Setelah menikah dengan Boy dan tinggal di rumah mewah itu, Pricella yang merupakan adik ipar dari Brian, juga harus memuaskan nafsu kakak iparnya yang memiliki kelainan seksual tanpa sepengetahuan suaminya Boy.
Pricella yang awalnya terpaksa, kini menikmati permainan ranjang sang kakak ipar.
Lalu bagaimana dengan Boy? Apakah skandal antara istri dan kakaknya akan terbongkar?
Yuk ikutin kisahnya dan jangan lupa tinggalkan like dan komennya ya😀😀
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nyonya_Doremi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melamar Angel
"Hehe.. Ya sudah, kalau begitu, tidurlah, nanti setelah kita menikah, aku akan memberikannya setiap hari padamu," ucap Selin lalu menutup pintu kamarnya.
Dengan hati yang riang, Niko pun berjalan ke kamarnya. Ia akhirnya tidur dengan nyenyak dan bermimpi dengan indah.
***
Beberapa Minggu telah berlalu begitu cepat. Hari pernikahan Selin dan juga Niko sudah semakin dekat.
Sedangkan di rumah Brian.......
"Bagaimana kak? Apa kakak sudah mendapatkan data-data mengenai Selin?" tanya Boy kepada kakaknya itu.
"Belum semua Boy. Yang kakak dapatkan hanyalah, Selin itu seorang yatim piatu. Selebihnya tak ada informasi lagi, bahkan kapan mereka menikah saja kakak tidak bisa mendapatkan informasinya," jawab Brian menggelengkan kepalanya.
"Coba lagi kak. Aku benar-benar penasaran dengan istri si Niko itu," ucap Boy membakar rokoknya.
"Baiklah, kakak akan mencarinya terus untukmu. Oh ya Boy, misalkan kakak menikah dengan Angel, apa kamu setuju?" ucap Brian meminta pendapat adiknya itu.
"Asalkan dia bisa membawa kakak ke jalan yang benar, aku setuju-setuju saja. Apa kakak mencintainya?" ucap Boy bertanya.
"Sepertinya begitu Boy. Semakin hari, kakak melihatnya semakin dekat dengan Bintang. Begitu juga Bintang. Kakak sendiripun juga nyaman berada di dekatnya. Tapi, kakak tidak tau, apakah dia juga menyukai kakak apa tidak," jawab Brian yang semakin hari semakin menjadi laki-laki yang baik.
"Kalau menurutku, sebaiknya kakak coba tanyakan saja pada dia langsung. Jika dia menerima cinta kakak, segera lamar dia. Dan jika dia menolak, berusahalah untuk mendapatkan hatinya," ucap Boy bijak.
"Baiklah Boy. Terima kasih atas dukungan mu. Oh ya, bagaimana kabar Michel? Apa kamu tidak pernah menemuinya lagi?" tanya Brian tiba-tiba teringat kepada Ibu dari anaknya itu.
"Entahlah kak. Aku tidak tau bagaimana keadaannya. Harusnya saat ini dia sudah pergi meninggalkan apartemenku," jawab Boy menghisap rokoknya.
"Aku memang sudah pergi dari apartemen mu Boy, dan, disinilah saat ini aku berada. Mulai hati ini, aku akan tinggal di rumah ini," ucap seorang wanita yang ternyata adalah Michel.
Ia datang dengan membawa satu buah koper berwarna pink.
"Siapa yang memberimu izin untuk tinggal di sini ha? Sana pergi," ucap Boy sangat membenci Michel.
"Izin untuk apa? Meskipun kita sudah bercerai, namun aku masih memiliki Bintang. Kemanapun Bintang pergi, maka aku akan ada di sisinya," ucap Michel mulai memanfaatkan putranya itu.
"Kamu jangan berpikir untuk memanfaatkan Bintang ya Michel. Kamu sendiri yang sudah membuangnya. Sekarang kamu pergi atau aku akan bertindak lebih jauh lagi,," ucap Brian mengancam Michel.
"Haha.. Kamu mengancam ku? Jangan pikir aku takut ya? Bintang itu darah daging ku," ucap Michel sembari tertawa licik.
"Baiklah, jika kamu mengatakan memanfaatkan Bintang untuk dapat tinggal di sini, kamu boleh tinggal di tempat ini. Aku mengizinkan mu. Dan ingat, statusmu di keluarga ini adalah sebagai tamu, bukan nyonya atau pemilik rumah ini," ujar Brian membuat Boy tercengang dengan keputusan kakak nya itu.
"Kak, apa maksud kakak mengizinkan Michel untuk tinggal bersama kita di rumah ini? Dia bukan siapa-siapaku lagi kak. Kakak tau kan, aku telah menceraikannya," protes Boy pada kakaknya itu di saat mereka berada di ruang kerja milik Brian.
