Xing Yu, gadis Abad ke -21, berusia dua puluh lima tahun, memiliki gelar Pembunuh Medali Emas di Dunia Kegelapan.
Sikapnya yang dingin, sombong, tidak tahu malu dan kasar, membuat siapapun yang mendengar namanya bergetar ketakutan.
Xing Yu memiliki sebuah rahasia besar yang hanya diketahui oleh beberapa petinggi di Oganisasinya. Rahasia besar yang menjadi alasan mengapa dirinya menjadi agen pembunuh terkuat diseluruh Dunia Kegelapan.
Sayangnya, Xing Yu meninggal karena dihantam oleh tornado aneh yang muncul saat dia akan membunuh musuhnya.
Saat membuka matanya, Xing Yu terkejut melihat pakaian kuno compang-camping melekat di tubuhnya.
Xing Yu merasakan ada yang salah. Kemudian dia teringat bahwa sebelumnya dirinya terjebak di dalam tornado mengerikan. Pada saat itu, dia mengira hidupnya sudah berakhir. Tanpa diduga, dia benar-benar selamat.
Tidak, lebih tepatnya hanya jiwanya yang selamat.
Apakah takdir sedang mempermainkannya?
Mengapa dia datang ke zaman kuno?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita_001, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
028 - Benarkah Kau Kakak Xingyu?
"Apa?! Nona Sulung sudah kembali? dan mengalahkan Nona Ketiga?" Selir Jing terperanjat kaget. Bukan karena laporan pertama, tapi karena laporan kedua.
Semua orang tahu Nona Ketiga telah berlatih Beladiri sejak kecil, walaupun selama pelatihan bermalas-malasan, kekuatannya tidak bisa diremehkan.
"Mungkinkah Nona Ketiga terluka dan kondisi Nona Sulung juga buruk?" gumamnya.
Awalnya ia tidak peduli pada keberadaan Nona Sulung. Karena ingin melawan Selir Mo, secara sengaja ia sering menyelamatkannya sewaktu ditindas oleh Nona Ketiga serta yang lain.
Puterinya yang berusia 8 tahun sering membawa barang-barang untuknya. Secara bertahap ia peduli pada Gadis bodoh itu walaupun bukan perasaan tulus yang sesungguhnya. Baginya Gadis itu sangat menyedihkan.
"Nubi tidak tahu detailnya. Nubi juga mendengar kabarnya wajah Nona Sulung berubah sangat cantik." Ucap Bibi Lu.
Selir Jing tertawa. "Bagaimana mungkin Puteri Nalan Wangzi begitu jelek? walaupun selama 5 tahun terakhir Gadis itu bodoh dan wajahnya kotor, bukan berarti dia jelek. Hanya orang buta yang tidak bisa melihat fitur-fitur wajahnya. Tapi wajahnya yang kotor merupakan bantuan untuknya, bantuan untuk bertahan hidup di Kediaman yang sulit ini."
Pada masanya Nalan Wangzi merupakan kecantikan yang bersinar. Bagaimana mungkin Puterinya jelek?
"Apa yang Nubi tidak mengerti bagaimana bisa Nona Sulung mengalahkan Nona Ketiga? selama bertahun-tahun walaupun sering ditindas dan disakiti, Nona Sulung tidak pernah mengeluh apalagi melawan. Mengapa sekarang berbeda?" Bibi Lu kebingungan mengenai hal ini.
"Jangan lupa, Gadis itu sejak kecil sudah berlatih Beladiri dan bakatnya tidak kalah dari Ibunya. Mungkin saja kali ini mengalami musibah, dia mendapatkan kembali nalurinya, mendapatkan kembali apa yang hilang dalam hidupnya." Selir Jing menebak.
"Mungkin saja. Nubi undur diri dulu. Nubi ingin melihat Nona Sulung secara langsung." Kata Bibi Lu sopan.
"Pergilah! Lihat apakah Gadis itu terluka atau tidak. Jika terluka kita bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang Selir Mo." Selir Jing menanggapi.
"Ya." Bibi Lu pergi setelah memberi salam.
-Halaman Utara-
Jiang Xingyu sedang berjalan-jalan di Halamannya karena merasa bosan, tiba-tiba ia mendengar suara langkah kaki ringan sedang menuju kearahnya.
Ia yakin orang itu sedang menyelinap. Namun ia tidak mencaritahu ataupun menebaknya karena Ia akan segera mengetahuinya.
Benar saja! Dimenit berikutnya ia melihat kepala kecil menengadah dibalik pintu yang sedikit terbuka.
Pemilik kepala itu adalah Gadis kecil yang memiliki wajah lembut kekanak-kanakan, sepasang mata besar yang sedang berkedip-kedip dan mulut kecil yang tampak cemberut. Intinya wajah kecilnya sangat imut.
Saat melihat wajah kekanak-kanakan itu, ekspresi dingin diwajahnya segera melembut bersamaan dengan beberapa ingatan yang melintas dibenaknya.
"Jiang Qianxi, Puteri Selir Jing, usia 8 tahun." Batinnya tersenyum lembut.
Mengingat bagaimana Selir Jing sering menyelamatkan pemilik tubuh dari penindasan, walaupun membantunya karena suatu alasan, ia berterima kasih.
Walaupun usia Jiang Qianxi masih kecil, dia sangat perhatian pada pemilik tubuh dan tulus menganggapnya sebagai Kakak Perempuannya. Selain Bibi Rong, dialah orang kedua yang memberinya perasaan Keluarga yang sesungguhnya.
