NovelToon NovelToon
Love Your Enemy

Love Your Enemy

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Percintaan Konglomerat / Konflik etika / Enemy to Lovers / Balas Dendam
Popularitas:16.4k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Nuansa dan Angger adalah musuh bebuyutan sejak SMA. Permusuhan mereka tersohor sampai pelosok sekolah, tiada yang luput untuk tahu bahwa mereka adalah dua kutub serupa yang saling menolak kehadiran satu sama lain.

Beranjak dewasa, keduanya berpisah. Menjalani kehidupan masing-masing tanpa tahu kabar satu sama lain. Tanpa tahu apakah musuh bebuyutan yang hadir di setiap detak napas, masih hidup atau sudah jadi abu.

Suatu ketika, semesta ingin bercanda. Ia rencakanan pertemuan kembali dua rival sama kuat dalam sebuah garis takdir semrawut penuh lika-liku. Di malam saat mereka mati-matian berlaku layaknya dua orang asing, Nuansa dan Angger malah berakhir dalam satu skenario yang setan pun rasanya tak sudi menyusun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

She's Scary

"Terus aja lewat jalur utama. Saya mau tahu sampai mana mereka mau mengikuti saya."

"Mbak tahu kalau kita lagi diikutin?" tanya si Agen utama, berusaha keras menekan rasa gugupnya agar tidak terbaca oleh Nuansa.

"Tahu. Udah beberapa hari ini mereka ikutin saya."

"Kalau udah tahu, kenapa Mbak malah minta saya jalan terus? Bukannya lebih aman kalau kita melipir, biar mereka kehilangan jejak?" pancingnya lagi. Sejujurnya penasaran juga, apa kiranya rencana Nona Kertapati ini untuk tetap pasrah diikuti.

"Percuma. Mereka bakal ikutin saya lagi besok, besoknya, dan besoknya lagi, begitu terus sampai mereka dapat apa yang mereka mau dari saya. Buat sekarang, lebih aman pura-pura nggak tahu, biar mereka lengah. Karena kalau sampai mereka tahu saya udah sadar lagi dibuntutin, mereka bisa panik, kalau udah panik, mereka bisa bertindak impulsif yang malah bahayain saya."

Agen utama memelankan laju motornya. Rasa penasaran tumbuh alami di benaknya, dan ingin dia tunjukkan kepada Nona Kertapati ini sealami mungkin, selayaknya ia adalah orang awam.

"Terus sampai kapan Mbak mau pura-pura nggak tahu? Bisa aja mereka tiba-tiba bertindak nekat celakain Mbak juga kan?" tanyanya lagi.

"Sampai saya tahu mereka kiriman siapa dan apa yang mereka mau."

"Emangnya nggak bahaya? Dan gimana juga caranya Mbak mau cari tahu?"

Nuansa tidak menjawab. Dia melirik spion, memastikan mobil SUV di belakang mereka masih mengekor di jarak aman.

"Mbak nggak mau lapor polisi aja? Paling nggak biar dapat perlindungan."

"Polisi nggak akan bantu," balas Nuansa. Uang memang bisa membantunya mengurus banyak hal. Tapi seseorang yang berani mengusik dirinya, bisa saja datang dari kalangan yang setara atau bahkan lebih tinggi darinya. Maka uang sudah bukan lagi solusi. Di saat begini, dia harus lebih banyak menggunakan otaknya untuk mengatur strategi.

"Memangnya Mbak ini siapa sih, kok sampai dibuntuti begitu? Orang penting, ya? Anak pejabat? Saya jadi takut ini."

Bersama pertanyaan itu, tuas gas ditarik lebih dalam lagi. Tidak sampai kebut-kebutan, hanya bertambah sedikit sekalian memeriksa laju mobil di belakang, yang tentu ikut menaikkan kecepatan. Di saat menunggu jawaban Nuansa, agen utama itu sambil berpikir, siapa sih sebenarnya dalang di balik ancaman terhadap Nona Kertapati ini? Karena kok sepertinya amatir sekali. Seperti preman-preman pasar yang disewa untuk menjadi penguntit. Orang-orang yang terbiasa menggunakan otot, sehingga sulit untuk diinstruksikan bergerak tanpa terdeteksi.

"Bukan siapa-siapa." Bahu si agen utama, ditepuknya tiga kali, memintanya fokus saja pada jalanan. Soal mobil yang mengekor di belakang, akan Nuansa urus sendiri.

