Jadi ini adalah karya kedua ku
pada karya kali ini mengisahkan seorang Cecil yang jatuh cinta pada aham cinta pertamanya, namu karena kesalah pahaman mereka tidak saling bertemu kembali.
Cecil yang sudah berusaha melupakan sang cinta pertama, harus dipertemukan kembali dengan aham karena perjodohan yang di lakukan kedua orangtuanya saat mereka masing sama-sama kecil.
bagaimana kelanjutan hubungan mereka? apakah sikap aham yang dingin mampu dilelehkan oleh Cecil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Anis Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RINDI LAGI
"ingat, jaga sikap kamu saat ada maupun tidak ada keluargaku. Aham sudah milik Cecil, kamu nggak bisa se enaknya tarik-tarik dia dan maksa dia lagi kayak dulu yang selalu kamu lakuin ke dia" sambungnya berbisik kepada rindi namun penuh penekanan
akhirnya Rindi dengan terpaksa pergi dari sisi Aham karena tarikan Bima...
"Awas aja, bakal aku kasih pelajaran itu anak" batin Rindi
"yaudah yuk kita foto" ucap Bima
"iya, Tante udah pegel berdiri terus ini" jawab Tante nya
"oke siap, 1 2 3" ucap fotografer
cekrek....
sampai acara foto-foto selesai, Aham dan Cecil tak kunjung bangkit dari tempat duduknya. mereka berdua sedang fokus dengan ponsel masing-masing, sampai tidak sadar jika semuanya telah duduk kembali kecuali Bima dan Rindi...
"emm kak?" panggil Cecil kepada Aham
aham yang mendapat panggilan tersebut langsung menoleh ke arah Cecil sambil mengangkat kedua alisnya
"ada apa?" tanya Aham
"Aku mau foto sama kak Bima buat kenangan" ucap Cecil ragu
"iyaa" jawab Aham karena tidak mengerti apa maksud Cecil
"ayo ikut" ajaknya dengan nada pelan karena takut jika Aham tidak mau
"baiklah" ucap Aham kemudian berdiri dan menggandeng tangan Cecil yang masih saja duduk
Cecil yang melihat tangannya di gandeng hanya bisa mematung.sedangkan Aham hatinya mulai berdebar meskipun itu bukan pertama kalinya mereka bergandengan, tapi baru kali ini dia merasa perasaannya kepada Cecil kembali lagi...
"Ayo, katanya mau foto" ajak Aham kepada Cecil
"Bim, kita mau foto" ucap Aham kepada Bima
"oh oke" jawab Bima
disitu Rindi tersenyum kegirangan
"sini-sini Aham" ucap Rindi yang akan berjalan menuju ke arah Aham namun tangannya di cekal oleh Bima yang ada di sampingnya
"Rindi" tegas Bima dengan suara yang lirih namun terdengar seperti membentak
"Mama papa, aku mau bicara berdua dulu ya sama Rindi" ucap Bima
"oh iyaa nak" jawab orang tua Rindi
"Ham, tunggu bentar ya gue mau bicara dulu sama Rindi"
"oke" jawab Aham
Rindi sontak menoleh ke arah Bima dengan wajah yang cemberut, dengan sigap Bima menarik tangan Rindi membawanya keluar dari rumah dan menyeretnya ke tempat yang lebih sepi dan tidak ada seorang pun...
"jaga sikap lo" ucap Bima kepada Rindi
"apasih Bim? gue kan cuma mau nyamperin aham " jawab Rindi
"lo tau posisi lo sekarang apa nggak?! lihat jari lo, lo udah jadi tunangan gue Rin!" bentak Bima kepada Rindi
Rindi tampak ketakutan karena baru pertama kali melihat Bima se marah ini kepadanya
"iya gue tau, tapi apa salahnya sih gue bersikap gitu ke sahabat gue", jawab Rindi dengan suara bergetar
"kalian memang sahabatan, bahkan kita sahabatan. tapi sekarang kita udah punya pasangan masing-masing, tolong hargai pasangannya. Apalagi dia adek gue. sampai ada apa-apa sama adek gue gara-gara ulah lo, awas aja lo! meskipun lo tunangan gue" ucap Bima tegas
dia sudah risih melihat sikap Rindi yang tak tau malu sedari tadi, apalagi mencoba untuk mendekati Aham kembali dan membuat Cecil merasa tidak nyaman...
