Merupakan seri kelanjutan dari Novel Benua Teratai Biru vol pertama.
👉 bagi yang baru mampir, silakan baca novel pertama dengan judul yang sama.
_____________
Dunia Kultivator. Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga semua orang berusaha untuk menjadi kuat.
Qing Ruo adalah seorang pemuda yang memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah. Kelemahannya itu menjadi bahan ejekan teman sebayanya.
Tiba-tiba keberadaannya yang dipandang sebelah mata mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? simak dan ikuti terus Sang Penguasa Benua Teratai Biru Vol 2. Semoga tetap suka.
👉 Update setiap hari jam 04.00 WIB.
👉 Mohon tinggalkan jejak, like dan komen.
Terima kasih 🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Tiba di Sekte Gunung Emas.
Di atas langit. Huo Mingzhi yang terus bergerak merasakan beberapa aura terus bergerak mendekatinya.
" Penguasa, aku dapat merasakan pergerakan aura dari jauh yang terus berusaha mencari jejakku,."
" Biarkan saja. Lagipula mereka tidak akan mampu mengejar kita."
" Penguasa, apakah kita tidak menangkap dan membunuh mereka sekarang!"
" Tunggu, ada saatnya. Aku tidak ingin mengacaukan rencana yang telah aku siapkan. lagi pula kita tidak mengetahui siapa yang telah membunuh kakek Xia."
" Baik," jawab Huo Mingzhi lalu meningkatkan kecepatannya.
Tanpa terasa, satu minggu berlalu. Tiba-tiba pergerakan Mingzhi yang begitu cepat melambat dengan perlahan.
" Adik Ruo, ada apa?" tanya She Mei Lu bingung.
Di atas langit di balik awan itu, Qing Ruo lalu menunjukan tangannya.
" Kakak, lihat!"
Dengan menggunakan teknik mata Qilin Langit, She Mei Lu dapat melihat pemandangan yang tampak jelas di bawah mereka yaitu sebuah tempat yang terlindung dengan kabut putih yang begitu luas hingga beberapa puluhan kilometer.
" Kakak Youyu, kita telah tiba di atas langit Sekte Gunung Emas." sambil meminta Huo Mingzhi kembali ke dalam dunia jiwa.
She Mei Lu terpana. Teknik mata ular bumi yang dimilikinya bahkan tidak dapat menembus kabut putih tersebut.
" Tempat yang sangat tenang dengan aura spiritual yang cukup kuat," batinnya.
" Ling er, kakak, kaburkan aura kalian." sambil membawa mereka turun dari langit.
" Adik Ruo, apakah kita tidak masuk melalui pintu gerbang?" tanya She Mei Lu penasaran saat Qing Ruo bergerak dari atas langit dengan kecepatan tinggi meluncur ke atas kabut putih itu.
" Kakak, aku tidak ingin kehadiran kita diketahui oleh semua orang."
" Baik, aku mengerti, tapi...?"
" Kakak ada apa?"
" Aku merasakan perisai perlindungan di tempat ini di topang oleh kekuatan yang sangat kuat luat biasa. Apakah ini tidak akan berbahaya?"
Qing Ruo tersenyum kecil. " Kakak, perisai perlindungan ini disebut dengan kabut petir, yang ditopang oleh mantra formasi pilar langit yang merupakan salah satu mantra formasi yang aku ciptakan. Apakah kakak lupa bagaimana aku keluar dari dunia kecil She?"
She Mei Lu tersenyum kecil sambil mengangukan kepalanya.
" Kakak Youyu, Shen Guoshi Ling adalah Dewa mantra formasi. Mantra formasi seperti ini bukanlah apa-apanya bagi kakak, tapi itu kelak."
" Maksudnya?"
" Apakah kakak sudah lupa, aku masih berhutang Janji padamu dan pada kakek Ling Zhong. Tunggu ada waktu, aku akan mengajari kakak teknik tujuh ratus mantra Ling, atau kakak bisa belajar dengan ibu di kota perak."
" Mengapa bisa demikian?"
" Karena ibu memiliki kitab tersebut."
