Dijual oleh Ayah kandungnya sendiri sebagai pengganti taruhan berjudi, Zena gadis berusia 21 tahun yang pergi dari rumah, dia meminta pertolongan dari ibu kandungnya, tidak disangka, ditempat ibu kandungnya dia hampir dilecehkan oleh Ayah tirinya,
Depresi, trauma sempat mengguncang jiwa Zena, lalu tidak disengaja dewa penyelamat datang, Steven Fernando, pria berusia 35tahun yang sudah 3 tahun bertahan dengan statusnya yang Duda,
Setelah diselamatkan oleh Steven, siapa sangka hidup Zena semakin hancur, Steven meminta Zena menjadi partner ranjangnya,
Ancaman akan dikembalikan pada rentenir paruh baya itu dan keselamatan keluarga ibunya mengakibatkan Zena menurut patuh menyetujui semua syarat dan peraturan yang diberikan Steven
Hari demi hari Zena menjadi partner ranjang dari seorang Steven yang mempunyai libido akut,
Akankah Zena bisa bertahan dan mencintai Steven
Jika berjalan maju membuat Zena menelan kepahitan, dan jika berjalan mundur Zena akan membuat keluarga ibunya hancur.
Seperti apa kisahnya, ayok kita simak cerita Zena dan Steven
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gustikhafida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29_Berkunjung Rumah Mertua
"Lain kali kau harus meminta persetujuanku dulu sebelum memutuskan sesuatu,
"Aku akan pecat bi sari karna telah lalai bekerja! " Gumam Steven langsung pergi dari kamar yang diikuti oleh Zena di belakangnya, setiap langkahnya Zena selalu meminta maaf pada Steven
"Ini bukan salah bi sari, jangan pecat dia, aku mohon" Zena memegang lengan Steven, tak ada henti-hentinya Zena memohon di dalam lift
Ting.. Pintu lift terbuka, Steven segera menepis tangan Zena lalu berjalan menemui sekertaris Nanda
"Cepat panggilkan bi sari, suruh dia menghadapku sekarang juga!" Pekik Steven dengan mata merah dan tangan mengepal
Zena berlutut di hadapan Steven, air matanya terus mengalir membuat sekertaris Nanda bingung, segera dia pergi memanggil ketua pelayan rumah
"Aku.mohon sayang" Zena mengatupkan kedua tangannya di depan dada
"Jangan lakukan ini, ini kesalahanku bukan kesalahannya" Sambung Zena kembali
Bi sari datang dengan langkah terpogoh-pogoh
"Maaf Tuan muda" Bi sari membungkukkan badannya memberi hormat
"Kau tahu apa kesalahanmu hah! Kau tahu!!! " Bentak Steven sambil berkacak pinggang
Bi sari menunduk ketakutan, tubuhnya bergetar, setahu dia, dia tidak melakukan kesalahan
"Bi sari, bibi pergi lanjutkan pekerjaan bibi, biar aku urus Steven" Ucap Zena mendorong ketua pelayan itu tapi sekertaris Nanda mengunci pergerakan bi Sari
"Kau! Sudah berani kau memanggil namaku!
"Apa kau sudah bosan hidup hah! "
"Lebih baik aku mati daripada aku harus mengorbankan seseorang yang tidak bersalah"
"Cih, urus ketua pelayan itu!" Titah Steven pada sekertarisnya
"Baik Tuan"
Steven menyeret Zena keluar rumah dan mendorong tubuh Zena kedalam mobil membuat Zena meringis kesakitan
"Sebenarnya apa maumu? Aku sudah menuruti semua permintaanmu, tapi kenapa kamu memperlakukan aku seperti hewan ha! Aku cape! Jujur aku cape, aku muak dengan semua ini!! " Teriak Zena sambil memukul dada Steven, emosinya sudah memuncak, bahkan kesabarannya pun sudah habis, rasa takutnya hilang sekejap berganti dengan keberanian yang menggebu
"Diam!" Bentak Steven
"Jangan sentuh aku! " Sambungnya lagi
"Ck, apa kau bilang! Jangan sentuh? Hei apa kau lupa setiap malam kau menyentuhku" Batin Zena yang menghentikan pukulannya.
Steven mengendarai mobilnya sampai tepat di depan rumah yang menurut Zena tidak asing
"Kau bilang cape kan? Kau bilang muak kan? "
"Sekarang turun dan aku akan mengembalikanmu pada orang tuanmu itu!"
