Kania Ishaq telah mencintai suaminya Daniel Saliem selama 10 tahun sejak Ia masih Remaja.
Namun, meskipun telah menikah dengan Daniel selama 7 tahun, bahkan Mereka telah memiliki seorang putri yang cantik bernama Elisa Saliem, Tetap saja tidak membuat Daniel bisa mencintainya.
Bahkan selama 2 tahun terakhir, Daniel malah berhubungan dengan adik tirinya Serena Gunawan tanpa malu dihadapannya.
Yang lebih menyedihkan, Putrinya sendiri, Elisa lebih menyukai Serena dibandingkan dirinya.
Akhirnya, Kania menyadari bahwa Ia telah melakukan hal yang sia-sia. Ia meninggalkan karirnya yang cemerlang sebagai dokter spesialis muda genius yang begitu dibanggakan profesornya namun berakhir mengecewakannya hanya untuk mengejar cinta.
Kania mengambil keputusan. Ia lelah mencintai sendirian dan sakit sendirian. Ia memutuskan untuk bercerai dan memulai hidupnya kembali.
Ia tak mau menyia-nyiakan waktunya lagi.
Bagaimana kisah Kania dan Daniel?
Selamat membaca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maufy Izha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 : Jadi Dia Istri Daniel?
Alex dan Blake sudah sampai di restauran bersama beberapa karyawan Guardian Group lainnya.
Setelah memesan beberapa menu, mereka terlibat perbincangan yang cukup seru seputar bisnis dan perkembangan tekhnologi saat ini.
"Pak Alex, terimakasih sudah menyetujui untuk bekerjasama dengan perusahaan Saya"
"Sama-sama. Proposal yang Pak Blake ajukan sangat bagus, terencana dengan baik dan menawarkan keuntungan yang bagus untuk masing-masing perusahaan Kita.
"Terima kasih Pak Alex. Tapi saya tidak menyangkal bahwa Saya sebenarnya sudah tertarik melakukan kerjasama sejak Guardian meluncurkan G-I-P dulu, tapi saat itu Saya baru merintis dan belum memiliki kepercayaan diri untuk mengajak kerjasama Guardian Group yang saat itu sedang sangat populer"
"Pak Blake terlalu merendah, Padahal saat itu Guardian juga baru merintis"
"Kalau begitu, Bolehkah Saya minta bersulang untuk merayakan tercapainya kerjasama antara Kita?"
"Tentu, karena tidak ada minuman, mari bersulang dengan kopi ini"
"Hahaha, Cheers!" Blake mengangkat gelas kopinya terlebih dahulu.
"Cheers!" Alex pun membalasnya.
"Ngomong-ngomong, Saya dengar kemarin Kania dan Ibu Anda mengalami insiden?"
"Oh, Yah, Ibu Saya dijambret, untungnya ada Kania yang menolongnya, Tapi, Kania jadi terluka karenanya, Saya dan Ibu Saya benar-benar berhutang budi"
"Begitu rupanya, Syukurlah karena semuanya baik-baik saja sekarang"
Ucap Alex, Blake pun mengangguk setuju, kemudian Ia dengan ragu bertanya,
"Mmm, Pak Alex, jika tidak keberatan Saya ingin menanyakan sesuatu"
"Silahkan"
"Tapi, mungkin ini terkesan tidak sopan"
"Boleh saya tebak? Apa ini soal Kania?"
Tanya Alex, Blake pun mengangguk malu-malu.
"Selama pertanyaan Anda tidak keterlaluan, Saya tidak akan marah"
"Tidak, tidak, Saya hanya penasaran. Anda tahu bahwa Saya dan Daniel bersahabat sejak kecil. Saya mengenal Kania saat Daniel menikah dengannya karena Kania tidak satu sekolah dengan Kami. Hanya saja Keluarga Ishaq memiliki hubungan yang sangat baik dengan keluarga Saliem. Beberapa waktu lalu, Kita sempat bertemu bukan? Pertama kali Saya melihat Kania bersama Anda, Saya cukup terkejut,karena Saya sama sekali tidak pernah melihat interaksi antara Kalian selama Kania menjadi istri Daniel. Apakah Kania dan Anda..."
Alex tersenyum, Dia paham arah pertanyaan Blake, Dia pun menjawab,
"Kania adalah Adik tingkat Saya saat kuliah dulu. Anda tahu bahwa Dia lulus kuliah lebih awal dari orang-orang seusianya saat itu? Kami belajar teknologi dan kecerdasan buatan pada guru yang sama. Jadi, dari sana lah Kami saling mengenal dan akhirnya dekat"
"Begitu rupanya... Oh! Tunggu? Maksud Anda Kania juga murid profesor Hasan?"
"Ya, lebih tepatnya murid kesayangannya"
Blake sangat terkejut begitu mendengarnya. Tapi juga ada perasaan aneh yang muncul di benaknya.
"Tapi, Kenapa Kania tidak pernah mengumumkannya?"
"Itulah kelebihan Kania, Dia bukan orang yang berisik. Isi otaknya hanyalah ide baru, inovasi dan pengembangan diri. Salah satu alasan kenapa Saya sangat menghormatinya"
"Saya mengerti. Anda beruntung bisa mendapatkan wanita yang luar biasa seperti Bu Kania, Pak Alex. Tidak seperti..."
