NovelToon NovelToon
Love Your Enemy

Love Your Enemy

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Percintaan Konglomerat / Konflik etika / Enemy to Lovers / Balas Dendam
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Nuansa dan Angger adalah musuh bebuyutan sejak SMA. Permusuhan mereka tersohor sampai pelosok sekolah, tiada yang luput untuk tahu bahwa mereka adalah dua kutub serupa yang saling menolak kehadiran satu sama lain.

Beranjak dewasa, keduanya berpisah. Menjalani kehidupan masing-masing tanpa tahu kabar satu sama lain. Tanpa tahu apakah musuh bebuyutan yang hadir di setiap detak napas, masih hidup atau sudah jadi abu.

Suatu ketika, semesta ingin bercanda. Ia rencakanan pertemuan kembali dua rival sama kuat dalam sebuah garis takdir semrawut penuh lika-liku. Di malam saat mereka mati-matian berlaku layaknya dua orang asing, Nuansa dan Angger malah berakhir dalam satu skenario yang setan pun rasanya tak sudi menyusun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Realization

Dingin merambat meresap ke kulit. Nuansa menggeliat, merapatkan selimut membungkus tubuhnya yang terasa lebih terekspos daripada biasanya. Wangi musk yang menyentuh pucuk hidungnya kala selimut menempel di sana, membuatnya seketika terperanjat. Matanya terbuka, pupil melebar, pikiran mengawang-awang di udara.

Jantungnya berdebar kencang, memompa darah terlalu kuat sampai rasanya bisa meledak kapan saja. Tenggorokannya tercekat, napasnya satu-dua, dan keringat dingin mulai mengaliri pelipisnya.

Horor, diangkatnya selimut sedikit, demi dirinya bisa memeriksa keadaan tubuhnya.

"What the fuck..." gumamnya, mendapati tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun menempel.

Kala kepalanya menoleh perlahan, ditemukannya seonggok pria tertidur telungkup di sampingnya. Kepala pria itu menghadap ke arah berlawanan, membelakangi dirinya.

Nuansa menggigit bibir bawahnya. Mencoba mengingat kembali apa yang terjadi semalam sampai dirinya bisa berakhir di sini. Kali terakhir dalam memorinya adalah, dirinya berjalan sempoyongan keluar dari venue wedding, berusaha menelepon asisten pribadinya untuk segera menjemput, dan... Tidak ada lagi. Ingatan Nuansa berhenti di sana.

Semakin berusaha digali, kepalanya malah mulai berdenyut sehingga bibirnya tak kuasa tertahan dari ringisan. Hal itu rupanya menyentil tidur nyenyak pria di sampingnya, membuat pria berotot itu menggeliat sampai akhirnya kepalanya pun ikut berbalik menghadap ke arahnya.

Begitu otaknya selesai melakukan pengenalan terhadap sosok tersebut, tubuh Nuansa tersentak refleks. Kakinya menjulur, menendang sang pria dengan kekuatan maha dahsyat hingga tubuh bongsornya terjungkal jatuh dari kasur.

Nuansa buru-buru bangkit, merapatkan selimut membungkus seluruh tubuh tanpa membiarkan seinchi pun kulit tubuhnya terlihat. Sementara pria yang ditendangnya, mengerang kesakitan. Suaranya serak dan dalam, meski telah bertahun-tahun Nuansa dengarkan, ini adalah kali pertama suaranya terdengar demikian.

"Lo ngapain gue?!" serunya, begitu pria yang teronggok di lantai itu perlahan mendudukkan dirinya. Tatapan mereka bertemu, berperang sengit.

Sang pria, Angger, memegangi kepalanya yang terkantuk cukup keras. Alis tebalnya nyaris menyatu, wajahnya memerah kesal, dan bibir tebalnya hampir saja memuntahkan caci-maki tidak berperikemanusiaan, namun ia tahan.

"Kenapa gue bisa ada di sini, hah? Lo culik gue? Emang udah niat jahat kan sejak lo approach gue di wedding party semalam?" Nuansa nyerocos tiada henti. Dibungkus oleh seorang pria dalam keadaan mabuk adalah satu hal, tapi kalau orangnya adalah Angger, itu adalah hal yang lain lagi. Bencana. Neraka. Derita dunia yang tiada akhirnya!

"Nuansa, tenangin diri lo dulu," kata Angger. Dia berusaha mendekat, tetapi pergerakannya langsung ditangkis oleh Nuansa dengan serangan brutal.

