AKU SARANIN BACA DULU Si DUKU MATENG YA BIAR TAHU ASAL USULNYA CERITA INI
HAPPY READING
Penghulu menikahkan itu memang sudah tugasnya, lalu bagaimana kalau Penghulunya yang dinikahkan
Alkan Arthama Syarief, si Penghulu tampan berlesung pipi, yang bisa membuat para calon pengantin wanita berpaling dari calon suami mereka.
Dipertemukan dengan Grecia, si gadis apa adanya, yang sangat jauh dari tipe Alkan. Bahkan Cia rela menjadi stalker dari seorang Alkan, si Penghulu tampan, kapan pun dan dimana pun.
Hidup, sikap, penampilan, bahkan gaya berbicara pun mereka bagaikan langit dan kerak bumi. Alkan yang begitu sederhana dan lembut, Grecia yang begitu glamor dan bar bar serta emosian, didukung dengan segala kemewahannya.
Akankan mereka bisa saling melengkapi, disaat banyak yang menentang, karena perbedaan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terpisah Oleh Jalan Berbeda
Cia menatap malas, pada wanita yang tengah menjadi, supir pribadi dadakan untuknya. Wanita kaku, yang tidak pernah bisa diajak bercanda, atau pun mengobrol receh.
Helaan napas Cia kembali terdengar, entah sudah keberapa kalinya. Gadis berusia 21 tahun itu, lebih memilih menatap keluar jendela mobil.
"Ngomong dong, Mel! berasa lagi disupiri sama robot buatan Jepang, tau gak," ujar Cia kesal.
Sedangkan wanita yang terkena omelan Cia, hanya mengedikan bahu tak acuh. Kedua matanya terlihat fokus kearah jalanan, tidak memperdulikan sang Nona Muda, yang tengah berkomat kamit sendiri.
Bahkan, tanpa di ketahui oleh Cia, mobil Jazz merah kesayangannya ini, sudah dipasang alat penyadap suara serta gambar oleh Galaska.
Entah dimana Galaska meletakkannya, hanya Gala, Melody serta Tuhan yang tahu.
"Kita langsung ke DIAMOND QUEEN, Nona?" tanya Melody, akhirnya si wanita kaku ini berbicara juga.
Cia yang sedari tadi menatap kearah luar, terlihat menoleh. Dahinya berkerut, mendengar ucapan si bodyguard datar dingin dan tanpa ampun itu.
"Terus, kalau bukan ke sana kita mau kemana lagi, Melody sumbang." ucap kesal Cia.
Sudah jarang berbicara, tapi sekali berbicara membuatnya kesal. Kenapa harus bertanya lagi, bukannya memang tujuan mereka kesana.
Cia kembali menghela napas kasar, bahkan AC yang ada didalam mobil, tidak cukup kuat mendinginkan gemuruh didalam dadanya. Gadis bergaun violet itu, menurunkan kaca pintu mobil. Semoga saja udara yang masuk, bisa mendinginkan serta menenangkan gejolak didalam dadanya.
Bahkan, Cia terlihat menopang dagu, kedua matanya terus saja menatap jajaran gedung, pepohonan serta orang orang yang mereka lewati. Hingga, saat mobil mereka berada dijalanan jalur dua, kedua mata Cia menyipit, kala melihat seseorang tengah mengendari sebuah motor, yang tidak asing untuknya.
Motor yang sangat dia kenali, setelah Cia memfokuskan penglihatannya. Padahal jarak mereka cukup jauh, hingga tidak mungkin untuk saling menyapa.
"Mel Mel! pelanin mobilnya!" titah sang Nona Muda.
Tanpa membantah, Melody pun menurunkan kecepatan mobil, yang tengah dia kendarai. Tatapan si bodyguard masih terfokus kearah jalanan, dia tidak terlalu fokus, dengan apa yang sedang Cia lakukan saat ini.
Cia menatap lamat lamat, orang yang tengah mengendari motor trail itu. Perlahan, kedua sudut bibirnya tertarik keatas, bahkan Cia semakin mengeratkan, jaket yang dia pakai.
'Mas Alkan?' panggil Cia dalam hati.
Tatapan sayu nan lembut Cia, tidak pernah terputus. Gadis itu terus saja menatap punggung lebar, sang calon imamnya.
Hingga, saat mobilnya bersejajar dengan motor trail itu, dengan jarak yang lumayan cukup jauh. Cia kembali menggumamkan nama pria, yang selalu ada didalam hati serta pikirannya, selama beberapa bulan ini.
'Mas Alkan?' panggil Cia didalam hati, lagi.
Entah karena sudah jodoh atau kebetulan, si pengendara motor menoleh kearah seberang. Dimana mobil Jazz merah Cia berada, si pengendara terlihat menaikan kaca helm full facenya, saat melihat seorang gadis tengah melambai, dan tersenyum kearahnya.
"Cici?" gumamnya pelan.
Melihat senyuman si gadis, membuatnya enggan untuk mengalihkan pandangan, namun kalau diteruskan bisa bahaya untuk keselamatannya saat ini. Bisa jadi, dia akan menabrak sesuatu yang ada didepannya.
Didalam helm full face, Alkan tersenyum, kedua kendaraan itu terus saja beriringan. Hingga, akhirnya mereka dipisahkan oleh persimpangan jalan. Cia melambaikan tangannya, kala melihat motor trail Alkan berbelok arah.
Sedangkan Alkan, mengangkat ibu jarinya tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan. Keduanya dipisahkan oleh jalur jalan yang berbeda.
Senyuman Cia terus saja terpatri, bahkan setelah motor Alkan menghilang dari pandangannya, yang dia lihat dari kaca spion. Tanpa Cia sadari, kalau Melody tengah menatap kearahnya diam diam.
MELODY S**I ROBOT JEPANG**
CIA JUGA BISA KALI
lama2 author nya tak jak bkin kolak ini....