Agen utama mendalami perannya dengan mengangguk patuh. Sampai sini saja sudah untung bahwa ternyata Nona Kertapati ini tidak turut curiga pada dirinya dan tiga agen yang lain. Atau mungkin, belum. Mengingat ternyata perempuan yang sedang mereka jaga ini cukup cerdas, tidak selemah dan sepolos kelihatannya. Mulai sekarang, dia dan agen yang lain harus lebih berhati-hati.

Beberapa ratus meter kemudian, agen utama membelokkan kemudi ke sisi kiri, menuju bangunan ruko 4 lantai yang bagian bawahnya teradapat papan nama pet care yang mereka tuju. Nuansa turun dengan hati-hati, membawa anak kucing malang di pelukannya. Keduanya berpura-pura berbincang, padahal aslinya sedang memeriksa di mana mobil SUV tadi diparkirkan.

"Mbak mau saya tungguin sampai selesai, nggak? Ngeri tahu-tahu Mbak diculik sama mereka pas lagi sendirian nunggu di sini." Agen utama menawarkan. Moga-moga saja diterima, sambil menunggu bala bantuan tiba.

Dan bak gayung bersambut, Nuansa mengangguk. "Mas ikut aja ke dalam. Sekalian bantuin saya pilih barang-barang kebutuhan anak ini," katanya.

Agen utama mengangguk setuju. Mereka pun masuk ke dalam pet care, dengan Nuansa melangkah lebih dulu. Keadaan itu dimanfaatkan oleh sang agen utama untuk memeriksa keberadaan bala bantuan yang ia minta.

"Saya tungguin dia diperiksa dulu, Mas tolong kumpulin barang-barang yang mau dibeli," ucap Nuansa, sambil menyodorkan keranjang.

"Oke, Mbak."

Keranjang diterima, lalu agen utama mulai mengitari area pet care tempat kebutuhan anabul dipajang. Dimulainya dari makanan, memilih dry food dan wet food dengan saksama sesuai perintah Nuansa. Sesekali, sambil memilih itu, dia melirik sekitar, memastikan keadaan. Karena di sela kegiatannya belanja itu, dia masih memeriksa ponselnya. Untungnya bala bantuan yang dia minta sudah dekat. Mereka akan menyebar di beberapa titik. Memastikan tidak ada titik buta, yang bisa menjadi celah berbahaya.

Selain para agen, dia juga bertukar kabar dengan Angger. Melaporkan setiap detail tanpa terlewat, termasuk fakta bahwa ternyata Nona Kertapati sadar dirinya sedang diikuti. Agen utama bekerja sangat teliti. Sampai kemudian saat perempuan itu kembali membawa anak kucing yang selesai diperiksa, dirinya sudah beres juga membagikan situasi kepada semua orang.

"Udah?" tanya Nuansa.

Agen utama mengangguk. "Segini seharusnya cukup," katanya "karena masih kitten, lebih aman kalau beli makanannya sedikit dulu, buat coba mana yang cocok di pencernaannya."

"Oke. Good. Siniin, biar saya bayar."

Nuansa mengulurkan tangan. Agen utama menyerahkan keranjang berisi belanjaan anabul, ditukar dengan anak kucing dari gendongan Nuansa. Ketika Nuansa pergi ke kasir untuk membayar, agen utama berjalan duluan ke pintu keluar. Dia berpura-pura main dengan kucing yang digendong, mengajaknya bicara selayaknya anak manusia. Cerewet bibirnya, terus bicara, sambil sesekali curi waktu untuk bertukar kode dengan para agen.

"Posisi," tagihnya.

Salah satu agen menyahut, "Arah jam 9."

Agen utama mengalihkan pandangan, menuju arah jam 9. Dua agen siap siaga di dalam mobil pick up berisi berkilo-kilo semangka. Rupanya, mereka sedang cosplay menjadi pedagang buah.

"Yang lain?" pintanya lagi.

"Arah jam 7."

Agen lain mengonfirmasi. Agen utama memeriksa, tiga agen berada di arah jam 7, satu cosplay menjadi tukang tahu bulat naik motor, dua lagi cosplay jadi pembeli. Agen-agen lain mengonfirmasi keberadaan mereka dan agen utama memastikannya satu persatu.

Setelah lengkap, dia kembali berceloteh dengan si kucing. Diajaknya kucing kecil tadi naik ke motor, dinyanyikan lagu, dimainkan telinganya yang terus bergerak-gerak lucu. Pokoknya dia sibuk saja dengan si kucing kecil, bersikap sealami mungkin, untuk mengecoh para penguntit dan juga Nona Kertapati.

