergoki ia tertidur di kamar bocah itu.
Yasmine memutuskan pindah ke kamarnya, lebih cepat lebih baik. Selagi suasana rumah masih gelap, ia bisa meminimalisir untuk tidak ketahuan.
Dengan langkah cepat, Yasmine menuruni anak tangga, untuk menuju kamarnya. Daster putih berbahan satin, serta rambut panjang reap-reap membuat Agam berdiri kaku di depan kulkas. Di tambah Yasmine menuruni anak tangga sambil berlari, membuat kedua mata Agam menciut ketakutan.
"Apa...apa... itu...?" Kedua kakinya bergetar ketakutan. Seumur hidup, ini pertama kali ia merasa takut setengah mati.
Saat Yasmine tiba di ujung anak tangga, ia langsung berbelok ke arah kamarnya. Membuat sosoknya hilang begitu saja di mata Agam.
"han...tu...?!" ucap Agam, sebelum akhirnya tak sadarkan diri di depan kulkas itu.
.
.
Pukul 06:30 Pagi....
"Mas.., Mas ngapain tidur disini?" bisik Nisha seraya mengguncang bahu sang suami.
Agam membuka paksa matanya. Lalu mendekap erat Nisha sambil celingukan. Sungguh ia tidak akan takut bila ada monster, zombi, ataupun hewan buas. Tapi bila dengan makhluk astral, ia takut luar biasa.
"Sayang.., ada hantu sayang, ada hantu di rumah kita...!"
"Mas ngigau..?" Nisha melepas pelukan Agam. Sorot matanya terlihat jelas bahwa ia sedang menahan tawa.
"Serius..! Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri, hantu itu menuruni tangga." ia ingin sang istri mempercayai ucapannya.
"Mas, mabuk ya..?" selidik Nisha dengan tatapan menyipit. Mana mungkin ia percaya, ada hantu di rumah itu.
"Sayang..." lirih Agam lagi.
"Sudah ah.., sekarang siap-siap. Kita ada janji temu dengan Dokternya Yasmine." Nisha menarik lengan sang suami beranjak dari sana.
Hari ini ada janji temu, untuk melihat kondisi rahim Yasmine. Apakah janin yang tempo hari belum terlihat sudah berkembang.
Di dalam kamarnya, Yasmine tampak sudah bersiap. Dadanya masih berdebar kala teringat akan momen tadi malam. Momen dimana ia dan Lukka menghabiskan malam bersama. Wajah ceria dan manis anak itu enggan pergi dari kepala Yasmine.
"Kenapa dia manis sekali..." bisiknya di depan cermin, sambil mengusap-usap perutnya.
.
.
Sesampainya dirumah sakit, Agam dan Yasmine duduk berjauhan. Berjarak 4 kursi kosong, mereka saling diam bak orang asing. Memang asing sih.
Saat dalam perjalanan menuju kesana, Nisha tiba-tiba mendapatkan telepon penting dari rumah sakit, karena ada operasi dadakan.
Kemudian datang pasien lain, yang memilih duduk di sebelah Yasmine. Sesaat Yasmine menoleh, dan betapa terkejut ia saat melihat wanita di sebelahnya itu.
"Yasmine...?" sapa wanita itu dengan alis terlipat. Dia adalah Rika, Manajer Bank tempat Yasmine bekerja dulu.
Yasmine hendak menghindar, namun ia bisa apa? Wajahnya sudah terlanjur nampak oleh Rika.
"hallo, Bu Rika..." balas Yasmine menunduk pelan. Senyum kecut ia sertakan.
Saat bekerja dulu, Rika adalah orang yang paling iri terhadap Yasmine. Bagaimana tidak, Yasmine bekerja di Bank itu hanya bermodalkan ijazah SMA. Namun ia berhasil meraih posisi Konsultasi hanya dalam waktu 2 tahun, yang mana posisi tersebut sangat di inginkan oleh Rika.
Bahkan belum lama ini, saat Yasmine mengajukan surat pengunduran diri. Direktur mereka malah menawarkan Yasmine posisi Manajer. Semakin memuncaklah rasa iri dengki Rika. Untung saja Yasmine kukuh mengundurkan diri, ya karena ia terlibat projek rahasia bersama Nisha. Dan posisi tersebut pun di menangkan oleh Rika.
"Kau sedang apa disini...?" tanya Rika sembari membaca jelas papan nama di depan pintu, yakni Dokter SPOG. Ia melihat sebuah buku berwarna merah muda yang ada di tangan Yasmine. Buku khusus yang hanya dimiliki oleh wanita hamil.
"Kau sudah menikah...? Kenapa tidak mengundang kami?" serobot Rika lagi, saat Yasmine hendak menjawab.
Yasmine gugup bukan kepalang. Harus menjawab apa? Tak mungkin ia menunjuk Agam sebagai suaminya. Sungguh otaknya buntuk mencari alasan.
"Jangan-jangan kau hamil di luar nikah? Itu sebabnya kau mengundurkan diri?" sergah Rika lagi, dengan tatapan curiga.
...*********** ...
cerai aja
no teras po hlman blkang smbil dlok sawah maak... mo pilih yg mna... hyuu... kumpulin sklian reiders yg lain biar rame... 😁😁😁
biar emak semngat... 💃💃💃😘😘😘