NovelToon NovelToon
Cooking With Love

Cooking With Love

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / CEO
Popularitas:714.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Neen@

"Dasar maling rasakan ini..!" Bugs..Bugs..Brakkk.. Jenar memukul maling itu dengan membabi buta. Setelah dirasa tidak ada pergerakan dari maling itu Jenar membuka mata.
"Whaaattt..! kenapa malingnya pakai jas rapi begini, jangan.. jangan dia tamu di restoran lagi, aduh bagaimana ini, lebih baik aku kabur saja"

Mahesa Jenar seorang gadis yang enerjik, penuh semangat, kecil, mungil dan sederhana yang bekerja sebagai asisten chef di sebuah restoran milik keluarga Akihiko.

Adam Athan Akihiko seorang pengusaha muda sekaligus pewaris tunggal Akihiko corporation yang banyak disukai gadis - gadis muda. Patah hati karena ditinggal kekasihnya Jesica yang seorang designer muda.

Karena suatu insiden harus memaksa mereka untuk selalu bertemu dan membuat suatu perjanjian. Apakah Jenar sanggup menghadapi Adam yang pemilih dalam hal makanan...

Hai perkenalkan aku Neen@
Ini adalah novel pertamaku, mudah - mudahan kalian suka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neen@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wedding Day

"Adam."

"Ya."

"Bagaimana kalau kita batal menikah?"

"Apa maksudmu? kamu sadar dengan apa yang kamu katakan."

"Aku sadar seratus persen."

"Mang Udin naikkan sekatnya."

"Baik tuan."

"Sekat apa sih?"

"Sudah diam! kita bahas apa yang kamu utarakan tadi. Maksud kamu itu apa bicara seperti itu?"

"Aku tidak mau menjadi penghalang kebahagiaanmu."

"Kebahagiaan apa? aku semakin tidak mengerti Jenar."

"Ya kebahagiaanmu dengan mbak Nadya."

"Dengan Nadya? kenapa dia dibawa - bawa?"

"Sudah kamu terus terang saja, dia itu pacar kamu di masa lalu kan."

"Pacar? Hey dengar mantan pacarku hanya Jesica saja."

"Bohong! kalau dulu tidak pernah ada hubungan tidak mungkin kalian berpelukan bahkan cipika cipiki. Kalau orang dari masa lalu mu sudah ada buat apa kita menikah, kamu menikah saja dengan dia."

"Hahahahahhhh.!" Adam tertawa mendengarnya.

"Kok malah tertawa? benar kan, apa yang aku katakan?"

"Hahahahhh.. lucu..lucu!"

"Apanya yang lucu?" Jenar sewot dengan Adam yang mentertawakannya.

"Kamu.. kamu.. cemburu.. hahahahhhh!"

"Tidak aku tidak cemburu!"

"Kamu cemburu Jenar. Ya kamu itu cemburu."

"Jangan menuduh sembarangan! kamu tadi juga sudah menuduhku sebagai perempuan liar, kamu tidak tahu sakit sekali rasanya."

"Oke.. oke.. maaf.. maafkan sikapku yang tadi oke. Duduk sini." perintah Adam sambil menepuk pahanya.

"Nggak mau! suruh saja mbak Nadya yang duduk disitu."

"Sudah berani membantah kamu! Lupa hukumannya apa jika membantah."

Jenar diam saja dia tidak menjawab sama sekali bahkan memalingkan muka memandang keluar jendela mobil.

"Oke.. kalau itu mau mu! kamu memang ingin aku cium ya!" ucap Adam sambil mencondongkan wajahnya mendekat.

"Tidaaak!" teriak Jenar sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Masih mau membantah?"

Jenar mengelengkan kepalanya. "Ayo sini!" Jenar masih diam sambil memandang Adam ragu. Melihat keraguan pada Jenar, Adam mendekatkan wajahnya lagi

"Iya..iya aku pindah, jangan dicium oke." perlahan Jenar menggeser duduknya menjadi lebih dekat lagi dengan Adam "Sini saja ya?" pintanya.

"Oke.. berarti fix kamu memang mau aku cium."

"Tunggu.. tunggu!" ucap Jenar sambil tangannya menahan wajah Adam agar tidak mendekat ke arahnya. "Oke. Baiklah." ucap Jenar menyerah, akhirnya dia duduk dipangkuan Adam.