"ayo masuk, mereka udah nunggu buat foto" ucap Bima berlalu meninggalkan Rindi di belakangnya, karena akan percuma berdebat dengan Rindi di saat seperti ini
saat Bima dan Rindi kembali masuk ke dalam rumah, sudah terlihat Aham dan Cecil yang berdiri di depan background pertunangan...
"sorry ya nunggu lama", ucap Bima kepada mereka berdua
"nggak papa kok kak, santai aja" jawab Cecil
"oke, yuk pegel gue udahan" ucap Aham membuat Cecil memberikan pukulan kecil kepada lengan Aham
formasi fotonya , Cecil dan Rindi di tengah dengan aham di samping Cecil dan Bima di samping Rindi. pada foto pertama mereka bergaya formal, sedangkan pada foto kedua dan seterusnya mereka bergaya bebas...
Tangan Cecil dengan setia melingkar di lengan Aham, kemudian dia menyenderkan kepalanya ke lengan tersebut. Aham dengan sengaja merangkul Cecil pada saat foto gaya bebasnya, hal itu membuat Cecil kaget..
"Ciyee calon manten yang mau expired nggak mau kalah nih yee..." sorak saudara-saudaranya
"iya nih dari tadi mesra-mesraan terus"
"serasi banget sih Cecil Aham ini"
"Bima sama Rindi juga cocok banget"
masih banyak lagi komentar-komentar yang dilontarkan oleh banyak tamu yang hadir saat itu...
"harusnya gue yang foto sama aham" batin Rindi kesal dan tanpa dia sadari sedari tadi Bima memperhatikan nya
"Jangan pernah punya niat macam-macam sama adekku" bisik Bima tepat pada telinga Rindi yang sukses membuat Rindi merasa takut
Rindi menatap ke arah Bima dengan tatapan kesal, bisa-bisanya di hari bahagianya malah dia di panas-panas in sana tamu undangan sendiri...
"ng ... nggak kok , siapa juga" ucap Rindi terbata
setelah acara selesai, mereka semua pulang ke rumah masing-masing tanpa terkecuali Aham...
sebelumnya keluarganya pulang terlebih dahulu ke kediaman Cecil karena mobil mereka tadi mereka titipkan di rumah Cecil...
Karena Cecil adalah tipe orang yang tak bisa menahan kantuknya, maka dia tertidur di dalam mobil saat perjalanan tadi. Al hasil Aham lah yang menggendong nya sampai ke lantai atas tepat dimana kamar Cecil berada....
"Haduuuh" keluh Aham setelah berhasil merebahkan Cecil di kamarnya
"perasaan tadi pagi nggak se berat ini deh, kok sekarang nambah ya beratnya." ucap Aham sambil menggelengkan kepalanya
"mimpi indah ya Cil, maaf jika aku belum sepenuhnya berubah seperti dulu lagi" ucap Aham sambil mengelus rambut Cecil, kemudian dia keluar dari kamar Cecil menuju ke ruang keluarga tempat orang tua mereka berkumpul
dia menuruni anak tangga dengan ngos-ngosan, dan sesekali menyeka keringat yang bercucuran di jidatnya..
para orang tua yang melihat hal itu merasa heran
"kenapa ham, kok ngos-ngosan?" tanya mama Isma
"iya, kok sampe kayak gitu keringatmu"
"eh, nggak papa kok ma" ucap Aham sambil menyeka keringatnya
"yaudah kami pulang dulu ya jeng, sudah malam" pamit mama Aham
"oh iya iya, hati-hati ya" jawab mama nada
mereka semua berjalan keluar rumah, saat di teras tiba-tiba Aham menghentikan langkahnya dan berbalik menatap kedua orangtua Cecil
"Emm ma pa, besok boleh nggak Aham saja yang mengantar Cecil ke bandara?" tanya Aham kepada kedua orang tua Cecil sekaligus calon mertuanya
"baiklah, katanya besok dia akan berangkat jam 8 pagi ham. tapi ke kampusnya dulu" ucap mama nada
"oh iya ma, besok pagi saya kesini" jawab aham
"tapi jangan bilang ke Cecil nya ya ma pa"
"baiklah ham" jawab papa Cecil