Putraku Adalah Mr. Zero

Ars menggandeng tangan Maminya erat. Dia geram dengan sikap Jonathan yang plin-plan dengan perasaanya.

Ajeng dengan gontai memasuki kamarnya dengan dibantu Ars.

Disaat Ajeng perlahan mulai membaringkan tubuhnya, pintu kamar pun terbuka.Terlihat Jonathan berjalan kearahnya.

"Ars, tolong ke kamarmu dulu, Papi ingin bicara dengan Mamimu," pinta Jonathan.

"Apa Papi akan menyakiti Mami lagi?," ucap Ars membuat Jonathan membeliak mendengar perkataan putranya.

"Apa maksud mu nak?, mana mungkin Papi menyakiti Mamimu sementara ia sedang sakit," jujur Jonathan. Dirinya tidak peka dengan yang ia lakukan.

"Ars, kamu ke kamar dulu ya nak, Papi tidak akan menyakiti Mami."

"Tapi Mam..."

"Ars," ucapnya lembut.

"Oke Mam,"ucap Ars pasrah mengikuti perintah Maminya.

Setelah dirasa Ars keluar dari kamar Ajeng, Jonathan segera mendekati istrinya." Kenapa kau ke kamar ini lagi sayang?,"tanya Jonathan.

Ajeng menatap Jonathan tajam "cih,dia tidak sadar apa kenapa aku pindah ke kamar ini?!. Dasar pria tidak peka!," umpat Ajeng dalam hati.

"Sayang aku bertanya kepadamu, kenapa kau menatapku seperti itu?!.Apa karena aku bertemu dengan Shela mantan ku, dan mengabaikan mu tadi?!."

"Oh..jadi namanya Shela. Enak dong habis peluk-pelukan sama dia?," sindir Ajeng.

Jonathan menatap wajah Ajeng yang cemberut, kemudian dia tersenyum. "Jadi ceritanya istriku sedang cemburu?," goda Jonathan.

Sebenarnya Jonathan juga merasa bersalah kepada Ajeng,karena telah memeluk perempuan lain tadi. Tapi itu semua karena refleks mengetahui tentang alasan mengapa Shela meninggalkannya dulu. Dan walaupun Jonathan masih mencintai Shela, namun ia juga tidak ingin kehilangan Ajeng. Egois memang, tapi Jonathan akan berusaha melupakan masalalunya dan menatap kedepan bersama wanita dihadapannya,lagipula dia juga sudah memiliki seorang putra. Yah,walaupun Jonathan tidak pernah tahu perasaan Ajeng terhadapnya, tapi dia akan berusaha untuk membuat Ajeng jatuh cinta padanya.

"Aku tidak cemburu,aku..aku cuma tidak ingin Ars melihat Papinya memeluk perempuan lain." kilah Ajeng.

"Oh jadi tidak cemburu ya?, kalau begitu aku boleh kembali lagi bersamanya nih?!."

Ajeng kembali menatap tajam Jonathan, bukan ini yang ingin dia dengar dari mulut Jonathan."Terserah!." ucap Ajeng Kemudian dia berbaring membelakangi Jonathan. Dia benar-benar marah terhadap suaminya itu. Wanita mana yang tahan melihat suaminya memeluk wanita lain.

Walaupun Jonathan pernah mengatakan akan memberikan dia cinta,tapi kini masalalu suaminya telah kembali. Ajeng tidak pernah tahu apakah Jonathan benar-benar mencintainya. Bisa saja Jonathan akan meninggalkan dia dan putranya lalu kembali bersama masalalunya.

Jonathan tersenyum melihat punggung Ajeng yang membelakangi nya. Perlahan ia naik ke ranjang membaringkan tubuhnya dan memeluk tubuh Ajeng.

Ajeng terkejut merasakan tubuhnya yang dipeluk oleh Jonathan.Karena amarah menguasainya, Ajeng pun menyingkirkan tangan Jonathan yang melingkar di pinggangnya.

"Kenapa kau marah padaku hum, apa aku salah karena aku memeluk Shela hum," ucap Jonathan lembut.

Ajeng geram kepada Jonathan karena tidak peka."Wanita mana yang tahan bila melihat orang yang dia cintai sedang memeluk wanita lain!," ucap Ajeng tanpa sadar.

Untuk sesaat Jonathan terdiam, dia menelaah ucapan istrinya barusan. "Apa tadi istriku mengatakan orang yang ia cintai?, dia mencintaiku?, benarkah?," Jonathan girang mengetahui bahwa Ajeng mencintainya.

"Apa yang kau katakan tadi sayang?, Kau bilang orang yang kau cintai?, jadi kau mencintaiku?," tanya Jonathan kegirangan.

Ajeng gelagapan untuk menjawab pertanyaan dari suaminya itu. "Bodoh!, kenapa mulut ini tidak bisa dijaga sih!," rutuk Ajeng dalam hati. Dia terlalu malu untuk mengakui bahwa dirinya telah mencintai Jonathan.