"Jenar, dengarkan aku." Jenar memandang wajah Adam.

"Aku minta maaf atas perkataanku tadi, aku tidak ada maksud mengatakan kamu perempuan liar, aku cuma ingin menjaga kehormatanmu, walaupun pernikahan ini cuma pura - pura, kamu mengerti?" Jenar mengangguk dan tak terasa air matanya jatuh ke pipi.

"Terima kasih." Jenar tersenyum sambil mengusap air matanya. Ia merasa dihargai.

"Untuk Nadya kami bersahabat sejak SMA, dia seorang sahabat yang sangat baik, mengerti semua tentang ku. Kami berpisah ketika aku akan kuliah di Jerman. Dan aku tidak mungkin menikah dengannya."

"Kenapa apa karena kamu menyukai Jesica?"

"Hahahahhhh!" Adam tertawa lebar menunjukkan deretan giginya yang putih

Jenar yang melihatnya sewot, sambil memanyunkan bibirnya. Adam yang melihatnya menjadi gemas.

"Apakah ini wajah cemburumu? lucu kalau dilihat dari dekat. Dengar, aku tidak mungkin menikah dengan Nadya karena dia sebenarnya adalah seorang pria."

"Apa!" teriak Jenar.

"Ya dia seorang transgender, sebenarnya sudah lama ia ingin berubah tapi baru akhir - akhir ini orang tuanya menyetujui."

"Benar - benar tidak bisa dipercaya, dia begitu cantik dan sempurna."

"Dulu waktu sekolah namanya Ares Nakula Atmaja sekarang dia rubah menjadi Nadya Aresta, bahkan dia bercerita telah memiliki seorang kekasih di Amerika."

"Benarkah?"

"Ya benar, dia mengatakannya ketika kami ngobrol bersama tadi."

"Pantas kau tadi memeluknya dengan mesra ternyata dia sama pria nya seperti dirimu."

"Dan yang lucu kau cemburu melihatnya."

"Tidak! aku tidak cemburu!"

"Benarkah kau tidak cemburu? apakah kau juga ingin dipeluk seperti itu?"

"Tidak! jangan!" Ucap Jenar sambil turun dari pengakuannya Adam. "Aku mengantuk."

Adam terkekeh "Tidurlah."

****

Tak terasa waktu cepat berlalu hari menjelang akad nikah pun sudah tiba. Jenar yang saat itu sedang di rias oleh MUA rekomendasi dari WO Ayu and Sony merasa gugup.

"Jenar."

"Ya bu."

"Kemari nak." Jenar yang sudah selesai di make up berjalan mendekati ibu dan duduk di tepi tempat tidur. "Sebentar lagi kamu akan menjadi seorang istri, ibu berpesan hormatilah selalu suamimu, berbaktilah kepadanya karena itu ladang syurga untukmu."

"Iya bu kadang Jenar takut kalau tidak bisa membahagiakan Adam." ucap Jenar. Karena ini hanya pernikahan pura - pura saja, maafkan kami bu batin Jenar.

"Semuanya butuh proses Jenar dan ibu yakin kamu bisa, kamu akan bahagia."

"Terima kasih bu."

"Ayo, Adam dan keluarganya sudah datang kita segera keluar."

"Baik bu." ucap Jenar sambil menarik napas panjang.

Adam mengucapkan ijab qobul dengan lancar dengan satu tarikan napas saja. Jenar melangkah keluar digandeng oleh ibu. Di pernikahan ini Jenar menggunakan wali nikah karena Ayahnya sudah meninggal.

Gila kenapa hari ini pendek begitu cantik dan mempesona. Dengan senyumnya yang malu - malu. Oke sabar Adam, pelan - pelan batin Adam.

Setelah akad mereka bertemu, Jenar kemudian mencium tangan Adam sebagai tanda bakti antara istri kepada suami. Dan Adam mencium kening Jenar tanda cinta dan kasih sayang suami pada istri.

"Akhirnya kalian sudah sah menjadi suami istri, Mama senang sekali, cepet buatin Mama cucu."

"Ii..ya Ma." jawab Jenar.

"Oya Mama sama Papa punya hadiah buat kalian berdua."

"Apa itu Ma?"

"Hmm masih rahasia. Ayo kita foto buat keluarga dulu."

