Kania Ishaq telah mencintai suaminya Daniel Saliem selama 10 tahun sejak Ia masih Remaja.
Namun, meskipun telah menikah dengan Daniel selama 7 tahun, bahkan Mereka telah memiliki seorang putri yang cantik bernama Elisa Saliem, Tetap saja tidak membuat Daniel bisa mencintainya.
Bahkan selama 2 tahun terakhir, Daniel malah berhubungan dengan adik tirinya Serena Gunawan tanpa malu dihadapannya.
Yang lebih menyedihkan, Putrinya sendiri, Elisa lebih menyukai Serena dibandingkan dirinya.
Akhirnya, Kania menyadari bahwa Ia telah melakukan hal yang sia-sia. Ia meninggalkan karirnya yang cemerlang sebagai dokter spesialis muda genius yang begitu dibanggakan profesornya namun berakhir mengecewakannya hanya untuk mengejar cinta.
Kania mengambil keputusan. Ia lelah mencintai sendirian dan sakit sendirian. Ia memutuskan untuk bercerai dan memulai hidupnya kembali.
Ia tak mau menyia-nyiakan waktunya lagi.
Bagaimana kisah Kania dan Daniel?
Selamat membaca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maufy Izha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 : Kapan Aku Dapat Surat Cerainya?
Keesokan harinya, Mobil Daniel yang datang menjemput Elisa telah tiba di kediaman keluarga Ishaq.
Kania kebetulan sengaja pulang lebih awal untuk mengantar sendiri putrinya, sekaligus ingin menanyakan proses perceraian Mereka.
Begitu sampai dihalaman, Daniel segera turun dari mobil, kemudian Elisa berlari ke arahnya dan memeluk Ayahnya itu dengan penuh semangat.
"Ayah! Aku kangen Ayah!"
"Ayah juga kangen Kamu!"
Ucap Daniel kemudian menatap Kania yang juga tengah menatapnya dengan tenang tanpa ekspresi. Diam-diam Dia melirik lengan kanan Kania yang masih di perban.
"Terima kasih, maaf sudah merepotkanmu beberapa hari ini"
Tanpa merespon ucapan Daniel, Kania berkata pada Putrinya,
"Elisa, masuklah dulu kedalam mobil, Mama ingin bicara penting dengan Ayahmu"
Elisa menatap orang tuanya secara bergantian. Namun tidak mengatakan apa-apa dan langsung masuk ke dalam mobil.
Sambil memperhatikan Elisa, Kania bisa melihat ada orang lain di kursi penumpang depan. Kania sudah bisa menebak siapa orang itu.
"Kapan Aku dapat surat cerainya?"
Tanya Kania tanpa basa-basi. Daniel sekejap terperangah, lalu berkata,
"Secepatnya, Apa... Kamu sedang membutuhkan uang?"
"Uang? Apa maksudmu?"
"Apa Aku belum mengatakan bahwa Aku akan membagi properti sebagai kompensasi perceraian Kita? jadi masih butuh waktu"
"Seingatku, Aku tidak pernah meminta pembagian properti atau harta gono-gini apapun"
"Ya, Aku sendiri yang ingin memberikannya"
"Kalau begitu, itu masalahmu bukan masalahku. Aku tidak masalah jika tidak mendapatkan apapun, Aku bahkan merelakan hak asuh Elisa. Itu artinya Aku ingin mempermudah perceraian Kita agar bisa lebih cepat selesai."
"Baiklah, akan Aku usahakan secepat mungkin"
"Bulan depan. Bulan depan Aku sudah harus mendapatkan surat cerainya, jika tidak Aku akan mengurus perceraian Kita sendiri dengan pengacaraku"
"Ok"
Kania tidak ingin berkata apapun lagi, Ia kemudian berbalik dan berkata lagi,
"Elisa bilang Dia ingin tinggal disini beberapa hari lagi. Tapi, Aku tidak bersedia. Jadi jangan antarkan Dia kemari lagi sekarang atau lain kali. Jika Aku ingin bertemu dengannya, Aku yang akan menghubunginya sendiri"
Tanpa menunggu respon Daniel, Kania masuk kembali ke dalam rumah. Daniel terdiam sebentar, lalu melangkah memasuki mobilnya dan mobil itu pun pergi dari kediaman keluarga Ishaq.