"Kamu tenang saja Boy. Biarkan wanita busuk itu tinggal di rumah kita. Dia akan menjadi saksi kebahagiaan kakak dan juga menjadi saksi kebahagiaan kamu nantinya," jawab Brian dengan tersenyum.
"Tapi kak," protes Boy lagi.
"Sudah, tidak usah pikirkan dia. Dia itu tidak penting dalam kehidupan kita," sela Brian berlalu meninggalkan adiknya itu.
"Hhhhh, semoga saja wanita itu tidak membawa bencana," gumam Boy.
Beberapa Minggu telah berlalu dengan begitu cepat, hubungan antara Brian dan juga Angel semakin hari semakin dekat saja.
Hari ini, Brian sengaja membawa Angel dan juga Bintang untuk jalan-jalan ke luar. Sebenarnya Brian ingin menyampaikan sesuatu kepada baby sitter putranya itu.
"Kalian mai kemana?" tanya Michel menatap Angel sinis.
"Bukan urusanmu. Jika kamu terus saja mencampuri urusanku, maka aku tak akan segan-segan untuk mengusir mu dari rumah ku ini," jawab Brian langsung membuat Michel terdiam.
"Hmmmm mas, apa saya boleh bertanya?" tanya Angel saat mereka telah berada di dalam mobil.
"Boleh, silahkan saja. Kamu mau menanyakan apa?" jawab Brian terus fokus mengemudi.
"Apa wanita yang tinggal di rumah itu, Ibu kandungnya Bintang?" tanya Angel nampak ragu-ragu.
"Ya, dia adalah Ibu kandungnya Bintang. Hanya saja, dia tidak peduli dan sayang kepada Bintang. Dia juga merupakan mantan istri adikku Boy. Mereka telah bercerai beberapa bulan yang lalu," jelas Brian membuat Angel tampak bingung.
"Apa kalian berbagi istri?" tanya Angel membuat Brian menghentikan laju mobilnya seketika.
"Ma.. Maaf mas," ucap Angel sadar dengan ucapannya.
"Maaf? Untuk apa? Kami bukannya berbagi istri, tapi dulu aku akui, aku pernah mencicipi tubuh Michel, sedangkan Boy juga pernah. Hingga suatu hari, Michel hamil dan aku yakin sekali jika itu anaknya Boy, karena waktu itu dia lebih sering melakukannya dengan Boy adikku. Maka dari itu, Boy memutuskan untuk menikahi Michel sebagai rasa tanggung jawabnya sebagai seorang laki-laki. Baru-baru ini, Boy curiga jika Bintang bukanlah darah dagingnya. Dia akhirnya memutuskan untuk tes DNA dan hasil membuktikan jika Bintang bukanlah anak Boy, melainkan anakku. Di saat itu Boy langsung menceraikan Michel, dan aku langsung mengambil Bintang karena ia sama sekali tidak peduli dengan anaknya. Padahal maksudku baik, jika dia menyayangi Bintang, maka aku akan bersedia untuk menikahinya," jawab Brian menjelaskannya kepada Angel.
"O jadi begitu. Kisah yang sangat rumit sekali," ucap Angel mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Hmmmm, Angel," panggil Brian memegang tangan Angel.
"Ya," jawab Angel singkat.
"Begini, aku melihat kamu sangat menyayangi Bintang. Jujur aku bukanlah laki-laki yang baik selama ini. Namun kehadiran Bintang telah berhasil membuatku menjadi laki-laki yang lebih baik dan manusiawi lagi. Maka dari itu, dengan segala kekuranganku, aku memintamu untuk menjadi istri dan Ibu untuk Bintang. Apa kamu bersedia?" ucap Brian tiba-tiba membuat Angel terkejut dan terdiam. Ia tak menyangka, jika Brian akan melamarnya secepat ini.
"Tapi.. Tapi kita baru saja mengenal satu sama lain," jawab Angel agak keberatan.
"Tapi aku telah nyaman dan jatuh cinta padamu. Aku janji, hanya kamu wanita satu-satunya yang ada dalam hidupku dan juga Bintang. Jika kamu belum mencintaiku, maka aku akan menunggu cinta itu datang untukku dengan sendirinya. Yang terpenting bagiku, aku tidak bisa merelakan mu lepas ke tangan orang lain selain aku," ucap Brian dengan sungguh-sungguh.
"Apa mas bersungguh-sungguh?" tanya Angel menatap mata Brian. Ia seolah mencari sesuatu yang dapat ia pegang andaikan dirinya menerima lamaran laki-laki itu.
moral kalian perlu dipertanyakan