Mereka yang datang memberikan selamat kepada Jenar dan Adam. Ada kakek, pakde dan budhenya Adam, Pakde Tarjo, semua teman - teman dari restoran. Tampak Bagas datang juga memberi ucapan selamat.

"Selamat ya bunga sakuraku kamu akhirnya menikah." ucap Bagas.

"Ehem." Adam berdehem tanda tidak suka.

"Terima kasih ya sudah mau datang." ucap Adam sambil menyambut tangan Bagas yang sudah siap menyalami Jenar. "Silahkan ke sebelah sana untuk menikmati hidangan." lanjut Adam.

"Kamu ini kenapa sih?"

"Memangnya aku kenapa?"

"Itu tadi mas Bagas mau salaman tangannya malah kamu tarik."

"Kamu menyesal menikah denganku? ya sudah sana ikut mas Bagasmu itu."

"Bukan begitu maksudku, kamu pria normal kan? kamu tidak menyukai Bagas kan? sepertinya kamu ingin sekali memegang tangannya."

"Oh syiitt aku masih normal Jenar, ayo kita buktikan nanti malam."

"Buktikan apa?"

"Ya kita lihat saja nanti malam."

"Buktikan apa sih? aku nggak paham."

Disela - sela mereka berdebat Mama datang, "Adam, Jenar kalian segera ganti baju kita menuju gedung resepsi ya."

"Baik Ma." jawab mereka berdua.

Malam ini Jenar akan mengenakan baju rancangan Nadya yang sudah dipilihkan oleh Adam. Gaun itu berwarna champagne, lengan panjang yang transparan dan ada batu swaroski membentuk ranting bunga sakura. Resepsi dilaksanakan di hotel Akihiko, disini tamunya adalah rekan bisnis, kolega dan klien dari Akihiko corporation. Kali ini ibu tidak ikut karena kesehatan kakinya yang belum pulih betul.

"Malam ini kamu cantik sekali Jenar, terima kasih sudah mau menjadi pendamping Adam."

"Justru Jenar yang bahagia menjadi bagian dari keluarga ini."

"Ternyata pilihan Adam sempurna."

"Ah Mama bisa saja."

"Oya Adam." panggil Mama Indira. Adam bergegas mendekati mereka. Adam yang mengenakan setelan jas dengan warna senada dengan gaun Jenar terlihat sangat tampan.

"Koper kalian sudah dibawa ke kamar hotel, jadi nanti malam kita menginap sekalian di hotel daripada bolak balik malah capek."

"Baik Ma." ucap Adam.

"Ayo kita berangkat, tamu - tamu sudah berdatangan."

"Ssssstt.. Adam tunggu." panggil Jenar dengan suara lirih.

"Hmmm ada apa?"

"Kapan bajuku disiapkan?" tanya Jenar berbisik.

"Aku juga tidak tahu, sudahlah yang penting kita ke acara resepsi dulu."

Ahirnya mereka semua berangkat ke hotel untuk acara resepsi. Hallroom hotel disulap menjadi tempat yang mewah dan megah, dengan dekorasi yang didominasi bunga sakura warna putih, lampu - lampu kristal yang menyala terang. Membuat Jenar terkagum - kagum. Mereka menyalami semua tamu dan berdiri hampir tiga jam. Adam melihat Jenar yang tampak kelelahan apalagi kali ini ia dituntut memakai sepatu hak tinggi.

"Capek?" tanya Adam.  Jenar mengangguk.

"Tamu - tamu sudah mulai berkurang, aku akan minta ke Mama agar kita bisa istirahat di kamar." Adam meninggalkan Jenar sebentar untuk menemui Mama dan Papanya. Tak berapa lama kemudian dia mendatang jenar lagi.

"Ayo kita ke kamar."

"Ayo." jawab Jenar.

"Mau aku gendong?"

"Tidak perlu, aku bisa jalan sendiri."

Mereka berdua berjalan menuju kamar. Saat tiba di lift Jenar segera melepas sepatunya.

"Oohhh leganya."

"Jangan mengeluarkan ******* ditempat umum."

"Siapa yang mendesah?"

"Itu barusan."

"Itu tadi suara kelegaan Adam, ternyata lebih nyaman pakai flat shoes."

Ting.. suara pintu lift terbuka. Mereka segera keluar dari lift menuju kamar.

