Hasna Aulia Zahrani seorang remaja yang cantik, pintar, ceria dan manja. Ia adalah putri tunggal dari seorang pengusaha sukses dan keluarga harmonis, pada awalnya. Hingga tanpa kesengajaan, orang ketiga masuk kedalam rumah tangga orang tuanya dan mengakibatkan perceraian.
karena merasa di khiantai orang tuanya, maka setelah perceraian orang tuanya, kehidupan Hasna berubah menjadi seorang pemberontak, nakal, pembangkang dan lebih banyak menghabiskan waktu di luar dalam arena balap liar, clubbing serta perkumpulan remaja bebas lainnya. Walaupun hati kecilnya menolak itu semua.
Masa SMA, ia memilih hidup bersama pengasuhnya sedari kecil. Hingga suatu ketika, ia memutuskan untuk tinggal bersama kakek dan neneknya di kota kelahiran sang Ibu.
Karena merasa khawatir dengan kelakuan Hasna, maka kakek serta neneknya memutuskan untuk menikahkan Hasna dengan Afnan Al-jaris, seorang Businessman yang bergelar Ustaz dan putra bungsu dari sahabat kakeknya yang merupakan seorang Kyai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rose noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Last Saung Ambu
Ubaydillah masih asik memantau kedua orang berlainan jenis kelamin di seberangnya. Bahkan kini ia mengajak Afnan serta untuk memata-matai kedua orang tersebut. Hanya karena ia merasa familiar dengan wajah si gadis.
"Pak, maaf ada kendala di bagian dapur! nampaknya harus ada yang di ganti, jika berkenan, sebaiknya bapak melihat langsung," seseorang menghampiri Afnan, dia adalah bagian pemeliharaan.
"Oh tentu saja pak rasyid, mari," ucap Afnan ramah.
"Sob ayok, mau sampai kapan jadi paparaji di situ." ajak Afnan pada Ubaydillah.
"Hehe iya bro," lalu mereka menuju ke arah dapur.
Sedangkan di saung no. 5 Hasna dan Adrian telah selsai menyantap hidangan pesanan mereka.
"Wah, tiap hari makan di sini, bisa bengkak Boddy gue Yan, Hehe!" ucap Hasna
"Ahhahah ... Gue penasaran, Boddy lo kalau bengkak, mirip balon atau ikan buntal ya?" ledek Adrian.
"Ahahaha ... sudah ah, ayok pulang!" ajak Hasna pada Adrian.
"Ayok! gue bayar dulu ke kasir, lo tunggu di meja depan yang deket satpam ya," pesan Adrian.
"Ok Yan! Gue tunggu di depan," ucap Hasna.
Saat Hasna menunggu Adrian di depan restoran, kebetulan tukang es potong melewati restoran tersebut. "Waaah udah lama gak makan es potong," batin Hasna
"Bang, tunggu bang!" Panggil Hasna, setelah tukang es berhenti, ia memesan dua potong es, untuk dirinya satu dan untuk Adrian satu.
Lalu Hasna, mengambil dompet dari dalam tas sekolahnya. Karena ia repot kedua tangannya harus pegang es, untuk dirinya dan untuk Adrian. Maka Hasna meletakan tas sekolahnya di bangku rotan, dekat dengan pintu masuk resto Saung Ambu.
"Yan ... Yan ... gue beli es potong buat lo nih." Hasna menghampiri Adrian dengan sumringah, ketika
Adrian baru aja selsai membayar makanan dari kasir.
"Waah terimakasih Na! ayok pulang, nyokap Gue nelephon, katanya ada hal penting yang mau di sampaikan," ujar Adrian.
"Ok yan, terima kasih ya atas traktirannya," ucap Hasna sambil masuk ke dalam mobilnya.
"Iya, sama-sama," balas Adrian sembari mengenakan helm-nya, sebelumnya ia menghabiskan es potongnya terlebih dahulu.