Keesokan harinya,
Kania dan Alex mendapatkan undangan pesta pembukaan perusaahan baru dari Saliem Group.
Alex mendesah berat kemudian berkata,
"Kita tidak perlu datang"
"Kenapa Kak?"
"Apanya yang kenapa? Kamu mau melihat mereka mempermalukanmu?"
"Kenapa Aku harus malu? Tidak yang tahu bahwa Aku adalah istri Daniel, kecuali Keluarga dan beberapa sahabat dekatnya. Justru kalau Aku tidak hadir, Keluarga Gunawan dan Keluarga Sanjaya akan merasa menang. Jadi, Aku harus datang untuk beradu taring dengan Mereka"
"Luar biasa! Wah! Apakah Kamu benar-benar Kania Ishaq si cantik kutu buku paling populer di Maximus University?"
"Tentu saja ini adalah Aku kak! Aku bukan Kania yang dulu dibodohi cinta. Aku Kania Ishaq, pantang lari dari musuh. Aku akan menghadapinya dengan gagah berani sampai Mereka berfikir dua kali jika ingin membuat masalah denganku!"
Kania tersenyum lembut, sementara Alex mengangguk puas seraya menepuk-nepuk pundak adik tingkatnya itu dengan bangga.
"Kalau saja Kamu seperti ini sejak dulu"
"Tidak kak, justru pengalaman pahit yang Aku alami beberapa waktu lalu, sekarang menjadi cambuk yang membuatku lari semakin cepat dan bertahan lebih kuat. Pelajaran hidup itu sangatlah mahal, Aku mendapat banyak hikmah karenanya"
"Kamu benar. Dan, jangan lupa, Kakak akan selalu berdiri dibelakang mu" Ucap Alex. Kania seketika merasa hangat.
"Terima kasih kak" Sahut Kania dengan tulus.
****
"Daniel benar-benar keterlaluan, Dia memberikan perusahaan pada perempuan keluarga Gunawan! Padahal Dia tahu apa yang sudah keluarga itu lakukan pada keluarga Kania!"
Kakek Daniel, Tony Saliem berkata dengan marah, Sementara Nenek Margareth Saliem hanya terdiam seraya menangis.
Mereka berdua merasa gagal. Dulu Mereka berdua dan sahabat Mereka Anwar Ishaq dan Widia Ishaq memang ingin menjodohkan cucu-cucu mereka saat dewasa nanti, yaitu Daniel dan Kania.
Hingga saat Anwar dan Widia kritis saat mengalami kecelakaan lalu lintas, Tony dan Margareth berjanji akan menjaga Kania dan Karen yang saat itu belum koma seperti saat ini.
Tapi sekarang, Cucu Mereka sendiri berbuat sekeji itu. Menghianati Kania dan berselingkuh dengan wanita yang tak lain adalah adik tiri Kania. Anak dari wanita yang memporak-porandakan keluarga Ishaq. Anak dari laki-laki yang membuat ibu Kania koma sampai sekarang.
"Tony, Keputusan Kania sudah benar. Dia memang harus melepaskan cucu Kita, karena cucu Kita sama sekali tidak layak untuknya. Aku bersyukur karena Kania tidak menjadi seperti Karen..."
Margareth menangis. Ia tahu betul apa yang terjadi pada Karen. Itu adalah kesalahan Arga Gunawan, Ayah Kania. Bahkan Kania tidak sudi menggunakan nama belakang keluarga Ayahnya. Itu menggambarkan bagaimana kebencian Kania terhadap Ayah kandungnya itu.
"Kamu benar, Kita tidak perlu lagi memaksanya. Tapi jangan harap Aku akan memberikan restuku pada perempuan itu. Daniel, Dia pasti akan menyesalinya!"
Margareth mengangguk. Ia pun berkata sama,
"Aku juga tidak akan pernah merestuinya. Jika Dia tetap ingin melanjutkan hubungannya dengan gadis itu maka Kita tidak perlu lagi bertemu dengannya. Bebas ya bebas saja sekalian"
Mereka berdua pun saling menggenggam tangan masing-masing. Margareth dan Tony sudah mengambil keputusan.
