Demi bisa mendekati cinta sejatinya yang bereinkarnasi menjadi gadis SMA. Albert Stuart rela bertransmigrasi ke tubuh remaja SMA yang nakal juga playboy yang bernama Darrel Washington.
Namun usaha mendekati gadis itu terhalang masa lalu Darrel yang memiliki banyak pacar. Gadis itu bernama Nilam Renjana (Nilam), gadis berparas cantik dan beraroma melati juga rempah. Albert kerap mendapati Nilam diikuti dua sosok aneh yang menjadi penjaga juga penghalang baginya.
Siapakah Nilam yang sebenarnya, siapa yang menjaga Nilam dengan begitu ketat?
Apakah di kehidupannya yang sekarang Albert bisa bersatu dengan Cinta sejatinya. ikuti kisah Darrel dan Nilam Renjana terus ya...
Novel ini mengandung unsur mitos, komedi dan obrolan dewasa (Dimohon untuk bijak dalam membaca)
Cerita di novel ini hanya fiksi jika ada kesamaan nama dan tempat, murni dari kreativitas penulis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 : Kekasih Ke Enam
Darrel Santanu Tjokroaminoto Washington.
...Happy Reading 🩷🫶...
Badai sedikit mereda, tetapi bukan jalan menuju akhir. Perjalanan penuh perjuangan baru saja akan di mulai, dua anak manusia mengumpulkan serpihan sejarah yang kacau menjadi sebuah petunjuk dimana garis takdir dua makhluk yang bisa hidup di dua dunia dipersatukan atas nama cinta.
Rumah Darrel
Di pagi yang cemas.
"Pah, ini sudah satu Minggu Darrel tidak pulang ke rumah. Mama semakin heran sama papa, santuy sekali anaknya tidak pulang." omel Cleo dengan mata yang sembab.
"Anak buah papa sudah mencari Darrel ke seluruh kota mam, papa tidak tahu lagi harus cari kemana. Kalau kita lapor polisi bisa geger dunia bisnis papa, musuh-musuhku bisa memanfaatkan keadaan." jawab Sutana dengan wajah cemas.
"Lagian sih kamu, dari pemakaman waktu itu, Darrel papa biarkan sendirian di TPU. Kamu itu nyadar nggak sih? buat dapetin Darrel aku harus menunggu bibit subur kamu selama lima tahun!" sungut Cleo menohok.
"Itu saja yang kamu ungkit kalau sudah urusan bocah tengik ini!" kesal Sutana lalu membanting buku yang sejak tadi ia pegang untuk menutupi kegelisahannya.
"Mama khawatirkan anak itu, makannya gimana, dia tidur dimana, dia tidak bisa hidup susah Pa... Kalau Darrel kenapa-napa, mama lebih baik mati, Pa!" sesal Cleo memukul dadanya yang sesak dan lelah menimbun kecemasan.
Langkah kaki tergesa mendekati pasangan suami istri yang sedang diliputi kecemasan.
"Permisi tuan, kami menemukan tuan muda Darrel di rumah sakit Buana Medica" ucap anak buah Sutana.
"Apa?! Dimana rumah sakit itu! Dan kenapa dia ada di sana?" cecar Sutana.
"Di wilayah pelabuhan ratu, Sukabumi. Tuan muda mengalami koma selama lima hari, dan hari ini sudah bangun tapi linglung tidak mengenali dirinya sendiri." ucapnya sambil menundukkan wajahnya tidak berani menatap atasannya.
Mata Sutana membeliak, "Ayo mam kita ke sana!" Sutana menarik istrinya yang masih mematung terpaku. "Siapkan helikopter, sekarang!!" titah Sutana pada anak buahnya.
Buana Medica
Darrel berdiri terpaku di depan kaca besar ruang rawat kamarnya yang menghadap ke laut selatan. Kedua tangannya ia jalin di balik punggung, tatapannya jauh ke depan seakan menghipnotis deburan ombak agar terhenti di udara, dia butuh suasana sepi dan hening, agar wajah sang kekasih dapat memberinya signal dimana kini gadis itu berada.
Mengurai semua kejadian berjalan tidak sesuai rencana dan harapannya, ia mulai muak dan bosan tinggal di negara asing bernama Indonesia.
