"Kamu mau ngapain den?"Tubuh Novi bergetar hebat melihat Jonatan Lim anak yang dulu pernah diasuhnya berada diatas tubuhnya."Aku mau makan kamu mbak!!"****
Novi Kumala ayu wanita yang sering disebut perawan tua di kampungnya terpaksa menikah dengan berondong muda yang ternyata adalah anak yang dulu pernah dia asuh saat bekerja dirumah tuan William Lim.
Novi bahkan baru sadar kalau yang dia nikahi adalah tuan muda Jonatan lim setelah mereka sah menjadi suami istri.Mereka menikah karena desakan dari warga yang mengira Novi dan Nathan akan melakukan hal yang iya-iya.
bagaimana kehidupan Novi setelah menikah?akankah Novi bahagia hidup bersama lelaki berondong yang bahkan dia dulu yang menemani tumbuh kembang lelaki itu.
kepoin ceritanya 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibah Ibah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
Keesokan harinya Rena terbagun dia terkejut mendapati tangan kekar seseorang melingkari perutnya.
Rena semakin terkejut melihat dimana dia saat ini
"Bagaimana aku bisa tidur di kamar ini?" batin Rena
Dia memindah tangan William yang agar bisa bangun.
Rena pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka,Hari ini dia harus mengerjakan semua sendiri karena Bu Rida sudah tak lagi tinggal bersamanya.
Rena memulai harinya dengan memasak,dia membuka kulkas yang penuh dengan sayur dan ikan mentah,ada beberapa tempe,telur juga tahu disana
"wuih lengkap sekali,bisa buka warung kalau lemari es penuh terus kayak gini" kekeh Rena
dia seolah melupakan beban hidupnya,percuma saja terus ditangisi karena waktu tak akan bisa diputar. kembali.
Rena mulai mengeluarkan bahan-bahan yang akan dia masak,dia berceloteh sendiri dengan bayam,ayam dan juga tomat,,
"Hai ayam good morning,kamu jantan apa betina ha?nggak penting lah,hari ini kamu akan jadi santapan putri Rena bersiap-siaplah masuk ke panci" ucap Rena sambil memasukkan ayam yang sudah dia cuci ke dalam panci berbumbu.
Rena beralih ke sayur bayam,
dia memotong sayur itu sambil berceloteh tak jelas
"Hai bayam,kamu tahu di mana poopay?aku kesal sama dia,aku udah sering makan bayam,tapi tetap saja badanku tak bisa besar-besar,besok sampaikan ke temanmu jika bertemu poopay aku salam untuknya agar segera menemui ku,ok?"
"yuhuuuu hai tomat merah,kenapa kamu mulus sekali?aku jadi insekyur sama kamu?"
Aku makan sajalah,siapa tahu kulit aku jadi semulus kamu.."
kekeh Rena sambil memakan buah itu,
Semua kegiatan Rena tak luput dari mata elang William,lelaki itu sampai geleng-geleng kepala melihat tingkah aneh istri barunya itu.
William kembali ke dalam kamar,membersihkan diri sebelum kembali beraktifitas sebagai Papa Nathan.
William keluar kamar bersamaan dengan Rena yang sudah selesai memasak.
Rena menatap William yang baru saja keluar dari kamar dengan penuh rasa curiga
"Pak Will yang sudah mindahin saya ya?" tanya Rena.
"Maksud kamu?" William balik bertanya,dia pura-pura tidak tahu dengan ucapan Rena,padahal memang dia yang sudah memindah gadis kecil itu,
William juga sempat melihat Rena menangis.
"Pasti bapak yang sudah mindahin saya ke kamar,siapa lagi kalau bukan pak Will,bapak jangan bohong"
"Mungkin kamu berjalan saat tidur,untuk apa saya memindah kan kamu?kurang kerjaan"
ketus William,dia duduk di kursi meja makan dia cukup kaget melihat menu sarapan pagi ini,
"gadis tomboi itu ternyata bisa masak" kekeh William dalam hati,tanpa permisi dan mengajak Rena will
mulai menyantap sarapannya.
Di belakang William,Rena misuh-misuh sendiri sambil melayangkan tinju dari arah belakang William.
"Jadi orang ngeselin pakai banget sih!" geram Rena dalam hati,
Rena langsung menurunkan tangannya saat William tiba-tiba menoleh ke arahnya dan melihat tangan nya masih di awang-awang.
"Banyak lalat ya pak di sini?" Rena pura-pura mengibaskan tangannya.
"Cepat mandi saya antar kamu ke kampus"
perintah William,Rena masuk ke kamar mandi sambil misuh-misuh tak jelas.
"Gue yang capek-capek masak,nggak ditunggu,dia nyelonong makan duluan tanpa izin,dasar lelaki egois." gerutu rekan
"Saya bisa mendengar kamu Rena!"
"Iya bapak ngeselin,jelek,egois,antagonis" teriak Rena sebelum dia menutup pintu kamar mandi.
karena kesal,Rena masuk begitu saja tanpa membawa handuk ke kamar mandi,dia kelabakan usai membersihkan diri
"Duh pakai acara lupa bawa handuk segala,gimana ini !"
Rena terus mondar mandir dalam kamar mandi,,
Tok tok tok,suara pintu diketuk dari luar
"Kamu pingsan apa semedi?"