"K..kau pasti salah dengar tadi," kilah Ajeng.

"Aku tidak mungkin salah dengar sayang, karena aku selalu memeriksakan kesehatan ku satu bulan sekali," ucap Jonathan.

Perlahan Jonathan membalikkan tubuh Ajeng menjadi menghadapnya. "Katakan, apa kau mencintaiku?!," tanya Jonathan serius.

Wajah mereka saling berhadapan, mata mereka terkunci saling berpandangan. Itu semua membuat Ajeng menjadi gugup saat ini. Ditambah lagi dengan pertanyaan Jonathan yang membuat pipinya memerah karena malu.

"Itu.. aku.. aku...emmmt..."

Belum sempat Ajeng berkata, Jonathan telah ******* bibir merah Ajeng. Dia terlalu gemas melihat Ajeng yang malu-malu seperti ini.

Ajeng terkejut tiba-tiba Jonathan menciumnya. Tapi itu tidak berlangsung lama. Karena beberapa detik kemudian Ajeng pun menikmati ciuman Jonathan.

Sudah lima belas menit mereka berciuman, menumpahkan rasa cinta antara keduanya. Jonathan ingin sekali menerkam tubuh Ajeng saat ini. Namun dia urungkan mengingat tubuh Ajeng yang belum pulih.

Jonathan melepaskan pagutannya dan tersenyum menatap kedua bola mata istrinya. Sungguh mata yang indah, pikir Jonathan. Jonathan kembali mengecup kening Ajeng dan mendekapnya pelan.

"Kau tahu?,Aku memang masih mencintai dia, Tapi aku juga tidak ingin kehilangan mu dan putra kita. Kau berkali-kali menghilang, dan berkali-kali pula aku mencarimu. Aku sangat menghargai arti pernikahan, aku tidak akan pernah meninggalkanmu." ucap Jonathan membuat Ajeng memejamkan matanya.

"Apa aku akan kau madu?." Pertanyaan Ajeng membuat Jonathan terkekeh.Kemudian dia mengusap lembut rambut Ajeng. Ajeng merasa Jonathan benar-benar pria yang lembut kali ini.

"Aku tidak akan kembali padanya karena dia hanya masalaluku, Dan kau adalah masa depanku. Yah walaupun aku masih mencintainya, aku akan berusaha untuk melupakannya," ucap Jonathan kembali mengecup kening Ajeng.

Ajeng pun tersenyum senang dalam pelukan Jonathan.

"Aku punya permintaan untuk mu sayang," ucap Jonathan.

"Apa?,"

"Berikan aku banyak cinta agar aku perlahan bisa menghilangkan cinta untuknya. Karena dengan cintamu, aku yakin bisa menghapus perasaanku untuknya," pinta Jonathan.

Ajeng mendongak menatap mata Jonathan kemudian ia mengangguk dan tersenyum.

Jonathan membalas senyum Ajeng.

Dan mereka pun kembali berciuman satu sama lain.

******

Keesokan harinya Ajeng dan Jonathan sarapan pagi bersama. Tidak berapa lama Ars pun bergabung dengan mereka.

"Pagi Mam,Papi," sapa Ars.

Ars mengerutkan keningnya melihat sikap keduanya yang terlihat mesra. Bukankah kemarin mereka marahan, tapi sekarang?, pikir Ars. Dia pun mengindahkan bahunya melanjutkan sarapannya.

Setelah selesai sarapan, Jonathan dan Ars berpamitan kepada Ajeng.

"Sayang kami berangkat dulu ya, baik-baik dirumah.Kalau butuh apapun panggil Alice," ucap Jonathan sembari mengecup kening Ajeng. Kemudian Ajeng pun mencium tangan Jonathan.

Begitu juga dengan Ars, dia mencium tangan Maminya dan berangkat bersama Jonathan.

Sampai dikantornya, Jonathan langsung memasuki kantornya dan berjalan ke ruangannya.

"Tuan Jonathan"

Jonathan menghentikan langkahnya saat mendengar suara yang memanggilnya. Dia pun berbalik. "Ada apa Sindy?," tanyanya pada sekertarisnya.

"Ada seorang wanita yang sedang menunggu Anda, katanya dia mengenal Anda Tuan.Namanya Nona Shela Tuan," ucap Sindy.

"Baiklah saya akan menemuinya, terimakasih Sindy," ucap Jonathan dan langsung pergi menuju ruang tunggu tamu.

Sekertarisnya itu terperangah mendengar ucapan terimakasih dari atasannya itu. Karena Jonathan jarang bersikap ramah dan tidak pernah mengatakan terimakasih kepada bawahannya. Dia selalu bersikap dingin terhadap semua bawahannya.

"Apa Tuan Jonathan salah makan?" batin sang sekertaris.

*******

bersambung....