NovelToon NovelToon
Cinta Terhalang Dinding Pesantren Season 2

Cinta Terhalang Dinding Pesantren Season 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Komedi
Popularitas:236.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ummu Habeebah

Mahda Qaireen, gadis dari pasangan Haniyah dan Zein. Perjalanan cinta nya cukup rumit, ia mengejar namun tak pernah bisa ia gapai.

Kembali di patahkan dan mencoba meminta yang terbaik, siapa sangka jatuh cinta pada orang yang begitu dekat dengan nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Habeebah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dadakan

Di luar, dingin kembali menyelimuti kota. Angin sesekali berhembus, menerpa udara dingin ke berbagai penjuru bumi. Berusaha memberitahu orang-orang, betapa dingin nya di luar siang ini.

Para santri yang kebetulan hari ini libur, sengaja menyibukan diri dengan kegiatan masing-masing. Selepas sholat dhuha, Mahda sengaja tak buru-buru melepas mukena nya, berharap ada kehatangan yang bisa melawan dingin nya hari ini.

"Mba Mahda" sapa Tika saat Mahda membaringkan badan nya masih dengan memakai mukena.

Tika, anak kelas satu yang begitu dekat dengan Mahda sedari awal Mahda masuk. Peringai nya cerewet dan ceria.

Kalau di season 1 ini mungkin Inten ya. Di berbagai tempat pasti ada yang bikin kesel dan juga ngakak.

"Beik, ada apa Ka?" tanya Mahda.

"Gak papa, cuma mau nyapa mba aja" jawab nya santai tanpa dosa, menampakan senyum manis berhiaskan gigi gingsul nya.

"Cih, ganggu aja" kesal Mahda karna Tika berhasil mengganggu diri nya yang baru saja akan mengarungi alam mimpi.

Hari Jum'at, hari libur, tanpa kegiatan belajar. Aahhh, rasa nya bisa tidur siang agak lama, mengqodho tidur di hari-hari sebelum nya yang sangat terbatas.

"Mba Mahda, di panggil ustadz Aly" ucap Afiyah sembari menggoyangkan tubuh Mahda.

Mahda yang baru saja terlelap merasa begitu berat sekedar membuka mata nya. Dan sekali lagi Afiyah menggoyangkan tubuh nya, berharap Mahda segera bangun dan menemui Aly yang sudah menunggu nya di gerbang hitam.

*

*

"Ada apa bang?" Mahda dengan muka bantal nya dan mata sayu menghampiri Aly yang sudah sabar menunggu nya bangun.

"Latihan vocal gih, sama banat!"

"Hah?" Mahda seketika membulatkan mata nya. Merasa terkejut dengan ucapan abang nya.

Seumur-umur di sini Mahda belum pernah di suruh menjadi vocalis, tapi sekarang? Aahhhh, ini kerjaan Aly.

"Latihan di aula ya" ucap Aly sembari berlalu dari hadapan Mahda yang masih bengong.

Apa tadi? Jadi vocal? Latihan di aula? Di latih santri putra gitu?

Mahda masih belum on 100% kesadaran nya dan di kejutkan dengan perkataan Aly.

"Santri, di suruh latihan hadroh gih sama ustadz Aly" titah Mahda dengan diri nya berdiri di ambang pintu.

"Kita lagi nungguin mba Mahda ini loh" timpal Tika menghampiri Mahda dan berlalu keluar melewati diri nya.

"Lah, ko?" Mahda bingung.

"Tadi Ummuna yang bilang, kata nya mba Mahda suruh jadi vocal. Menurut beliau suara mba bagus, seperti ibu mba dulu" jelas Mia.

"Hoh"

Mahda ber-oh lesu mendengar nya. Dan secepat mungkin bersiap mengikuti santri yang lain nya.

Semenjak pindah ke sini Aly dan Syihab memang di tugaskan untuk membimbing grup hadroh terlepas dari jadwal mengajar nya.

Sementara hadroh putri kehilangan vocalis handal nya karna 1 bulan ke belakang, Salsa sang vocalis boyong saat hendak menikah. Masih ada 2 vocalis namun kemampuan nya belum mumpuni seperti Salsa. Ummuna pun merokemndasikan Mahda sebagai pengganti nya.