Tanpa terasa mereka sudah berada di atas perisai perlindungan itu.
" Ling er, kakak, pegang tanganku!"
" Baik," jawab kedua wanita itu bersamaan sambil memegang tangan Qing Ruo.
" Pejamkan mata kalian!"
" Mengapa tidak bilang sekalian," She Mei Lu menggerutu.
" Hehe..., kakak maaf."
"Swhus..." tubuh mereka tiba-tiba seperti melewati kabut.
" Swhus..." tiba-tiba She Mei Lu dan Qing Ling merasakan kaki mereka menginjak lantai.
" Kita sudah sampai." Qing Ruo mengejutkan mereka berdua.
Belum sempat Qing Ling membuka matanya, tiba-tiba mereka rasakan aura yang sangat kuat mendekati mereka dengan kecepatan tinggi.
" Swhus...." seorang pemuda tampan menatap mereka dengan mata berkaca-kaca.
Tanpa dapat menahan diri, sang pemuda itu memeluk Qing Ruo dan Qing Ling dengan hangat.
" Ayah, ibu, kalian meninggalkanku begitu lama," ucapnya sambil menangis.
Qing Ruo dan Qing Ling membalas pelukan hangat itu dan membiarkan sang Putra Naganya menangis dalam pelukan.
" Badanmu saja yang sudah besar, tapi kamu masih anak-anak. Dasar cengeng!" ucap Qing Ruo sambil mengelus kepalanya.
" Ibu, ayah mengatakan aku anak-anak dan cengeng ..."
" Sepertinya ayahmu tidak salah," jawab Qing Ling sambil tersenyum kecil.
" Ayah, ibu, aku sangat rindu kalian," ucapnya mengeratkan pelukannya.
" Kami juga sangat merindukanmu," ucap Qing Ruo dan Qing Ling bersamaan.
" Hm..., Zilong er, apakah kamu tidak malu pada bibimu?"
Tiba-tiba Zilong melepaskan pelukannya lalu menatap wanita cantik yang ada di sisi kanan ayahnya.
" Bibi, kamu memiliki aura nenek Ling Yun. Ayah...?" Sambil menatap Qing Ruo dengan heran lalu berlutut dengan hormat di hadapan She Mei Lu.
" Bibi, maafkan aku yang tidak mengenal bibi. Bolehkah aku tahu siapa bibi?"
She Mei Lu lalu meraih tubuhnya dan memeluknya dengan hangat.
" Zilong er, aku Qing Youyu. Tentu saja kamu tidak mengenaliku, tapi aku tahu banyak tentang dirimu." sambil melepaskan pelukannya dan mengusap kepala Zilong dengan lembut.
" Bibi Youyu, nama yang indah. Qing Zilong memberi hormat pada bibi Qing Youyu," ucapnya sambil berlutut dengan hormat.
" Hormatmu aku terima, berdirilah!"
" Terima kasih bibi." sambil berdiri.
Tiba-tiba matanya yang tajam itu menatap She Mei Lu dengan terkagum-kagum.
" Zilong er, ada apa?" tanya She Mei Lu terkejut.
" Bibi duduk dulu," ucapnya sambil menarik tangan She Mei Lu duduk pada kursi.
Qing Ruo dan Qing Ling saling berpandangan lalu tertawa cekikikan.
" Sepertinya dia sudah melupakan kita," ucap Qing Ling sambil duduk pada kursi.
" Ayah, ibu, maksudku bukan seperti itu," dengan tersenyum masam.
" Sebelumnya kamu menangis dan mengatakan rindu pada kami, tapi sekarang?" ucap Qing Ruo sambil terus menggodanya.
" Ayah, ibu, maaf..."
Tiba-tiba Qing Ruo dan Qing Ling tertawa terbahak-bahak, bahkan She Mei Lu juga ikut tertawa.
" Dasar bocah lugu, ayah dan ibumu itu hanya ingin mengerjaimu. Zilong er, ayah dan ibumu memang suka mengerjai orang, bibi bahkan pernah menjadi korban mereka berdua," ucap She Mei Lu sambil mengingat dirinya yang pernah menjadi korban keusilan adik angkatnya tersebut sambil mengusap kepala Zilong dengan lembut.