Setelah masuk ke jalan raya, keduanya melajukan kendaraannya masing-masing, menuju arah jalan pulang.
Masih Di saung Ambu.
Afnan danan Ubaydillah baru saja keluar dari dapur resto. Mereka terlihat berbincang dengan beberapa pegawai, lalu mereka pamit Karena masih ada kepentingan di tempat lain.
Saat Afnan dan Ubaydillah sedang berjalan keluar melalui lobby resto. Seorang satpam masuk ke dalam loby resto dengan langkah cepat, sembari membawa sebuah tas sekolah, hampir saja ia menyenggol tubuh Afnan, saat ia berpapasan dengan Afnan.
"Selamat siang, pak Afnan," sapa satpam itu ramah.
"Selamat siang juga! hendak kemana Pak? kelihatannya tergesa, apakah ada masalah di luar?"
tanya Afnan pada pak satpam tersebut.
"Oh tidak ada masalah pak, namun ini, sepertinya tas pelanggan tertinggal, saya berniat ke pusat informasi Pak, siapa tahu nanti ada yang mencarinya," tutur satpam tersebut.
"Oh begitu, coba saya lihat pak! sepertnya ini tas sekolah. Di buka saja pak! mungkin kita menemukan alamat, atau setidaknya nama sekolahnya," pinta Afnan pada pak satpam dan Pak satpam mengiyakan.
Akhir nya mereka membuka tas tersebut bersama-sama. Afnan mengambil salah satu buku, biasanya buku di beri Nama dan Nama sekolah. Entah mengapa kali ini Afnan begitu penasaran dengan si pemilik tas sekolah itu.
"HASNA AULIA ZAHRANI. Sekolah SMA pasundan xxx," ucap Afnan membaca nama yang tertera di sampul depan buku dan Nama sekolahnya yang juga tertera di sampul buku itu.
"Ooh anak SMA pasundan xxx pak, sekolah ini letaknya tidak jauh dengan ponpes pak, biar saya saja yang mengantarkannya," ucap Afnan. Lagi-lagi entah insting darimana hingga Afnan ingin sekali mengembalikan tas tersebut sendiri.
"Begitu pak, ya sudah ,terima kasih pak"
Ucap pak satpam menurut saja.
"Coba bro Ustaz, Anna lihat," ucap Ubaydillah. Afnan menyodorkan buku yang ia pegang .
Setelah menyodorkan buku yang tadi ia pegang kepada Ubaydillah. Maka ia berinisiatif mengambil buku lainnya dari dalam tas, namun sesuatu tertarik dan jatuh ke lantai.
Traangnng...
suara nyaring dari sebuah benda seperti logam, mereka serempak menoleh ke arah sumber suara.
"Itu gelang pak!" seru satpam yang melihat sebuah gelang kini tergeletak di lantai.
"Iya, itu gelang," ucap Afnan, lalu ia mengambil gelang tersebut. Ketika ia melihat dan mengamati gelang itu, raut wajah Afnan berubah seketika, terlihat seperti kecewa, Kesal, tidak percaya , campur menjadi satu.
Lalu ia berlari keluar, Afnan mencari seseorang, namun seseorang itu nampaknya sudah pergi. Lalu ia bergegas masuk kembali ke lobby dan membenahi tas sekolah tadi.
"Sob, mari. menyusul Hasna! tadi Hasna ada di sini." Ajak afnan kepada Ubaydillah berjalan tergesa menuju Mobilnya. Sedangkan Ubaydillah hanya mampu menganga dan mengerjapkan matanya, masih mencerna kata-kata Afnan baru saja.
"Ha-Hasna, maksud Aa Bro, Hasna tunangan Aa Bro?" tanya Ubaydillah pada akhirnya sembari mensejajari langkah Afnan.
"Betul, Hasna yang belum lama ini Ana Khitbah. Sepertinya Hasna baru saja ada di restoran ini." tandas Afnan.
***
Bersambung.