Rena memejamkan matanya,dia mengumpulkan seluruh keberanian nya untuk meminta tolong pada pak Will agar dia mau mengambilkan handuk untuk dirinya.
"Pak tolong ambilkan handuk "
teriak Rena,Nathan terkekeh sendiri
mendengar lengkingan suara Rena.
dia masuk kedalam kamar dan mengamalkan handuk bersih.
Tok tok tok,suara pintu kembali terdengar,
Rena membuka sedikit pintunya agar tangannya bisa Keluar,,
William memberikan handuk itu,Rena langsung menutup pintu setelah handuk ada ditangannya.
dia memakainya dan keluar
"Astaghfirullah.." kaget Rena yang melihat William masih didepan pintu dengan tangan menyilang didada.
William sempat terpesona melihat tubuh indah Rena yang hanya tertutup handuk sebatas lutut,
"Bapak lihat apa! "bentak Rena sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.
William mencoba menguak diri,dan kembali bersikap dingin
"Lima menit jika lebih saya tinggal"
ucapnya langsung berlalu begitu saja.
Rena buru-buru berganti baju tanpa menyisir rambut ataupun memakai make up,hingga hanya butuh satu menit dia sudah selesai bersiap,Rena langsung menuju meja makan,dia menghembuskan nafas kasar melihat piring William masih utuh diatas meja,
"Tinggal bawa ke dapur apa susah ya sih?" keluh Rena
dia mulai mengambil nasi dan sarapan dengan kilat,,
Rena mengambil piring kotor William dan piringnya kedapur,tak lupa Rena mencuci piring itu.
Dia langsung berbalik,tak mau William meninggalkannya begitu saja.
"Bruk"
"Aww...Bapak ngapain di situ !" kesal Rena kepalanya membentur dada William yang ternyata ada dibelakangnya.
William mendekat ke arah Rena,dia mengikis jarak di antara mereka berdua,
jantung Rena kembali berdetak kencang saat wajah mereka hanya berjarak beberapa senti.
"Ada nasi di pipi kamu" bisik pak Will di telinga Rena sambil mengambil nasi itu dari pipi Rena,membuat bulu kudu Rena meremang.
"Sial " rutuk Rena melihat Will berjalan keluar sambil tersenyum mengejek ke arahnya.
***
Mansion Nathan
Novi membuka mata,dia memandang jam di depannya
Novi langsung bangun melihat jam sudah menunjukkan angka delapan pagi,,
"Mavi sudah bangun?" suara Nathan dari ambang pintu semakin membuat jantung Novi ingin copot.
"den Juju ngapain disitu?kenapa nggak bangunin aku?" kesal Novi,dia kesiangan,pasti mbak Yuli ketua pelayan di rumah ini akan memarahi dirinya.
"Mavi batu bisa tidur jam dua pagi,Nathan sengaja berjaga disini agar tidur mavi nyenyak"
Novi bangun,dia mulai merapikan tempat tidurnya,dan melangkah ke arah kamar mandi.
Nathan masuk ke dalam kamar dan mengikuti Novi,,
"den Juju mau lihat saya buang air!" kesal Novi karena nathan terus mengekori dirinya sejak pernikahan pak Will dan Rena.
"Memang boleh? " kekeh nathan yang dibalas delikan tajam oleh Novi,
Novi buru-buru masuk ke kamar mandi.
"Mavi jangan lama-lama,aku punya kejutan untuk mavi" teriak Nathan
"Nathan tunggu di taman belakang ya?" teriak Nathan lagi,jika saja Novi tak kehilangan ingatan dia pasti sudah ikut masuk ke dalam sana.
Nathan Ke keluar,dia akan menunggu Novi di taman belakang saja.
Setelah selesai membersihkan diri,Novi langsung ke taman belakang,dia tak mau tuan mudanya marah,karena terlalu lama menunggu.
Novi langsung mengembangkan senyumnya melihat anggrek yang tersusun rapi di taman itu,,
"Kapan den nathan membeli ini?" tanya Novi sambil mengabsen satu persatu bunga Anggrek didepannya.
"Nathan cuma mindahin beberapa bunga yang ada di taman ke sini"
Novi berlari ke sana kemari mengabsen bunga-bunga kesukaannya,tanpa melihat ke bawah, hingga kakinya tersandung batu kecil.
Tubuh Novi terhuyung,dia pastikan akan jatuh ke tanah,namun tangan kekar Nathan menangkapnya.
Mereka saling menatap,
Nathan menelan salivanya melihat bibir kecil Novi yang masih basah dengan air,
Nathan sungguh merindukan mengecup bibir itu,
nathan mendekatkan wajah mereka dan mengecup bibir mungil itu.
hanya kecupan,karena Novi langsung menarik tubuhnya menjauh.
Novi memegangi bibirnya,dia seperti tak asing dengan ciuman itu,,
melihat Novi hanya terdiam,Natan kembali menarik tengkuk novi,dan kembali mencium bibir Novi yang sangat dia rindukan.
Natan melumat bibir novi dengan lembut,Nathan menyalurkan semua kerinduan nya selama ini,namun Novi hanya diam,setelah kesadaran nya terkumpul Novi melepas ciuman mereka dengan paksa,tangannya reflek mengayun ke udara
"Plak"
suara tangan Novi yang menampar pipi Nathan.
"Kita tak seharusnya melakukan ini den?" ucap Novi berlari ke dalam rumah tanpa menoleh lagi kebelakang.