Fairi terjebak dalam sebuah pernikahan tanpa adanya cinta didalamnya dengan Kenan karena sebuah perjodohan. Dan dihari perayaan ke 3 tahun pernikahannya suaminya memperkenalkan seorang wanita sebagai istrinya.
Semua itu tak berarti bagi Fairi, namun hati Fairi hancur saat suaminya memohon padanya untuk membujuk ibu mertuanya agar mau menerima istri kedua suaminya.
Mampukah Fairi bertahan dari ketidak adilan dari orang - orang yang selama ini dia percayai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Katrina jaeyadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"Tuan pesanan anda" seorang pegawai toko roti berkata pada Farid yang sedang membeli roti untuk seseorang.
"Apa maksudmu sebenarnya, kenapa jadi aku yang kamu salahkan. Harusnya kamu yang menjaganya agar tak terjadi hal seperti ini." Danang terlihat kesal saat dia disalahkan oleh Melinda.
"Apa? Harusnya kakak pakai pengaman dong kenapa malah menyalahkan aku, lagian kenapa kakak datang dan muncul lagi mengusik kehidupanku, bukankah aku sudah memberi kakak banyak uang untuk semua itu" Melinda marah besar pada Danang.
"Hey, kamu yang bodoh kenapa tak menggunakan alat kontrasepsi. Lagian kamu bukannya bisa menipu suami mu itu sampai dia bersedia menikahi mu dan memberikan mu kehidupan yang sangat mapan dan nyaman, lakukan lagi saya sekarang dengan cara yang sama apa susahnya sih." Danang berkata dengan enteng.
"Apa maksud kakak?! Sekara g aku hamil 3 bulan dan kakak ingin aku mengatakan kalau ini adalah anaknya? Aku baru aktif berhubungan dengan dia baru - baru ini apa kakak sudah gila." Melinda benar - benar marah pada Danang yang selalu menganggap semuanya hal biasa
"Kalau begitu gugurkan dan bilang kalau kau telah keguguran karena kelelahan bereskan." Danang berkata dan tersenyum menatap Melinda
"Apa semua ini? Apakah Kenan tau soal ini semua atau dia ditipu?" Farid bergumam sendiri saat dia telah menemukan kenyataan kalau dia melihat Melinda dan seorang pria lain sedang beradu mulut dan mereka membahas soal kehamilan dan pengguguran.
...💔💔💔...
"Anak bodoh itu, bisa - bisanya dia tertipu oleh seorang wanita. Aku telah sia - sia memberikan seluruh tega dan upayaku untuk membuat dia menempuh pendidikan sampai tinggi nyatanya dia sangat mudah untuk ditipu seperti ini." tuan Bram memegangi kepalanya saat dia selesai membaca semua hasil laporan tentang Melinda.
"Sekarang apa yang harus aku lakukan dengan anak bodoh ku itu?" gumam tuan Bram bertanya - tanya dalam hatinya.
"Aku harus mencari bukti lebih banyak lagi untuk bisa menyadarkan dia dan mengatakan kalau dia telah tertipu, dan sebaiknya jangan sampai mama tau dulu soal masalah ini. Nanti dia bisa semakin marah dan mengacaukan segalanya." tuan Bram pun menutup dan memasang password pada laptopnya agar sang istri tak bisa membukanya.
Dengan kelautan yang tak ada yang tak bisa dilakukan, asalkan yang berbicara segala ya bisa terjadi dan semua akan berjalan dengan baik. Dan tuan Bram lagi - lagi memerintahkan seseorang untuk melakukan sesuatu mewakili dirinya, namun kalau ini yang diperintahkan ya adalah seorang wanita yang akan mendekati Melinda dan putrinya untuk mengambil sampel buat melakukan tes DNA antara Kenan dan putri Melinda.
...💔💔💔...
Disaat sang papa sedang berusaha untuk melakukan tes DNA dosis lain sangat sahabat sedang menyelidiki kebenaran soal Melinda dan pria yang bersamanya. Melinda bagaikan jadi topik utama dalam kehidupan Kenan.
"Dokter Dafid, ini data yang dokter minta tadi." seorang perawat nyerahin hasil laporan yang diminta oleh Dafid atas perintah Farid.
"Ok, terima kasih ya." Dafid membawah hasil laporan itu ke ruangannya yang sudah ada Farid menunggunya di sana.
"Bagaimana dapat?" Farid bertanya dengan tak sabar.
"Ini, sebenarnya untuk apa sih kamu menanyakan soal pasien dari bagian ginekologi, aneh - aneh saja" Dafid berkata dan duduk menatap sahabatnya itu.
"Aku hanya ingin memastikan sesuatu saja." jawab Farid santai dan hal itu membuat Dafid jadi semakin penasaran.
Dengan seksama Farid membaca satu persatu laporan pemerikasaan itu dengan sangat teliti. Sampai dia menemukan sesuatu yang dia cari. Farid menahan rasa terkejutnya atas apa yang dilihatnya, karena dilaporan hasil tes itu menunjukkan kalau Melinda sedang dalam kondisi hamil yang sudah berjalan 3 bulan.