*

*

*

Pucuk di cinta ulam pun tiba, mungkin seperti itu bahasa nya. Syihab yang tengah memerhatikan 2 orang santri di depan nya bermain darbuka terlihat sangat khusu hingga tak menyadari kehadiran Mahda di aula tersebut.

Namun sepersekian detik kemudian Syihan terperangah mendengar suara persis dari gadis yang di sukai nya.

Kaya suara Mahda

Gumam Syihab dalam hati masih sibuk memperhatikan 2 anak didik nya. Mengarahkan bahkan memberikan contoh.

"Kak, mau sholawat apa latihan nya?" tanya Aly sedikit kencang.

Syihab yang faham betul dengan sebutan Aly pada Mahda seketika menoleh, mencari pada asal suara. Mimik muka nya berubah begitu cepat.

Rasa nya ribuan kupu-kupu seperti berterbangan dalam diri nya. Bahagia yang membuncah, akhir nya bisa melihat Mahda yang hanya terkikis jarak beberapa meter saja.

Merdu

Puji Syihab saat Mahda mulai melantunkan bait-bait sholawat. Ukiran senyum di bibir nya tak pernah lepas sepanjang latihan berlangsung. Membuat tiap santri bertanya-tanya, ada apa gerangan dengan ustadz Syihab?

Orang yang tipikal cuek dan dingin namun hari ini always smile.

Dan perhari itu juga Mahda di tetapkan sebagai vocalis hadroh putri.

*

*

*

Semakin hari rasa ingin memiliki Mahda semakin menggebu. Bahkan di setiap untaian do'a nya, Syihab selalu menyematkan nama Mahda, berharap gadis tersebut bisa bersanding dengan diri nya.

Lain hal dengan Mahda, ia masih terlihat cuek meski berkali-kali Syihab memberikan kode pada diri nya tiap kali bertemu saat mengambil teh hangat.

Tepat hari ini Mahda dan Aly di sambangi oleh kedua orang tua nya, Zein dan Haniyah. Dengan semangat Mahda setengah berlari menuju tempat parkir, dimana ada Yemma dan Yebba nya di sana.

"Assalamu'alaikum" salam Mahda pada ke dua orang tua.

"Wa'alaikum salam" timpal Haniyah seraya mencium ke dua pipi anak perempuan nya tersebut.

"Sehat kak?" tanya Haniyah.

"Alhamdulillah Ma, seperti yang Yemma lihat. Anak cantik mu ini sehat bukan" jawab Mahda frontal.

Zein menarik tangan Mahda pelan, membawa nya agar lebih dekat dengan diri nya. Haniyah yang faham segera menggeser duduk nya, memberikan tempat luang untuk Mahda.

"Kak" ucap Zein lembut.

"Hmm, beik. Ada apa sih? Tegang deh kakak liat nya" timpal Mahda.

"Kalau semisal nya ada yang minta kakak, apa kakak mau menerima nya?" tanya Zein pelan. Takut menyinggung perasaan Mahda.

"Maksud Yebba, ngelamar kakak gitu?" tanya balik Mahda.

Zein mengangguk dan berharap cemas menunggu jawaban dari Mahda. Kali ini ia tidak akan gegabah, memaksakan kehendak nya tanpa persetujuan Mahda. Kebahagiaan nya jauh lebih dari apapun.

"Siapa dia, kalau boleh tau Ba?" lanjut Mahda.

"Anak nya ustadz Zainal" jawab Zein.

"Yang mana ya orang nya? Kakak gak tau Ba" timpal Mahda dengan mimik muka seperti tengah berfikir.

"Anak nya tampan dan sopan menurut Yebba. Anak nya masih di pondok. Sesekali pulang sekedar untuk mengecek usaha yang di rintis nya. Begitu menurut ustadz Zainal. Ah, tapi Yebba lupa gak minta foto nya" jelas Zein.

"Oh" jawab Mahda singkat.

"Kalau menurut Yebba itu baik buat Mahda, Mahda nurut" lanjut Mahda.