Ada tiga bantal di kasur itu, dan ketiganya melayang menghantam tubuh Angger tanpa ampun. Angger kembali ambruk, bahkan tanpa sempat melakukan antisipasi. Nuansa memanfaatkan momen itu untuk kabur. Dipungutinya pakaian miliknya yang tercecer di lantai, lalu terbirit-birit lari ke kamar mandi.

Erangan dan teriakan Angger tidak digubris. Yang ada di pikiran Nuansa saat ini hanyalah cepat-cepat mengenakan pakaian dan pergi dari neraka ini. Yang sudah terjadi biarlah terjadi, merutuk sejuta kali pun tidak akan mengembalikan keadaan seperti semula. Maka langkah paling bijak adalah pergi dan mencari solusi.

Pintu kamar mandi dibanting, menggemakan bunyi debam yang nyaris saja membuat jantung Angger jatuh ke perut. Dia duduk tak berdaya di lantai, terpaku menatap kepergian Nuansa tanpa lebih dulu memberinya waktu untuk menjelaskan situasinya.

Setelah berapa lama terpaku, Angger menghela napas rendah seraya bangkit, kemudian berjalan santai menuju walk in closet pribadinya. Sambil melenggang tanpa busana, ia berdecak pelan. "Dasar perempuan. Dia yang salah pun tetap aja gue yang kena marah."

...✨✨✨✨✨...

Memerlukan waktu dan kesiapan mental yang besar untuk Nuansa keluar dari kamar mandi dan kembali menghadapi Angger. Dia juga masih terus berusaha mengingat kembali kejadian semalam. Berharap ada sedikit saja potongan ingatan yang bisa memberinya titik terang.

Jika di dalam ingatan itu terdapat unsur kesengajaan dari Angger, dan pria itu terbukti memang sudah mengincar dirinya sejak awal, Nuansa bisa menggunakannya sebagai senjata. Tidak untuk sekarang, tapi mungkin suatu hari nanti.

Mungkin saja akan ada keadaan di mana Kertapati membutuhkan bantuan Danaseta, namun tidak ingin terlihat mengemis dan diinjak di bawah kaki mereka. Nuansa ingin setidaknya kecelakaan yang terjadi padanya kali ini bisa mendatangkan keuntungan, meski bukan untuk dirinya secara pribadi.

“Ayolah, ingat yang betul. Nggak mungkin kamu sukarela ikut Angger. Kamu pasti diangkut paksa, Nuansa. Ayo, ingat-ingat lagi.” Dia menggerutu seraya memukul pelan kepalanya berulang kali. Seakan dengan cara itu sel-sel di otaknya bisa bekerja lebih maksimal, mencari tumpukan memori yang saling tumpang-tindih hingga membuatnya mengalami amnesia ringan.

“Habis dari lobi, aku pergi ke sisi barat, keluarin hape buat telepon Amy, terus … terus…” Nuansa memeras otak. Potongan demi potongan sebenarnya mulai bermunculan, tetapi karena mereka datang dalam durasi yang singkat, dia jadi kesulitan membedakan mana yang sungguhan dan mana yang merupakan false memory.

Nuansa tidak ingin salah mengingat. Tidak ingin memberikan Angger amunisi untuk menyerang balik.

Tapi lagi-lagi usahanya tidak membuahkan hasil. Nuansa malah semakin bingung dan gelisah.

Akhirnya, karena toh tidak bisa bertahan selamanya di kamar mandi ini dan membuat Angger curiga, Nuansa memutuskan untuk keluar saja. Lebih baik dia segera pergi. Siapa tahu ingatannya justru akan kembali setelah dirinya tidak lagi berada di sekitar Angger. Keberadaan pria itu yang cukup mendominasi, bisa saja menjadi salah satu penghalang mengapa otaknya bekerja lebih lelet daripada biasanya.

Dengan tangan sedikit gemetar, Nuansa membuka pintu kamar mandi. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum menyembulkan kepalanya lebih dulu. Niatnya untuk memeriksa keadaan, memastikan apakah Angger masih ada di dalam kamar atau sedang melakukan sesuatu di ruangan lain.

Tapi, bahkan untuk hal itu saja, Nuansa tertinggal selangkah di belakang.

Saat kepalanya baru menyembul, eksistensi Angger sudah menyambutnya. Pria itu berdiri persis di depan pintu kamar mandi, melipat kedua tangan di depan dada dan menatapnya datar.