" Zilong, kita sekarang ada di mana?" tanya She Mei Lu mencairkan suasana hatinya.
" Bibi Youyu, saat ini kita ada di dalam istana Wakil Pemimpin Puncak Utama Sekte Gunung Emas."
" Oh... Tidak heran tempat ini sangat indah, berarti ini adalah istana ayahmu," ucap She Mei Lu memuji sambil mengamati tempat itu.
" Benar-benar tempat yang sangat indah." ucapnya sekali lagi.
" Apakah di tempat ini kamu tinggal sendiri?"
" Tidak bibi, aku tinggal bersama paman Qing Fang, dan Qing Junda, tetapi saat ini mereka sedang keluar menjalankan misi.
" Zilong er, sebelumnya kamu sepertinya ingin membicarakan sesuatu. Jika bibi boleh tahu, apa itu?"
" Bibi, aku merasakan lingkaran kekuatan pada tubuh bibi." Dengan wajah serius.
" Oh, apakah kamu tahu?"
" Tentu saja, itu berarti bibi sudah berada di tingkat pendekar Raja Dewa. Bibi, apakah bibi mau mengajariku?"
" Mengapa tidak belajar dengan ayahmu?"
Tatapannya yang polos menatap Qing Ruo dengan ragu.
" Jangan bilang aku hanya pendekar dewa langit!" ucap Qing Ruo menggodanya.
" Ayah benar, ayah kalah kuat dari bibi Youyu," ucapnya jujur.
Tawa Qing Ling dan She Mei Lu pecah sambil menatap Qing Ruo yang juga ikut tertawa terbahak-bahak.
" Baiklah, baiklah, kamu boleh belajar dengan bibimu."
" Bibi..." sambil menatap wajah She Mei Lu dengan tatapan memohon.
" Baik," jawab She Mei Lu sambil menganggukkan kepalanya.
" Terima kasih bibi," ucapnya penuh semangat lalu sekali lagi menatap kearah Qing Ruo.
" Apa lagi?"
" Ayah, adik ku?"
" Aku kira kakak tidak merindukanku," ucap Yong Jun yang tiba-tiba muncul di dalam ruangan itu.
" Haaha.. Jun er, kamu sangat luar biasa." ucapya senang.
Tiba-tiba Zilong dan She Mei Lu saling berpandangan.
" Adik Ruo....." menatap ke arah Qing Ruo.
" Kakak, bibi, tenanglah, aku menggunakan Jubah Bulu Dewa Rubah," ucap Yong Jun menjelaskan.
" Oh... baik, itu sangat luar biasa," ucap Zilong senang.
" Tapi kakak, ini hanya bisa bertahan satu hari saja, setelah itu aku harus kembali lagi ke dunia jiwa."
" Aku paham," ucapnya sambil menghampiri Yong Jun dan membawanya duduk.
Mereka berdua melepas rindu dengan berbincang-bincang hangat.
Di depan mereka, She Mei Lu menatap pemandangan seperti itu dengan terpana. Dia tidak pernah menyangka bahwa ikatan persaudaraan pada kedua keponakannya itu begitu luar biasa, sehingga matanya mulai berkaca-kaca.
" Kakak, ada aku," ucap Qing Ruo sambil menatapnya dengan lekat.
She Mei Lu menganggukkan kepalanya pelan.
" Gege mau ke mana?" tanya Qing Ling saat melihat Qing Ruo tiba-tiba berdiri dari kursinya.
" Biarkan anak-anak berada di sini, mari kita kunjungi nenek Agung."
" Baik," jawab She Mei Lu dan Qing Ling bersamaan.
" Zilong er, kami akan mengunjungi nenek Agung. Kalian berdua jangan pergi kemana-mana."
" Baik ayah." Jawab mereka berdua bersamaan.
Setelah berkata-kata, Qing Ruo lalu membawa Qing Ling dan She Mei Lu menemui Qing Ruyue.