"Kali ini Yebba gak bakalan maksa. Kakak yang mau ngejalanin rumah tangga, jadi Yebba masrahin sama kakak, apa jawaban nya" tutur Zein lembut.

"Kasih waktu kakak berfikir ya Ba" timpal Mahda dan mendapat senyuman dari Zein.

"Aahhh Sulthan sayang nya kakak, kakak kangen" seketika mood yang hampir layu berubah menjadi riang tatkala melihat Sulthan.

Mahda langsung menggendong nya senang. Menjahili dan tak luput mencubit gemas pipi sang adik.

"Kamu gas'ah de, ngalahin abang" ucap Mahda namun mata nya mendelik menatap Aly yang sedari tadi memperhatikan nya.

"Cih, belum tentu ya, Sulthan masih kecil, masih imut" bela Aly yang tak terima.

Haniyah hanya bisa menggelengkan kepala nya melihat tingkah ke dua anak nya yang selalu saja ada bahan untuk di ributkan jika bertemu. Dan Mahda selalu menjadi pemenang nya, terlepas memang menang atau Aly yang mengalah.

"Ada yang bakal patah hati nih" celoteh Aly setelah melepas ke dua orang tua nya pulang meninggalkan pondok setelah sebelum nya sowan pada Ummuna dan Abuya.

"Maksud abang?" tanya Mahda bingung.

"Syihab" jawab Aly datar dan berlalu meninggalkan Mahda yang masih diam mencerna ucapan nya.

Syihab? Maksud nya? Ustadz Syihab suka sama ana gitu?

Gumam Mahda bingung.

Kenapa gak lebih dulu dateng kalau iya suka. Padahal ana pun menaruh harapan saat ustadz ngasih titipan ke tanteu Citra.

Batin nya lesu.

Langkah kaki nya lemah saat menuju pondok. Selemah saat ia pertama kali di tinggalkan di pesantren.

Kenapa murung? Kan baru di sambangi.

Batin Syihab yang melihat Mahda dari teras samping ruang guru. Tempat favorite setelah aula agar ia bisa melihat Mahda. Seakan tau jadwal jam berapa saja Mahda lewat di sana dan Syihab akan stay di tempat nya.

🥀🥀🥀🥀🥀

Siapa nih yang dateng? Huaaa, Syihab keduluan gengs🥺

1
Qis Mi
lanjut kk.. ☺☺
Cah Dangsambuh
di mobil sampw ngimpi saking pulasnya,,,,,oke lanjut kak
Mayfi Ifriyanti
assalamu'alaikum Ummu haeebah di lanjut ceritanya dong terima kasih /Pray/
Cah Dangsambuh
ini lama banget kak authornya ga up sampai lupa selamat datang kembali kak untuk karyamu selalu di tunggu sebap banyak ilmu di sini yg bisa kita ambil
Titin Maysaroh
jangan lama² dong thor up nya 🥲
Firdaus Hakarida
bagus, bikin baper🥰
Firdaus Hakarida
lanjut lagi thor🙏🙏
Azfarah
lanjut thor
Yunda Nisa
lanjut dong kak author,, seruu
Qis Mi
lanjut
Rohaeni
bagus
AiNun Kha
lanjut
NR..
pengen ..
Naila Zahilul Ulfah
semangat terus tor... aku tunggu cerita kelanjutannya
Naila Zahilul Ulfah
semangat terus tor... aku tunggu kelanjutannya
fatkhiyyah16 salim ash
alhamdulillah kak
Qis Mi
akhirnya up juga thor... 😍😍
Ina Rosdiana
sekian lama pakum akhirnya up juga 🤭
Euis R: alhamdulillah udh enggk mabok lg, mudah2an gk kambuh biar bisa pegang hp lg🤭
total 1 replies
NR..
crazy up dong kak kan lama gak up😁😁
Euis R: insyaa Allah kak🤗
total 1 replies
Cah Dangsambuh
alhamdulillah masih ada lanjutanya,,,,semangat kak upnya kalo jeda jangan lama lama ni tadi pake baca bab sebelumnya karna lupa tokoh🤣🤣🤣🙏🙏🙏
Euis R: hher maafkan aku, kemarin2 mabok hamil semoga enggk mabok lagi yaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!