Saat kemudian Nona Kertapati berjalan dengan tas belanja penuh, dia tersenyum ramah.

"Tolong anterin saya balik ke taman ya, mobil saya ada di sana," pinta Nuansa.

Tas belanja digantung di bagian depan motor, dan dirinya siap naik ke jok belakang setelah mengenakan helm. Agen utama menyerahkan kucing kecil kembali ke dekapan Nuansa, mengenakan helmnya sendiri, dan menyalakan motor.

"Siap, Mbak."

Mereka pergi meninggalkan pet care, kembali ke taman. Para penguntit jelas mengekor, tetapi mereka tidak tahu kalau di belakang mereka pun, para agen sudah siaga. Agen utama mengendarai motor dengan lebih santai sekarang, tahu bala bantuan yang menjaga sudah lebih dari cukup untuk mengawal.

Sesampainya di taman, agen utama mengedrop Nuansa persis di sebelah mobilnya.

"Mbak hati-hati, ya. Saya doain Mbak nggak kenapa-kenapa," katanya, sehabis menerima helm sekaligus bayaran atas jasanya.

Nuansa tersenyum lembut, "Makasih doanya. Mas juga hati-hati di jalan, dan kalau bisa nggak usah ketemu lagi sama saya."

Agen utama mengernyit, "Loh, kenapa?"

"Bahaya," balas Nuansa.

Perempuan itu membungkuk sedikit, membuat wajah mereka berhadapan dalam jarak cukup dekat. Dia sampai bisa merasakan hangat embusan napas Nuansa menerpa wajahnya.

"Mas nggak akan mau tahu serumit apa berurusan dengan saya, apalagi sama orang-orang di dalam mobil itu."

Ngeri bukan karena skenario buruk, agen utama malah bergidik karena suara Nuansa terdengar dalam dan mengintimidasi. Penilaiannya terhadap perempuan ini sungguh salah besar. Sekarang dia jadi penasaran, apakah Angger juga tidak mengenal Nona Kertapati yang ingin dilindungi ini dengan baik?

"Habis dari sini, Mas pura-pura hilang ingatan aja, biar bisa menjalani hidup kayak biasanya."

Kalimat itu seperti sebuah peringatan, meski Nuansa mengatakannya dengan senyum manis dan mata berbinar. Agen utama menelan ludah, sesaat menahan napas. Sampai ketika Nuansa masuk ke dalam mobil dan melaju bersama si anak kucing, barulah ia menghela napas lega, seperti habis dilepaskan dari tali kekang yang menjerat lehernya.

"Chief ketemu perempuan kayak Nona Kertapati ini dari mana?" gumamnya.

Untuk beberapa lama, pikirannya mengawang, melamun sebentar. Lalu dia ingat untuk masih melaksanakan tugas, maka secepatnya ia kumpulkan kesadaran, gerak cepat menghubungi seluruh agen untuk bergegas pindah posisi mengikuti ke mana Nona Kertapati pergi.

Bersambung.....

1
Chalimah Kuchiki
jangan mati 😭😭😭
Chalimah Kuchiki
kok serem.. mudah2an nuansa ga diperkosa atau lecehkan sama para banjingan 🥹
Zenun
Hmm, ternyata Han Jean.. Apa sekiranya yang melatarbelakangi dia seperti itu? 🤔
Zenun
Suara Han Jean kah? Atau bapake?
irish gia
deg degaaannn...huhuu
Chalimah Kuchiki
hii saposeee ini.. jangan2 tunangan nuansa... angger tolong cepat datenggg
Chalimah Kuchiki
lagi adegan mendebarkan gini ada aja lawakannya 🤣
Zenun
Karena Angger dan K mengejar Nuansa. Dia tidak terkecoh
Zenun
siapakah itu? Masih belum bisa menebak itu siapa😁
Chalimah Kuchiki
penasaran...semoga angger yg nyelamatin nuansa.
Zenun
berarti hanya beda pandangan
irish gia
siapa ituuu????
R_Bell
aku penasaran poll
Ara putri
bagus ceritanya Kak, semangat💪
R_Bell
keren, aku penasaran
Chalimah Kuchiki
Ar ini siapa?
nowitsrain: Salah satu orangnya Angger
total 1 replies
Zenun
ya sapa tahu plot twist nya kamu ternyata penjahatnya, Amy😁
nowitsrain: Iya lagi wkwk BOOM sekali
total 1 replies
Chalimah Kuchiki
aku juga curiga...
irish gia
siapaaa
Zenun
iya, feeling aku juga sama kaya nyobes😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!