Pemikirannya sangat sederhana. Jika ada orang yang menyakitinya, Ia akan mengembalikan rasa sakit itu berkali-kali lipat. Namum jika ada orang yang menaburkan kebaikan dihatinya, Ia akan mengembalikan ribuan kebaikan lainnya pada orang tersebut.
Intinya selama Jiang Qianxi tulus dan tidak memiliki pikiran buruk padanya, Ia dengan hati yang tulus bersedia melindunginya.
Teori ini juga berlaku untuk Selir Jing. Selama Selir Jing tidak memiliki pikiran buruk padanya, Ia bersedia membantunya mendapatkan apa yang Dia inginkan.
Mengenai apa yang diinginkan Selir Jing. Tentunya Dia menginginkan kemenangan dalam pertempuran posisi Nyonya Kediaman.
Ketika Jiang Qianxi mengarahkan penglihatannya kesekeliling Halaman, Ia melihat seorang Wanita cantik tengah duduk dibawah Pohon.
Karena belum pernah melihat Jiang Xingyu berpakaian cantik dan bersih, Jiang Qianxi tidak mengenalinya. Sebaliknya karena kaget bertemu orang asing, Ia tidak sengaja mendorong pintu hingga terbuka lebar dan jatuh karena tubuhnya tidak seimbang.
Jiang Xingyu buru-buru menghampirinya dan mencoba membantunya untuk berdiri.
Namun karena Jiang Qianxi menganggapnya sebagai orang asing dan berpikir dirinya akan di tangkap. Dalam kepanikan Ia berteriak dan menangis. "Tidak! Jangan tangkap aku..."
"Kapan aku berkata akan menangkapnya?" Jiang Xingyu tiba-tiba merasa seperti ada sekumpulan Burung Gagak terbang diatas kepalanya.
Didetik berikutnya sudut bibirnya tersenyum lembut. Ia tahu Gadis kecil ini tidak mengenalinya karena menganggapnya sebagai orang asing.
"Jangan menangis, Xi'er. Aku bukan orang asing. Aku adalah Kakak Perempuanmu, Kakak Xingyu." Ia memang bukan orang yang pandai menghibur Anak kecil, tapi setidaknya ia tahu kata mana yang harus diucapkan.
Untuk meyakinkannya, Ia sengaja meniru suara konyol pemilik tubuh. Walaupun jijik mendengar suaranya sendiri, Ia tetap mempertahankan senyum manisnya.
Setelah mendengar kata Kakak Perempuan, Jiang Qianxi benar-benar berhenti menangis. Tapi mata besarnya masih menatap Jiang Xingyu dengan waspada. "Benarkah kau Kakak Xingyu? tapi mengapa kau tidak terlihat seperti Kakak Xingyu?"
"Tentu saja aku Kakak Xingyu. Adapun mengapa penampilanku berubah. Itu karena aku sudah mandi dan berganti pakaian yang cantik." Ucap Jiang Xingyu lembut.
Semenjak datang ke Zaman ini, ini pertama kalinya Ia berkata dengan suara yang lembut nan tulus.
Tidak mengatakan apapun, mata curiga Jiang Qianxi hanya memandangi wajah bak Dewi Surgawi.
Jiang Xingyu ingin mengatakan sesuatu, tapi diurungkannya ketika telinganya mendengar suara gerakan diluar. Suaranya sangat ringan, tapi baginya yang merupakan Mantan Pembunuh Medali Emas, suara itu masih mudah dideteksi olehnya.
Ia mengarahkan pandangannya kearah tertentu, membuat orang yang terlihat sedang memantau buru-buru bersembunyi. Meski gerakannya cepat, Ia masih bisa melihatnya dengan jelas.
"Keluar!" Suaranya sangat datar, tanpa kemarahan ataupun ketidaksenangan.
Orang yang bersembunyi adalah Bibi Lu.
Awalnya Bibi Lu sedang mencari cara untuk melihat apakah Nona Sulung terluka atau tidak. Ia baru saja tiba dan bahkan sebelum melihat ujung pakaiannya, Ia telah ditemukan. Hal ini membuatnya sangat terkejut.
Setelah keluar dari tempat persembunyiannya, hal pertama yang dilihatnya adalah pemandangan punggung merah yang sedang berjongkok. Entah mengapa Ia merasakan sesuatu yang tidak biasa ketika melihat punggung itu.
"Didepan Nona Sulung, bukankah itu Nona Muda?" batin Bibi Lu saat melihat Nona Mudanya.
Ketika Jiang Qianxi melihat Bibi Lu, Ia segera berlari dan bersembunyi dibelakangnya. Jelas masih tidak percaya bahwa Nona cantik didepannya adalah Kakak Perempuannya.
"Nona Sulung..." Sapa Bibi Lu dengan sopan.
Hanya saja setelah menyapa, tenggorokannya tiba-tiba terasa tercekik.
Saat Jiang Xingyu bangun dan berbalik, seketika Bibi Lu melebarkan matanya disertai kspresinya terkejut dan tubuhnya secara refleks mundur beberapa langkah.
"Ny-Nyonya?.." Kata Bibi Lu tergagap.
"Nyonya? sepertinya Bibi Lu menganggapku sebagai Ibuku." Batin Jiang Xingyu yang sudah terbiasa.
.
.
_____Happy Reading_____
pengen baca lanjutannya di mana?
judul aslinya apa sih thoor?