"Turun!! " Teriak Steven
"Tidak, jangan.. Aku akan menurutimu, tapi jangan masukan aku kedalam rumah itu, jangan, aku takut, kenapa kamu selalu memberiku kejutan yang tak terduga seperti ini"
"Sayang, aku mohon, jangan kembalikan aku, aku tidak bosan padamu, aku ingin bersamamu terus,
"Sungguh" Ucap Zena sambil menangis
Steven tak ingin dibantah, dia membuka paksa dan menyeret istrinya masuk kedalam rumah Rey, Ayah tiri Zena
"Sebentar lagi, mereka akan merasakan rasa sakit istriku, tak akan kubiarkan istriku dihina oleh siapapun termasuk keluarganya" Gumam Steven dalam hati
Tok.. Tok.. Tok..
Ketukan pintu membuat Maya yang sedang menonton TV bangkit dan membukakan pintu tersebut
"Tuan Steven sudah datang, mari masuk" Ucap Maya sambil mengeluarkan senyum manisnya
"Siapa sayang!! " Teriak Rey dari dalam rumah
"Tuan Steven sudah datang sayang!! "
"Mari masuk Tuan" Ajak Maya mempersilahkan tamu kehormatannya
"Ayo Zen" Steven merangkul mesra Zena yang berada dibelakangnya, membuat Maya terkejut
"Ze-zena"
"A-aku takut sayang" Bisik Zena yang tetap berdiri tidak mau masuk kedalam rumah ibunya
Tubuhnya begetar hebat saat Steven menyuruh Zena masuk bersamanya dan seakan tuli dengan ucapan ibunya, sebelumnya Steven sudah menyuruh Zena membersihkan sisa air matanya
"Kalian saling kenal? " Tanya Steven yang berpura-pura tidak tahu
Maya gugup, dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal "Tidak Tuan, saya tidak mengenal dia" Jawab Maya membuat Steven mengepalkan erat tangan satunya
"Oh iya silahkan masuk" Ucapnya lagi, lalu Steven dan Zena masuk kedalam dan duduk di sofa sambil menunggu Rey datang
Rey menuruni tangganya dengan cepat dia tidak mau menunggu tamu pentingnya menunggu terlalu lama
Degg.
Langkahnya terhenti saat melihat Steven datang dengan wanita yang hampir saja dia perkosa
"Maaf menunggu terlalu lama" ucap Rey gugup, dia menatap Zena lalu berpura-pura tidak kenal dengan Zena
Mendengar suara Rey, Zena semakin mengeratkan pegangan tangannya pada Steven, wajahnya selalu menunduk tubuhnya bergetar dan Steven menyadari itu semua,
"Maaf Tuan, anak saya Vera sedang didalam perjalanan, untuk apa Tuan ingin bertemu dengan Vera? " Tanya Rey yang menyadari kejanggalan dari kehadiran Steven apalagi saat Zena memegang lengan Steven, setahu Rey, Steven tak suka disentuh oleh wanita manapun terkecuali wanita yang dia sayangi
"Saya akan menunggu putri bapak" Ucap Steven sambil menyilangkan kedua kakinya diatas meja membuat Maya dan Rey ketakutan,
"Buatkan minuman untuk Tuan Steven" Titah Rey pada istrinya
"Iy-iya"
Setelah menunggu 5 menit dalam keheningan dan minuman pun sudah jadi diatas meja depan Steven, Vera datang dengan senyum yang mengembang, Ayahnya bilang bahwa ada pria tampan yang menyelamatkan perusahaannya ingin bertemu dengannya, Vera pun sudah mempercantik dirinya agar terlihat berkilau dimata pria tampan tersebut tak lupa dengan pakaian barunya yang dia beli disalah satu butik ternama, hanya satu yang dipikiran Vera saat ini, jika dia bisa menaklukkan hati pria tampan tersebut, dia pasti akan hidup penuh kemewahan dan tidak takut jatuh miskin saat perusahaan ayahnya bangkrut,
Melihat mobil sport mewah terparkir dihalaman rumahnya, Vera semakin tertarik untuk menaklukkan hati pria tersebut
"Itu mobil Vera sudah pulang, biar aku yang menyambutnya" Ucap Maya yang tak ingin berada di situasi menegangkan ini
"Biarkan saja, kau tidak usah menyambut putrimu, bukankah putrimu sudah besar dan mempunyai kaki untuk berjalan" Ucapan Steven yang dingin mampu membuat Maya menghentikan langkahnya dan duduk disofa kembali
Vera berjalan memasuki rumahnya, karna Steven dan Zena duduk membelakangi pintu utama jadi Vera tidak tahu jika Steven membawa seorang wanita
"Ayah" Panggil Vera dengan senyum manisnya lalu berpelukan dengan Ayahnya"
Ekhem
Deheman Steven mampu membuat Vera menoleh dan jantungnya terasa berhenti saat melihat kaka tirinya yang dia benci
"Jangan kaget, duduklah! " Titah Steven dengan sorot mata yang tajam, Zena sudah melepaskan tangannya dari lengan Steven saat Steven Membisikan sesuatu padanya
Bersambung😘