Kemudian, bak pucuk dicinta ulam pun tiba, pelayan Mereka, Bi Dian mengetuk pintu kamar dan mengatakan bahwa Daniel dan Elisa datang berkunjung.
Tony dan Margareth mengiyakan kemudian keluar dari kamar Mereka.
"Kakek buyut, Nenek buyut!" Elisa berlari ke arah kedua orang tua itu kemudian memeluk kaki Mereka dengan riang.
"Oh... Elisa, Cucu buyutku yang cantik" Margareth membungkuk dan memeluk Elisa dengan hangat.
"Kakek, Nenek"
Daniel menyapa, namun Tony dan Margareth mengacuhkannya. Mereka membawa Elisa masuk ke dalam ruang tamu, dan membiarkan Daniel berdiri disana.
Dengan kata lain, Daniel sama sekali tidak di sambut di rumah kakek dan neneknya itu. Namun Daniel hanya tersenyum, Ia mengerti kemarahan kedua orang yang telah membesarkannya itu.
Sesampainya di ruang tamu,
"Kakek, Nenek, Aku tahu kalian marah padaku, tapi mendiamkan Aku seperti ini tidak akan menyelesaikan masalah diantara kita"
Ucap Daniel dengan lembut.
"Kalau begitu apa Kamu akan mengubah keputusanmu?"
Daniel hendak menjawab, namun begitu melihat Elisa yang kebingungan Daniel kemudian berkata,
"Elisa, pergilah bermain bersama Bi Dian,Ayah dan Kakek-Nenek buyutmu harus membicarakan sesuatu yang penting"
Pada dasarnya, Elisa sangat patuh pada Ayahnya, jadi Dia mengangguk paham kemudian pergi dari sana dan mencari Bi Dian.
Begitu Elisa pergi, Daniel lanjut berbicara,
"Keputusan apa? Tentang perceraian atau yang lainnya?"
"Jangan pura-pura tidak tahu! Perceraian?Itu adalah keputusan Kania dan Kami sudah ikhlas menerimanya. Yang sedang Kami bicarakan adalah perusahaan baru itu. Beraninya Kamu memberikan perusahaan itu kepada anak perempuan Gunawan itu? Tanpa membicarakannya dulu denganku???"
"Kakek, selama ini Aku selalu menuruti perintahmu, apapun itu termasuk menikah dengan Kania, meski kalian tahu Aku tidak mencintainya. Kalian berjanji jika Aku memenuhi keinginan Kalian untuk menikahinya, Kalian tidak akan ikut campur dengan urusan perusahaan"
"Kamu!"
"Dan secara teknis, perusahaan baru itu adalah milikku pribadi karena aku membangunnya dengan uangku sendiri, bukan uang perusahaan Saliem Group. Jadi... Aku tidak akan mengubah keputusanku"
Tony hampir saja memukulkan tongkatnya ke kepala cucunya itu jika saja Margareth tidak menghalanginya.
"Baiklah, Lakukan apapun yang Kamu mau, Kami berdua tidak akan ikut campur lagi, apapun itu, Kami tidak akan ikut campur, tapi... sementara waktu tolong jangan muncul dihadapanku, sampai perasaanku membaik. Kami berdua butuh waktu. Silahkan pergi. Biarkan Elisa disini, Jika Dia ingin pulang ke rumahmu, Bi Dian yang akan menghubungimu"
"Nenek..."
"Pergilah... Dan tolong, atas nama Anwar dan Widia, ceraikan Kania secepatnya, jika Kamu tidak mencintainya, maka Aku memohon kepadamu atas nama sahabatku, lepaskan Dia secepatnya agar Dia bisa mencari kebahagiannya sendiri"
Daniel terdiam mendengar ucapan neneknya, sementara Margareth sudah berjalan pergi dari sana, disusul oleh Tony yang terlebih dahulu menatap Daniel dengan penuh kekecewaan.
Bersambung....
tapi penasaran 😭😭
mau lagi Thooor up nya
semangat💪💪💪💪💪