NovelToon NovelToon
NIKAH DADAKAN DEMI PARASETAMOL

NIKAH DADAKAN DEMI PARASETAMOL

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:30k
Nilai: 5
Nama Author: Anjay22

Amelia ,seorang janda yang diceraikan dan diusir oleh suaminya tanpa di beri uang sepeserpun kecuali hanya baju yang menempel di badan ,saat di usir dari rumah keadaan hujan ,sehingga anaknya yang masih berusia 3 tahun demam tinggi ,Reva merasa bingung karena dia tidak punya saudara atau teman yang bisa diminta tolong karena dia sebatang kara dikota itu ,hingga datang seorang pria yang bernama Devan Dirgantara datang akan memberikan pengobatan untuk anaknya ,dan kebetulan dia dari apotik membawa parasetamol ,dan obat itu akan di berikan pada Reva ,dengan syarat ,dia harus mau menikah dengannya hari itu juga ,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjay22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pulang ke rumah

Setelah beberapa jam menempuh perjalanan ,ahirnya mereka sampai ,mobil Devan melaju pelan memasuki gerbang rumah mereka . Lampu teras sudah menyala tanda bahwa rumah itu menunggu. Dan benar saja, begitu mesin dimatikan, pintu terbuka dengan dentuman kecil, lalu muncullah sosok mungil berlari-lari sambil berteriak, “ABIIIIII! MAMAAAA!”

Bayu, dengan piyama bergambar dinosaurus dan rambut acak-acakan, melompat ke pelukan Devan begitu IA keluar dari mobil. Tapi matanya langsung tertuju pada kandang kecil di tangan Devan

“Kelinci?!” serunya, matanya membelalak.

“Iya ini kelinci ,tapi Bukan sembarang kelinci,” kata Devan, berjongkok dan menyerahkan kandang itu. “Ini Bulan. Teman barumu.”

Bayu mengangkat kandang dengan hati-hati, lalu tersenyum lebar. “Bulan! Kayak di langit!”

Amelia tersenyum dari balik pintu mobil, tapi saat ia mencoba berjalan, kakinya langsung goyah. Ia menggigit bibir, berusaha menahan rintihan kecil.

“Masih lemes, ya?” bisik Devan, muncul di sampingnya dengan senyum nakal.

“Diam! Nanti Bayu dengar!” desis Amelia, pipinya memerah.

Tapi terlambat.

“Mama kenapa jalan kayak robot?” tanya Bayu polos, masih sibuk mengamati kelinci.

Amelia nyaris tersedak. “Eh … Mama cuma … capek jalan-jalan, Nak.”

Tapi sebelum Bayu sempat bertanya lebih lanjut, suara perempuan paruh baya terdengar dari dalam rumah.

“Alhamdulillah, pada pulang! Aku kira mau nikah lagi di Puncak, nggak pulang-pulang!”

Ibu Devan ,Bu Ratna muncul dengan celemek bergambar bunga, tangannya masih memegang sendok sayur. Matanya langsung menyapu Amelia dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dan ketika melihat cara Amelia berjalan ,pelan, hati-hati, seperti takut jatuh senyum lebar mengembang di wajahnya.

“Ohhh… jadi  ITU ,alasannya lama banget di Puncak,” katanya, nada penuh arti.

Amelia langsung panas telinga. “Bu! Bukan gitu ! ”

“Sudah, sudah,” potong Bu Ratna , mengangkat tangan seolah menenangkan. “Ibu ngerti. Ibu juga dulu gitu pas abis bulan madu. Tiga hari nggak keluar kamar, bapakmu sampe dikira kabur sama tetangga.”

Devan tertawa terbahak. “Makasih, Bu, udah kasih bocoran masa muda Bapak.”

Tapi Bu Ratna tak peduli. Ia mendekati Amelia, lalu memeluknya erat ,terlalu erat sampai Amelia nyaris kehabisan napas.

“Kamu baik-baik aja, kan, Nak?” tanyanya, suaranya tiba-tiba lembut.

Amelia mengangguk, tersentuh. “Iya, Bu. Baik-baik aja.”