"Kamarku yang sebelah mana?" tanya Jenar. Adam menghentikan langkahnya.

"Jenar kita ini suami istri ya harus tinggal sekamar."

"Apa..! kita sekamar."

"Iya lah, mana ada pengantin baru tinggalnya di kamar yang terpisah."

"Tapi kita kan pura - pura."

"Iya aku tahu, nanti dikamar ada sofanya, aku atau kamu bisa tidur di salah satunya."

"Baiklah, tapi jangan macam - macam ya."

"Heh.. badan kecil begini, tidak ada seksi - seksinya, mana mungkin aku tertarik untuk macam - macam." ucap Adam sambil meninggalkan Jenar. Setengah berlari Jenar mengikuti langkah Adam. Mereka menempati kamar president suite, kamar teristimewa dihotel milik Adam.

"Wow kamarnya bagus banget." puji Jenar sambil berkeliling ruangan.

"Ini kamar paling istimewa di hotel ini."

"Hmmm... Adam kasurnya lembut dan empuk." ucap Jenar sambil berguling - guling di atas tempat tidur. Adam yang melihat itu berusaha menahan adiknya. Sial sepertinya dia sengaja melakukan itu untuk menarik gairahku batin Adam.

"Oya kopernya disebelah mana, aku mau mandi dulu."

Adam menunjuk sebuah koper yang terletak di dekat almari. Jenar segera membuka koper untuk mengambil baju ganti.

"Aaacchh! Apa ini?" teriak Jenar kaget.

"Apa lagi sih, teriak - teriak."

"Lihat ini, isinya pakaian seperti ini semua." jawab Jenar sambil menghampiri Adam yang duduk disofa dan memperlihatkan isi kopernya.

Oh syiitt, kenapa Mama mengisinya dengan lingerie semua batin Adam sambil menelan ludah.

"Baju ini tidak bisa dipakai, semuanya terlalu terbuka dan bentuknya seperti jaring laba - laba."

Kalau dia seperti ini terus, berdiri di hadapanku sambil memegang lingerie itu bisa - bisa aku akan menerkamnya. Tenang - tenang adikku batin Adam.

"Ya sudah kamu pakai bajuku dulu, kalau kamu pakai kan jadi panjang."

"Oke." ucap Jenar sambil mengerlingkan matanya. Sepertinya habis ini aku harus mandi air dingin pikir Adam.

Jenar segera meninggalkan Adam menuju kamar mandi. Tapi tak lama kemudian dia kembali menghampiri Adam dengan muka cemberut.

"Aduuuhh..! apa lagi sih." ucap Adam kesal sambil mengacak - acak rambutnya.

1
Komang Diani
Luar biasa
Rose 19
Jenar hebat wlopun Adam amnesia masih bisa di buat jatuh cinta
Rose 19
hayo gimana tu Dam, Jenar minta di batalin pernikahannya.
Rose 19
saking nyamannya di gendongan Adam sampai gak bisa lepas ya Je.
Rose 19
kasian Jenar terikat kontrak yang merugikan
Rose 19
mulai meng cleam kepemilikan. gak tau dia klo Jenar mau di jodohin.
Rose 19
hati hati Dam dari lidah turun ke hati,persiapkan dirimu Dam. /Chuckle//Chuckle//Chuckle/
Rose 19
baiklah Adam kita tunggu siapa yang akan tersenyum di akhir cerita.
Ran Aulia
Luar biasa
jumirah slavina
sini Aku kasih tahu Jenar.. bukan cuma 1thn tp smp maut yg memisahkan kalian 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Just_Emma
jenar keras kepala gak mikirin anaknya payaaaahhh
Just_Emma
semangatttt jenar....
Neng geulis
Luar biasa
Yudhistira Aaqil Adhiprasetya
bukannya udah ada anak pertama yak
Sri Endah B. A
Luar biasa
galaxi
kamu tuh siperalah oleh adam jenaaar...adam tuh menjebakmu tau gak 😂😂😂😂pasti modusnya itu pdhl mau dia buat kamu hanya satu2nya dan seumur hidup tu
Dinda Putri
Luar biasa
milaa
Mampiir
selalubersama2521
baguusss lanjutkan karyamu🥰
Maya Ratnasari
excited.
kurang "c" doang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!