Amy terpaksa harus menjadi pengasuh Reo Onsi Nagato, anak dari duda Shiro Yuki. Yang ternyata adalah seorang CEO.
Tapi kemunculan sang mantan istri, yang ternyata adalah seorang artis terkenal. Membuat kisah mereka menjadi tidak biasa.
Bagaimana Amy harus bersikap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tompealla kriweall, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gagal
"Kak... ehhh, ihsss... apa sih ini?"
Cresen terkejut dengan kedatangan Shiro Yuki ke kamar tamu, dengan langsung menarik selimut, supaya dia cepet terbangun.
"Bangun cepat!"
Suara kakak sepupunya itu seperti orang yang sedang memerintah, membuat ke Cresen mengerutkan keningnya heran. "Kak Shiro kenapa sih? apa dia nggak dapat jatah bercita semalam? jadi marah-marah sepagi ini," batin Cresen menebak-nebak.
"Cepat bangunkan bersiap-siap! Kamu mau ikut tidak?" perintah Shiro Yuki dengan tidak sabar.
"Ikut, ke mana?" tanya Cresen bingung.
"Kakak mau ke vila," jawab Shiro Yuki tanpa ekspresi yang menyenangkan.
"Kok mendadak?"
"Ikut gak? Aku tinggal jika tidak bersiap dalam waktu 5 menit!" dengan tegas Shiro Yuki memberikan batasan waktu pada Cresen untuk bersiap-siap.
"Hahhh... ya sudah, Aku di rumah saja males ikut pengantin baru!" ujar Cresen malas-malasan. Bahkan dia kembali meringkuk dengan mata terpejam, melanjutkan kegiatan tidurnya yang di ganggu kakak sepupunya.
"Ya sudah."
Dengan malas dan mengangkat kedua bahunya, Shiro Yuki membiarkan adik sepupunya itu kembali tidur. Dia sendiri keluar dari kamar tamu menuju ke ruang tengah, di mana Amy sudah mempersiapkan segala sesuatu yang akan di bawa ke villa.
"Nona Amy, ini makanan ringan yang lainnya di bawa juga? fast food, Frozen-frozen home made ini?" tanya bibi pembantu, yang membantu Amy mengepak perbekalan.
"Yang ini juga Bi, kesukaan Reo mami Cresentia." Amy memberikan instruksi pada bibi pembantu, sambil menunjuk makanan-makanan yang sudah dikemas sedemikian rupa, makanan yang dibuat oleh orang rumah sendiri, bukan buatan pabrik.
Melihat kedatangan Shiro Yuki yang tampak malas, Amy menunduk. Dia merasa bersalah karena telah membuat suaminya itu kecewa.
Tapi semua itu juga bukan salahnya, karena siklus bulanannya juga memang sudah waktunya. Dan dia tidak bisa mencegah siklus alami tersebut.
"Cresen tidak ikut. Bawa yang penting-penting saja, tidak usah terlalu banyak membawa makanan di villa juga ada sudah ada."
Amy hanya mengangguk saja, menanggapi perkataan suaminya. Tapi bibi pembantu berbisik di telinga Amy, "bawa saja yang banyak Nona Amy, tuan muda Cresen pasti ikut, dan dia itu jago makan!"
Mendengar bisikan dari bibi pembantu, Amy menyipitkan matanya. Tapi bibi negara menutup mulutnya, memberikan isyarat supaya Amy diam saja dan tidak bertanya apa pun padanya.
"Tapi tadi Boo bilang Cresen tidak ikut, kenapa bibi begitu yakin jika Cresen akan ikut serta?" Amy membatin dalam hati.
Namun dia menuruti permintaan dari bibi pembantu, dengan tidak bertanya atau berkata apapun. Amy hanya melanjutkan kegiatan, menyiapkan kepergian mereka ke villa. Menyusul Reo dan kedua mertuanya, yang sudah pergi sedari kemarin.
Lima menit kemudian, Shiro Yuki dan Amy sudah masuk ke dalam mobil. Sedangkan semua yang tadi dipersiapkan Amy sudah masuk ke dalam bagasi.
Kali ini Shiro Yuki membawa supir, dia tidak mau menyetir sendiri, karena keadaan hatinya yang masih buruk.
"Semua sudah beres Tuan Muda Shiro. Apakah kita berangkat sekarang?" tanya supir yang berada di belakang kemudi.
"Ya," jawab Shiro Yuki singkat.
"Baik Tuan Muda."
Tapi di saat mesin mobil baru saja dinyalakan, Cresen mengetuk-ngetuk pintu bagian penumpang.
"Kak... Kak Shiro!"
Ternyata Cresen berubah pikiran, dan dia akan ikut pergi ke villa bersama dengan mereka. Barang-barang pribadinya juga sudah siap dibawa, dengan ransel berukuran sedang yang berada di pundak.