“Bagus,” bisik Bu Ratna , lalu berbisik lebih pelan hanya untuk Amelia, “Dan kalau nanti ada  tamu kecil yang datang, jangan lupa bilang Ibu ya. Aku udah siapin kamar buat cucu.”

Amelia terpaku. Wajahnya memerah sampai ke leher. “Bu! Belum tentu ”

“Belum tentu apa? Kalian kan udah  kerja keras,selama tiga hari!” potong Bu Ratna lalu tertawa renyah. “Aku liat dari cara kamu jalan, Nak. Itu bukan cuma capek biasa. Itu,hasil kerja tim yang solid ”

Devan pura-pura batuk keras. “Bu, jangan bikin Amel pingsan di depan pintu.”

Tapi Amelia sudah menunduk, malu setengah mati. Bayu, yang masih asyik dengan kelincinya, tiba-tiba nyeletuk, “Mama sama Abi main game di Puncak, ya?”

“Bukan game, Nak,” jawab Devan cepat. “Main peluk-pelukan."

“Peluk-pelukan sampe Mama lemes?” tanya Bayu polos.

Amelia menarik napas dalam. “Aku butuh kopi. Sekarang.”

Tapi Bu Ratna sudah menarik lengannya. “Kopi nanti. Sekarang, duduk dulu. Kaki kamu pasti pegel banget.” Ia menatap Devan dengan mata tajam. “Kamu ini, jangan terlalu semangat. Ingat, istri kamu bukan trampolin!”

“Bu!” seru Devan dan Amelia berbarengan.

Tapi ibunya Devan hanya tertawa, lalu membimbing Amelia ke sofa. “Aku udah siapin sup ayam. Biar cepat pulih,buat tugas berikutnya.”

Amelia menutup wajahnya dengan bantal. “Aku mau balik ke Puncak.”

“Jangan! Aku mau kasih nama kelinci kedua!” seru Bayu tiba-tiba.

Devan mengernyit. “Kelinci kedua? Kan cuma beli satu.”

Bayu menunjuk perut kelinci betina yang agak membulat. “Dia bawa teman di perutnya! Tadi aku liat dia ngunyah wortel bareng bayinya di mimpi!”

Semua terdiam sejenak.

Lalu Bu Ratna menepuk paha. “Nah! Ini pertanda baik! Kelinci beranak, keluarga bertambah!”

Amelia menoleh ke Devan, matanya penuh tanya dan sedikit panik.

Devan hanya tersenyum, lalu duduk di sampingnya, tangannya menyentuh pahanya pelan. “Kalau kelinci aja bisa bawa harapan,masa kita nggak?”

Amelia menatapnya. Lalu, pelan-pelan, ia tersenyum. Bukan karena takut, tapi karena mungkin, ini memang waktunya.

Bu Ratna, yang tak melewatkan ekspresi itu, langsung berdiri dan berjalan ke dapur sambil bersenandung, “Cucu pertama … cucu pertama … nama apa ya? Devan Junior atau Amelia Kecil?”

“Bu, jangan kejauhan mikirnya!” teriak Devan.

Tapi Bu Ratna sudah membuka kulkas. “Aku udah pesen bubur kacang hijau sama tape ketan item! Buat yang lagi  usaha !”

Amelia menarik bantal kecil yang ada di sofa, lalu menyembunyikan wajahnya. “Aku malu banget, Mas.”

Devan mendekat, lalu berbisik di telinganya, “Jangan malu. Kamu hebat. Bahkan Ibu aja sampe yakin kita bakal punya anak.”

“Karena aku jalan kayak orang kesurupan!” desis Amelia.

“Bukan. Karena kamu kelihatan bahagia,” jawab Devan lembut. “Dan cinta yang bahagia itu selalu berbuah.”

Amelia menatap matanya. Lalu, pelan-pelan, ia mengecup bibirnya cepat, manis, dan penuh janji.

Di lantai, Bayu sedang mengajak kelinci “Bulan” bermain kereta api dari balok kayu. Di dapur, Bu Ratna sibuk merebus air untuk teh jahe “biar hangat, buat yang lagi program,” katanya sambil tersenyum sendiri.