"Memangnya siapa dia?" Dafid bertanya setelah dia menjelaskan apa yang tertulis dilaporan itu.
"Dia...kau akan tau nanti." Jawab Farid yang tak jadi menjelaskan pasien itu siapa sebenarnya.
"Terserah kau saja jangan berbuat yang aneh - aneh." Dafid pun tak peduli lagi.
...💔💔💔...
"Kenan, ada yang ingin aku katakan pada mu." Farid menerobos masuk kedalam ruangan Kenan.
"Ada apa, kau terlihat begitu panik." Kenan menatap aneh pada Farid.
"Bacalah data ini, dan juga foto ini." Farid memberikan data sial rekam medis Melinda dan bukti foto pertemuan Melinda dengan Danang.
"Apa maksudmu, dia adalah Danang kakak Melinda." Jawab Kenan biasa saja.
"Kakak? Apa kau yakin hanya kakak saja? Kenan bacalah berkas itu." Farid bersih keras agar Kenan membaca berkas yang dibawahnya.
"Kenapa, kehamilan? Ini tidak mungkin, kau jangan mengada - ada. Aku tau kau tak suda dengan Melinda sejak kau tau aku menikahinya tapi kau tak perlu memfitnah dia juga karena dia tak pernah berbuat salah pada mu, bahkan dia tak mengenal mu." Kenan membuang berkas itu dan melemparkannya ke dada Farid.
"Kenan, lihatlah dengan teliti. Apa kau tak merasa kalau dia menipumu selama ini. Dia tak hanya memiliki hubungan kakak adik saja dengan pria itu, mereka memiliki hubungan yang lebih dari itu karena aku melihat dan mendengarnya sendiri."jelas Farid pada Kenan
"Cukup Farid.! Sudah cukup, kau memang sahabatku tapi kau harus ingat di kantor kau adalah bawahannya yang tak memiliki gak untuk ikut campur dalam urusan pribadi ku. Ingatlah pada batasanmu." Kenan marah besar karena dia telah menata diri untuk membangun keluarga yang baik untuk dia dan Melinda dan tak ingin mendengar orang lain menjelek - jelekkan istrinya itu.
"Dan ingatlah Farid, tanpa ku kau bukanlah siapa - siapa" sambung Kenan dan hal itu membuat Farid merasa sakit hati
"Apa? Kenan aku sedang membantumu, tapi kau mengingatkan ku akan siapa diriku. Baik, terserah kau saja. Hari ini juga aku mundur." Farid berkata dengan tegas dan juga kecewa.
...💔💔💔...
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Melinda bertanya pada dirinya sendiri sambil memegang segelas minuman yang entah isinya apa.
"Aku tak ingin kehilangan mas Kenan, dan aku juga tak ingin membuat mas Kenan menjadi susah. Aku harus menggugurkan bayi ini aku harus melakukannya." Melinda bertekad dan dia pun meminum air yang dari tadi hanya dipegang saja.
Tak begitu lama reaksi dari obat yang diminum oleh Melinda pun mulai bereaksi. Melinda merasakan nyeri perut hebat dan dia mengalami pendarahan. Pembantu di rumah Melinda menghubungi Kenan dan menceritakan tentang semuanya, dengan panik Kenan meninggalkan ruang rapat dan dia langsung lari kerumah sakit tempat Minda dirawat.
...💔💔💔...
"Sayang apa yang terjadi kenapa bisa kamu tiba - tiba saja jatuh dan sampai pingsan." Kenan memberikan perhatiannya pada Melinda.
"Ini semua adalah kesalahan dari pembantu itu, dan aku ingin menggantikan pembantu itu dengan yang lain yang lebih bertanggung jawab." ucap Danang yang tiba - tiba muncul setelah melakukan pembayaran.
"Oh, kak Danang. Bagaimana bisa ada di sini?" Kenan bertanya dengan bingung.
"Kalau aku tak ada apa.yang akan terjadi pada istri mu ini hah?! Kau hanya sibuk bekerja saja tanpa memperhatikan istri dan anak mu. Aku telah menganti pembantu di rumah dengan yang baru." Danang berkata dengan kesal menatap Kenan.
"Maaf aku tak perhatian, dan terima kasih kak Danang telah membantu." Kenan berkata dengan baik pada Danang.
"Baiklah, jaga dia aku pergi dulu. Dan aku sudah menyelesaikan soal administrasinya, dia besok pagi baru bisa pulang." Danang berkata dan menepuk bahu Kenan lalu berlalu pergi dari ruang rawat inap Melinda.
"Kau tak papa? Maafkan aku yang terlalu sibuk belakangan ini" Kenan duduk dan meminta maaf pada Melinda.
Hari itu Kenan menemani Melinda di rumah sakit sedangkan putri mereka dirawat oleh seorang pembantu yang ditempatkan di rumah Melinda oleh Danang dan memecat pembantu yang diatur oleh Kenan. Kenan menjaga Melinda dengan sangat baik dan tak melepaskan genggaman tangan Melinda bahkan saat Melinda telah terlelap dalam tidurnya.
fairi-farid
Melinda - Melisa
sari -sri
tyas -tias