Arah tujuannya mencari cinta sejatinya yang terjebak dalam tubuh seorang gadis Indonesia harus mengalami banyak kendala dan ujian.
Perebutan wilayah dan kekuasaan berbagai entitas astral dari sejarah yang menumpuk menjadi sebuah mitos yang beredar di jaman sekarang.
Kreeekk...
Pintu ruangan terbuka, dua orang perawat berdiri di belakang Albert yang bertubuh Darrel, wajah kedua perawat itu pias dan kaki mereka bergetar halus.
"T-tuan Albert, data anda tidak dapat kami temukan di data base seluruh dukcapil. Apa anda tidak ingat nama keluarga anda?" tanya perawat dengan gugup.
'Ah, sial! Aku lupa menyelidiki tubuh milik siapa sosok pemuda yang kujadikan 'sarang' ini' gumam Albert dalam hatinya.
Yang membuat mereka gugup bukanlah mengenai data Albert yang sebenarnya, karena semua data tidak ada yang cocok. Akan tetapi yang membuat seluruh rumah sakit itu geger adalah, pasien yang selama ini di rawat karena koma tidak memiliki darah, meskipun jantungnya tetap berdetak.
"Nama keluargaku Stuart, Arnold Stuart kakekku." jawab Albert santai lalu melangkahkan kaki ke arah sofa. Ia duduk bak seorang raja di kursi kebesarannya.
Suara pintu dibuka paksa dari luar.
"Darrel!! Ya Tuhan kenapa kamu ada di sini, nak. Mama dan papa selama ini terus mencari kamu." tangis Cleo pecah begitu melihat anaknya berwajah pucat seputih kertas.
"Kamu selalu menyusahkan! Tidak pernah menghargai dan menuruti ucapan papa!" maki Sutana dengan mata berkaca-kaca, sebenarnya ia rindu pada putra semata wayangnya, namun karena ego, ia menahan mengeluarkan sisi lemah di hadapan Darrel.
"Papa!!" bentak Cleo tidak terima putranya di marahi lagi.
"Aku tidak apa-apa jangan berlebihan." jawab Albert yang kini dengan mode Darrel.
"Kenapa kamu ada di sini? Bagaimana bisa kamu koma lagi, nak?!" cecar Cleo dengan wajah cemas.
"Lawanku kali ini sangat kuat, dari klan Sabang sampai Merauke. Mereka menginginkan aku mundur dan takluk dengan Wisesa. Tapi ware wolf sumatera menginginkan aku mati."
Kedua orangtuanya saling pandang, mereka tidak mengerti apa yang dibicarakan putranya.
"Apa kamu terlibat tawuran lagi?" tanya Sutana, Darrel mengangguk dengan ekspresi polos.
"Aarrggkk... !! Aku pikir kamu kapok saat nyawamu sudah di ujung tenggorokan, tapi ternyata kamu... Kamu mau jadi mafia, Darrel!" amarah Sutana kian memuncak.
Darrel melirik sinis kedua orangtuanya tanpa menoleh. "Aku ingin sekolah, ayo kita pulang, Pa... Ma." ucapnya santai tanpa dosa.
Cleo dan Sutana saling pandang lagi, baru kali ini selama hidupnya Darrel menginginkan berangkat sekolah. Tanpa banyak bertanya, mereka meninggalkan ruangan dengan penuh wibawa. Aura kekayaan yang terpancar dari wajahnya seakan bersinar menyilaukan siapapun yang melihatnya saat itu.
Di rumah Darrel.
Darrel memutari kamarnya dengan tatapan jijik, jaket kulit yang sudah bau keringat, kaos kaki yang sudah kaku karena lama teronggok di sudut kamar, juga gambar-gambar vokalis music rock menempel di dinding kamarnya.
"Papa, Darrel butuh beberapa maid untuk membersihkan kandang sapi ini." ucapnya sambil menutup lubang hidungnya dengan sapu tangan sutra.
Sutana menatap anaknya dari atas hingga ke bawah. Ia melihat penampilan anaknya memang jauh berbeda. Rambut ikalnya yang biasanya kaku penuh ketombe kini tertata rapih dengan sentuhan Pomade yang membuat rambutnya klimis, kancing kemeja dia kancing hingga leher dihiasi slayer sutra berwarna merah.