Nuansa menelan ludah susah payah. Untung dirinya tidak punya riwayat penyakit jantung, tidak pula memiliki kebiasaan latah, sehingga keberadaan Angger di sana tidak membuatnya sampai bereaksi terkejut yang berlebihan.

“What the fuck are you doing there?” ketusnya, seraya melangkah keluar dari kamar mandi.

“What the fuck is wrong with standing in front of my own bathroom in my own bedroom?” balas Angger tak kalah sengit.

Nuansa mendengus, “Jadi salah karena lo tahu ada orang lain di dalam.” Setelahnya, dia melenggang. Lengan Angger yang terekspos karena pria itu mengenakan sleeveless shirt, sengaja ditabraknya cukup kencang. Agak tidak tahu diri karena secara logika, kekuatan dari tubuh rampingnya tidak akan mampu membuat Angger goyang.

Belum ada satu meter Nuansa melewati tubuh Angger, gerakannya dicekal. Pergelangan tangannya digenggam, tidak terlalu kuat namun cukup untuk membuatnya tidak lagi leluasa bergerak.

“Don’t touch me!” Nuansa berontak. Cekalan Angger berusaha dihempas, tapi tidak membuahkan hasil. Yang ada Angger malah menyentak tubuhnya, memegang kedua bahunya dari belakang, dan mendorongnya melangkah.

“What the fuck, Angger! Lepasin, nggak!”

Angger geming. Hanya terus menggiring Nuansa sampai ke mini bar. Di sana, dia menekan bahu Nuansa sampai empunya berhasil duduk di kursi.

“Danaseta!”

“Shut the fuck up, Kertapati. I need to show you something.”

Nuansa berontak, dia berusaha bangkit lagi dari kursi. “Let me go! Gue cuma mau pulang!” serunya.

“Sit down!” perintah Angger, suaranya berkali lipat lebih tegas dan dominan.

Tidak hanya memerintah dengan lisan, ia juga menambahkan tindakan yang membuat Nuansa semakin kesulitan berontak. Kedua bahu perempuan itu ditekan kuat, memaksanya tetap duduk. “I just need you to see this,” kata Angger, kemudian dia menyentuh touchpad laptop di atas meja. Layar yang semula redup, kini menyala, menampakkan sebuah video yang sedang dalam keadaan dipause.

“Tonton dulu, baru lo boleh pulang.”

Bersambung....

1
irish gia
baik banget sih angger..segitunya jagain nuansa
irish gia
siapakah dia
irish gia
hmmm...
irish gia
kalo himil..cerita end..nuasa pasti dipaksa kiwin sama angger
irish gia
ngakak
Zenun
cuti tiga bulan aja.
Hamil dulu tapi😁
Zenun
Masih belum bisa menjudge kalau Han Jean orang jahat
Zenun
Nuansa main asal tuduh aja nich🤭
nowitsrain: Pokoknya Angger yang salahhh
total 1 replies
Zenun
foto apan tuch?
nowitsrain: Foto xxx
total 1 replies
Zenun
mungkin dia pura-pura😁
nowitsrain: Emaknya Angger ituuuuu
total 1 replies
Zenun
Aku tahu, dalangnya adalah Han Jean
nowitsrain: Omo omo
total 1 replies
Zenun
Kira-kira siapa ya yang sedang mengincar Nuansa🤔. Apa mungkin Han Jean🤭
nowitsrain: Adalah aku ☝️
total 1 replies
Zenun
ke aku sini😁
nowitsrain: Hmmm seperti jurus silat ciat ciatt
total 3 replies
Zenun
mengcurigakan
nowitsrain: Hehehe
total 1 replies
Zenun
tapi udah kesentuh dalam-dalam
nowitsrain: T-tapi kan, Nuansa duluan 😭😭
total 1 replies
Zenun
Bekas Han Jean ngapelin nyang onoh kali😁, terus naronya asal-asalan karena Nuansa datang
nowitsrain: Upssss
total 1 replies
Zenun
Ini mah Fix, balon yang dipake Angger itu bolong
nowitsrain: Enggak kok... rill tidak
total 1 replies
Zenun
ada wanita lain kali😁
nowitsrain: Hehehe
total 1 replies
Zenun
aki-akinya ngemong, gak ikutan ngereog😁
Zenun: wkwkwkwk
total 2 replies
Zenun
yah, huru hara gak jadi nih?
nowitsrain: Hehehe
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!