"Huhfff..."
Shiro Yuki hanya membuang nafas panjang, melihat tingkah adik sepupunya yang berubah pikiran.
"Oh, ternyata dugaan bibi benar! ternyata Cresen memang benar-benar ikut."
Amy terkejut dengan kebenaran yang tadi di bisikan oleh bibi, dengan tebakannya yang mengatakan bahwa Cresen pasti akan ikut bersama mereka ke villa.
Akhirnya Cresen dipersilahkan duduk di samping pak supir, karena bangku belakang sudah diisi oleh Shiro Yuki bersama dengan Amy.
"Huhhh! Aku pikir Kakak yang duduk di depan. Padahal Aku ingin duduk di belakang bersama kakak ipar!" gerutu Cresen dengan mengerucutkan bibirnya.
"Diam atau Aku suruh turun!"
"Hehehe... iya-iya! Hihsss... awas kakak ipar kabur, jika kak Shiro terus bersikap kasar." Cresen mengingatkan Shiro Yuki.
Tapi sedetik kemudian, Cresen menutup mulutnya sendiri. Dia teringat mantan istri pertama kakak iparnya dulu, Lay Sanespere. Artis itu justru pergi meninggalkan kakaknya, padahal kakaknya selalu bersikap lembut pada artis tersebut.
Melihat bagaimana reaksi Cresen, Shiro Yuki hanya membuang mukanya ke arah jendela. Sedangkan Amy diam saja, tapi tetap berpikir dalam hati. "Apa mungkin mamanya Reo pergi karena sikap kasar Boo? Tapi mami Cresentia dan beberapa orang yang ada di rumah mengatakan, jika Lay Sanespere pergi karena ingin tetap berada di pada posisinya sebagai artis dan model. Bukan karena sikap kasar Boo. Jadi mana yang benar?"
Shiro Yuki tidak sengaja melirik ke arah istrinya, dan mengerutkan keningnya heran, kemudian sadar jika omongan yang tadi diucapkan oleh adik sepupunya, sedang dipikirkan oleh Amy saat ini.
Dengan lembut Shiro Yuki mengambil telapak tangan istrinya, kemudian mengecup punggung tangan tersebut.
"Jangan berpikir yang tidak-tidak Amy. Apa yang dikatakan oleh Cresen bisa Kamu buktikan sendiri? Aku hanya ingin melindungi Kamu dari daya tarik adik sepupuku itu, karena Aku tidak mau kehilangan Kamu."
Tanpa berkata-kata, Shiro Yuki meyakinkan istrinya, jika apa yang tadi diucapkan oleh Cresen tidak benar adanya.
"Maaf Kakak ipar, Aku hanya bercanda saja. Dan untuk masalah kepergian mamanya Reo, Aku harap Kamu sudah tahu bagaimana cerita yang sebenarnya."
Ternyata Cresen dengan rasa bersalahnya, meminta maaf dan memberikan penjelasan kepada Amy. Dia juga menoleh untuk melihat ke belakang, pada saat meminta maaf.
"Entschuldigung Schwester. Ich habe nur gescherzt!"
"Kak Shiro, maaf Kak. Aku hanya bercanda!" Ucap Cresen lagi, dengan membentuk dua jarinya dengan huruf V.
Meskipun tidak tahu arti dari perkataan Cresen yang mengunakan bahasa Jerman, setidaknya Amy bisa membuat kesimpulan, bahwa adik sepupu suaminya itu menyesali perkataannya, dengan meminta maaf.
"Tu es nie wieder und vergleiche es nicht mit der Vergangenheit."
"Aku menjalani kehidupan ini berbeda dengan yang dulu, jadi jangan pernah Kamu membandingkan atau menyamakan dengan yang dulu-dulu."
Dengan tegas Shiro Yuki memperingatkan adik sepupunya, yang hanya bisa mengangguk saja menanggapi perkataannya.
*****
"Lho, kalian..."
Cresentia kaget, saat melihat kedatangan anak dan menantunya, yang menyusul ke villa. Bahkan bersama dengan keponakannya, yang tidak diketahui kapan sampai di Jakarta.
"Mama Amy datang... yeee... Mama Amy datang!" Reo justru sangat bergembira, dengan kedatangan mamanya ke villa ini.
"Kenapa Kamu ikut ke sini? biarkan Cresen yang datang sendiri bersama supir, jika ingin menyusul Mami."
"Gagal Mi."
Cresentia mengerutkan keningnya, mendengar jawaban yang diberikan oleh anaknya barusan.
Akhirnya happy ending untuk Tuan Muda Reo 😁 jdi seperti tante online yg ngikutin dari kecil sampai nikah. Tinggal jadi nenek online aja nih 😁
Sukses terus ya thor dgn semua karya-karya nya😍😎 Semangat