Blake tertawa kecil, tawanya syarat akan ejekan, dan Alex langsung paham siapa yang dimaksud oleh Blake.
Alex sendiri tersenyum, Sepertinya Blake salah menangkap hubungannya dengan Kania, Tapi, Dia tidak berniat untuk meluruskannya.
Jika Kania bisa fokus untuk mencapai impian dan ambisinya justru saat dia sendiri tanpa pasangan, maka Alex bersedia menjadi tamengnya.
Perjalanan Kania masih panjang, Jadi memang lebih baik Kania fokus pada kebahagiaannya sendiri. Karena terkadang, cinta dan pasangan bisa jadi penghalang.
Setelah selesai makan siang Blake dan Alex berpisah.
Alex tidak kembali ke kantor karena ada urusan keluarga. Sementara Blake kembali ke perusahaannya.
Dan ternyata, Ibunya sedang berada disana.
"Mama Kenapa kesini? Kan bisa Mama telepon Aku, biar Aku pulang ke rumah"
Ujar Blake setelah memberi pelukan pada Ibunya.
"Kenapa memangnya? Mama cuma ingin lihat, perusahaan yang jadi kebanggaan anak semata wayang Mama sampai menolak meneruskan perusahaan orang tuanya"
Blake hanya menarik nafas panjang, berdebat dengan ibunya adalah salah satu hal yang melelahkan dan sia-sia, karena Dia pasti kalah debat.
"So... Mama bisa bilang sekarang? Apa ada masalah?"
"Mmmm... Mama ingin bikin janji sama Kania"
"Buat apa Ma?"
"Buat apa bagaimana? Kania sudah menolong Mama, jadi Mama harus menunjukkan rasa terimakasih dong?"
"Ya Mama tinggal hubungi Kania dan bikin janji, kenapa Mama malah ke kantor Blake?"
"Mama pengennya Kamu ikut juga?"
"Aku? Ngapain?"
Clara terdiam. Tapi Blake sudah tahu apa yang ada di pikiran Ibunya itu.
"Ma, tolong jangan buat rencana-rencana aneh, Kania sudah bersuami"
"Mama tahu, Mama nggak ada niat yang aneh-aneh kok"
"Yakin?"
"Mmm tapi Blake, Mama lihat sepertinya Kania sama Suaminya nggak akur, buktinya saat Dia terluka, Dia nggak ada tuh telepon suaminya"
"Oh My God. Sejak kapan Mama begitu kepo sama urusan pribadi orang?"
"Ya enggak, cuma..."
"Lupakan Ma, Aku kenal suami Kania, jadi jangan mikir macam-macam lagi"
"Oh ya??? Siapa suaminya???"
Blake membuang nafas, Ibunya ini benar-benar kepo.
"Daniel, Daniel Saliem"
"What?? Jadi Dia istri Daniel? Kok Mama nggak tahu??"
"Sekarang Mama sudah tahu, jadi berhenti berharap buat menjodohkan Aku sama Kania"
"Eng-Enggak kok, Mama cuma.... Tunggu! Bukannya sekarang Daniel pacaran sama anak perempuan keluarga Gunawan? Beritanya baru aja masuk televisi"
"Ma... Please!"
"Enggak Blake, dengerin Mama dulu. Keluarga Kita kenal Daniel sejak kecil. Ya, walaupun Mama sama Papa selalu berada di luar negeri, tapi seenggaknya Mama harusnya tahu dong kalau Daniel sudah menikah?Tapi Mama sama sekali nggak tahu kan?"
"Ya terus kenapa? Itu kan hak Keluarga Saliem mau publikasi atau tidak"
"Iya, Tapi lihat dong, sekarang Daniel publikasi tuh kalau Dia pacaran sama anak dari keluarga Gunawan, beritanya sangat populer loh di pencarian internet sejak beberapa waktu lalu"
Mendengar fakta itu, Blake juga tidak bisa menjawab.
"Kamu pasti tahu sesuatu kan?"
"Ma, sudahlah, berhenti ikut campur urusan orang lain"
"Kamu ini, Mama cuma pengen tahu, Mama kasihan sama Kania kalau benar Dia itu istrinya Daniel. Berarti Daniel selingkuh dong?"
"Mereka dalam proses perceraian" pungkas Blake pada akhirnya. Clara pun ternganga mendengarnya. Tidak menyangka, Daniel yang terkenal jenius, sukses dan bermartabat itu bisa melakukan perselingkuhan seperti itu.
"Mama sudah nggak penasaran? Jadi stop untuk kepo sama urusan hidup orang lain Mom. Clara dan Daniel juga sudah punya anak, Yakin Mama masih punya niat untuk menjodohkan Kania sama Blake?"
Clara mengerutkan keningnya sekaligus mengerucutkan bibirnya, Dia benar-benar sedang berpikir keras.
"Mama tidak masalah, asal Kamu mau, Mama sama sekali tidak keberatan walaupun Clara janda anak satu. Dia sangat cantik, pemberani, sopan, genius, berbakat, Dia..."
Blake menjatuhkan dirinya ke sofa seraya memijat pelipisnya. Sementara Clara masih mengoceh panjang lebar tentang Kania....
Bersambung....
wah keren ,,KK iparku jg kerja di Hongkong