"Kamu yakin? Biasanya kamu sangat marah kalau ada orang yang menyentuh dan membersihkan kamarmu." Sutana keheranan.
"A-aakuu yakin, sangat yakin. Dan aku minta sebuah perpustakaan yang tertata rapih di kamarku. Aku juga butuh perapian di sini." Darrel menunjuk area kosong di kamarnya.
"Baiklah, tapi kamu yakin ya menginginkan perubahan ini, jangan sampai kamu berubah pikiran." kecam Sutana
Darrel mengangguk pelan dengan wajah menyunggingkan senyum asimetris.
Di sekolah Tunas Bangsa
Ini pertama kalinya Albert yang terjebak di tubuh Darrel menginjakkan kaki di sekolah SMA. Dia jalan begitu anggun dan berwibawa, setiap langkahnya terasa penuh keyakinan dan tatapan matanya yang dalam seolah memancarkan aura misterius.
Otot-otot di dada dan tangan Darrel terlihat kokoh dan beberapa gadis berpikir akan nyaman dalam pelukan cowo idola di sekolahnya itu.
Darrel tahu dirinya dalam menjadi perhatian seluruh siswa di sekolahnya, dengan sengaja ia berdiri di tengah lapangan dengan meneriakkan satu nama.
"Apa di sini ada yang bernama Nilam Renjana!" teriakannya menggelegar di tengah lapangan menyita perhatian semua orang.
Kelima gadis yang selama ini diklaim sebagai kekasih Darrel merapat ke lapangan untuk mengajukan protes. Tasya, Tania, Rose, Indira dan Bella.
"Darrel apa kamu ingin menambah kekasih lagi?!" tanya Tasya pacarnya sejak SMP.
Darrel mengangguk dengan wajah arogan.
"Rel, kita baru jadian dua bulan masa kamu mau jadikan aku pacar tua. Aku ingin terus jadi pacar kamu yang paling muda." protes Bella
"Aku tidak Sudi jika Nilam jadi pacar keenam kamu, Rel!" tolak Rose.
"Kalau kalian tidak setuju, kita putus hari ini juga. Aku membebaskan kalian." ucap Darrel
Indira dan Tania diam, namun ia merapat ke dekat Tasya berdiri, seakan memberi signal jika mereka bertiga akan mendukung keinginan Darrel daripada di putusin.
Darrel membuka benda pipih yang beberapa hari ini dia pelajari dengan serius. Berdasarkan bukti dari kolam chat yang tidak pernah di hapus Darrel yang asli, di sana ada tugas dari masing-masing kekasihnya itu.
"Aku membutuhkan Nilam untuk menemani membaca buku di perpustakaan." ujar Darrel dengan senyuman tipis.
"Oke, aku setuju!" jawab Tasya. Indira dan Tania ikut mengangguk.
Nilam, Bram dan Mariana berjalan di koridor sekolah dengan santai, mereka tidak tahu apa yang terjadi di tengah lapangan yang kini menjadi sebuah kerumunan para siswa siswi.
Dua orang siswi kelas satu berlari ke arah mereka, dengan napas terengah gadis itu menarik lengan Nilam. "Ka Nilam... Nama Kaka di sebut ka Darrel menjadi kekasih keenamnya. Kaka harus ke sana melihat keributan para selir."
"Apa? Kekasih keenam? Gila kali tuh orang... Siapa juga yang mau sama dia!" umpat Nilam dengan wajah kesal. Ia pun mengikuti dua gadis yang memberi informasi.
"Minggir... Minggir ... Ka Nilam mau lewat." teriak gadis berkepang dua.
Kerumunan membuka jalan untuk Nilam.
"Darrel apa-apaan sih kamu. Ini sekolah bukan area bermain!" omel Nilam.
"Nilam Renjana, aku beri kamu kehormatan menjadi kekasihku yang keenam. Tugas kamu mudah, hanya menemaniku ke perpustakaan." ucap Darrel dengan wajah tersenyum.
"O-ge-a-ga-ha... Ogah!! Kamu dengar?! Aku tidak mau!" Nilam seketika membalik badannya dan meninggalkan Darrel yang diam terpaku di tengah kerumunan.
B e r s a m b u n g...
aku yang polos ini... pengen ngintip dikit 🙈🤭
malah nyanyi... gw 🙈
😵