Lelah selalu dimanfaatkan sang ayah, hingga akhirnya Bella memutuskan rantai keuangan ayahnya dengan menyerahkan kesuciannya pada sang sahabat. Leo Respati, adalah pria beruntung itu yang mendapatkan keperawanan Bella.
Tapi Leo bukanlah pria biasa, Ia selalu bertanggung jawab atas Bella setelahnya. Bahkan Leo berjanji akan selalu melindungi Bella bahkan dengan nyawanya sendiri.
Bagaimana Bella, jika tahu Leo adalah anak seorang Mafia? Apalagi saat Leo bertanggung jawab meneruskan bisnis hitam orang tuanya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erna Surliandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Leooo!!
"Aaarrrrgghh! Engga... Jangan sentuh Bella," Gadis itu terus melawan sekuat tenaga yang Ia bisa. Mendorong dan menyingkirkan wajah om itu yang selalu ingin menyerang bibirnya dan area tubuhnya yang lain dengan penuh nap su. Apalagi tangan besar dan kasarnya, mulai berani aktif menjamah bagian tubuh Bella yang lain.
" Aku tak akan melepaskanmu. Aku sudah membayar mahal untuk menikmati perawan sepertimu! Kau tak akan bisa lari!" pekiknya saat itu. Tatapannya begitu mem bu nuh, siap menerkam Bella kapan saja Ia mau.
Tangan besarnya menceng kram wajah kecil Bella, dan memaksanya mendekat untuk me lu mat bibirnya dengan ganas saat itu juga. Bahkan dengan kasar menggigit kecil bibir bawahnya hingga terluka dan berda rah.
"Aaaaah!" ringik Bella menahan segala rasa perih yang ada.
"Aku tak segan-segan menyakitimu jika kau terus melawan," ancamnya dengan tatapan yang mengerikan dan membuat Bella takut saat itu. Tapi bukan berarti Bella pasrah, karena Ia terus mencari jalan untuk membuka mobil itu bagaimanapun caranya terutama saat tangannya terus dicengkram pria itu dengan amat kasar.
Pria itu merasa menang saat Bella diam. Ia menurunkan tangan untuk mera ba pa ha Bella dan menyentuh bulatan kenyal dibawahnya saat itu, lalu Ia re mas dengan sedikit kuat hingga Bella mele nguh nyeri karenanya. Dan bibirnya itu menyerang ceruk leher Bella, menge cupinya dengan kasar hingga Bella kegelian saat itu. Hingga akhirnya....
Tap...! Bella bisa membuka pintunya dengan mudah saat tangan Om itu lepas dari lengannya. Bella mendendang tubuh besar itu sekuat tenaganya, bahkan beberapa kali memukulinya dengan sepati kets yang Ia pakai.
"Mam pus!" ucap Bella puas. Ia kemudian segera keluar dan berlari sekuat tenaga, tak perduli kakiny tanpa alas disalah satunya. Dan baju serta rambutnya acak-acakan saat itu.
Bella ingat betul daerah itu. Dan jika Ia terus berlari lurus, maka Ia akan bertemu dengan Restaurant tempatnya bekerja. Berharap semoga Leo atau yang lain masih ada disana untuk melindunginya sebisa mungkin. Setidaknya, agar Ia lepas dari Om itu yang menginginkan tubuhnya.
Bella terus berlari tanpa pernah menoleh kebelakang sama sekali. Bahkan Ia tak pernah berhenti meski kakinya perih dan sakit akibat aspal yang panas dan kasar. Jalananpun amat sepi malam itu, hingga tak ada yang bisa Bella harapkan untuk sekedar menolongnya untuk membawanya pada Leo.
"Aaahh... Haaaahhh... Haaah!" Bella mendesah panjang, beristirahat sejenak untuk menarik napasnya panjang. Sedikit saja Ia melihat kilat mobil dari belakangnya, tubuhnya akan gemetar dan Ia segera lari lagi secepat mungkin saat itu.
Ia sadar, bibir dan pahanya sedikit perih akibat ulah om ganas itu padanya. Tapi lagi-lagi Ia tak perduli, dan Ia terus lari hingga saat ini merasa semakin dekat dengan Resto yang Ia tuju saat itu. Bella bahkan membuka satu sepatu yang masih Ia pakai dan membuangnya kesembarang tempat saat itu, karena Ia merasa itu akan semakin mempersulit keadaannya untuk terus lari sejauh mungkin.
Tertatih, bahkan Ia lupa seberapa sering Ia akan jatuh. Tapi untung saja keseimbangan tubuhnya baik, hingga tak perlu menambah luka lagi ditubuhnya.
"Apa kamu masih disana, Le? Tolong aku, Le. Tolong jangan pergi dulu sebelum aku datang, Leo." harap Bella dengan begitu besar saat ini.
Ia semakin dekat, hingga Ia melihat Leo dari kejauhan. Entah Leo, atau hanya bayangannya saja saat itu. Dan Bella mengumpulkan tenaganya, untuk berteriak dan memanggil Leo sekuat yang Ia bisa.
" Leo!!!"