Dan di sofa, Devan dan Amelia duduk berdampingan, tangan mereka saling menggenggam erat.

“Jadi, kita usaha beneran?” tanya Devan pelan.

Amelia menatap perutnya sebentar, lalu tersenyum. “Kalau kelinci aja bisa bawa harapan masa kita nggak?”

Devan tertawa, lalu menariknya peluk. “Berarti mulai malam ini, aku harus lebih semangat lagi.”

Amelia mendorong dadanya. “Jangan! Kasihan aku ”

“Tenang,” potong Devan, matanya berbinar nakal. “Aku bakal pelan-pelan. Kayak kelinci, lompatnya kecil-kecil, tapi pasti.”

Amelia menggeleng, tapi ia tak bisa menahan tawa. Di tengah rasa malu, lelah, dan harapan yang mulai tumbuh, ia merasa utuh. Dicintai. Diterima. Dan sekarang, mungkin akan segera menjadi ibu dari anak Devan juga.

"Abi ! Mama lihat ! Si bulan lucu ." Teriak Bayu Senang dengan menunjuk kearah kelinci putih yang di belikan Devan tadi

"Iya ,sayang ,dia sangat lucu dan menggemaskan ,seperti kamu ." Amelia segera mencium pipi gembul putranya .

"Bagaimana kamu suka dengan bulan ?" tanya Devan dengan mengelus kepalanya pelan .

"Suka Abi ,aku suka ! Sekarang aku punya tekan untukmu bermain ?" Bayu tersenyum sumringah ,bahagia .melihat kebahagiaan Bayu ,Amelia tersenyum ,dan menitikkan air mata haru .Devan segera memeluknya ,dan mengajak masuk kekamar mereka.

Sementara itu di sudut ruangan, Bayu tertawa kecil saat kelinci Bulan melompat ke pangkuannya sedangkan ibunya Devan ikut tertawa melihat kelucuan Bayu .

Rumah itu kembali hidup penuh tawa, cinta, dan harapan yang diam-diam tumbuh, seperti benih kecil di tanah yang subur.

1
Anto D Cotto
lanjut crazy up donk Thor
MayAyunda: di usahakan kak 🙏
total 1 replies
inchieungill
masa ama mamanya ngomongnya kamu. gak sopan
MayAyunda: he he
total 1 replies
Tara
smoga bucin jadi lupa untuk cerai 🫢🤔🤭🫣🤗😍🥰
MayAyunda: iya kak 😁
total 1 replies
Ary Ambar Kurniasari Suryanto
bagus
MayAyunda: terimakasih 🙏
total 1 replies
inchieungill
koq sama mama ngomongnya kamu?
MayAyunda: sory kak🙏
total 1 replies
Ayu Sari Murni
lha katanya ibu nya operasi kok g jadi
MayAyunda: he he 🙏
total 1 replies
Ana Azra
ok
MayAyunda: teeimkasih
total 1 replies
inchieungill
Warm, bikin hati hangat.. ❤
MayAyunda: he he
total 1 replies
inchieungill
ama ibunya koq ngomongnya kamu?
Mar lina
alhamdulillah akhirnya
sudah bucin
nunggu Devan junior...
lanjut thor ceritanya
di tunggu updatenya
MayAyunda: siap kak
total 1 replies
Mar lina
Di tunggu
malam pertama nya
apakah Devan akan ketagihan dan bucin akut... hanya author yg tau...
MayAyunda: siap kak😁
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto: sama2 👍
total 2 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
MayAyunda: iya kak🙏
total 1 replies
Mar lina
aku mampir
MayAyunda: terimakasih kak
total 1 replies
Nii
semangat Thor
MayAyunda: siap kak
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut q ksih hadiah
kalea rizuky
siapa naruh cicilan mekar di sini/Shame//Sleep/
kalea rizuky
alurnya suka sat set g menye2
MayAyunda: iya kak 😁
total 1 replies
kalea rizuky
dr judulnya aaja unik
MayAyunda: biar beda kak 😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!