NovelToon NovelToon
Jodoh Lima Langkah Dari Rumah

Jodoh Lima Langkah Dari Rumah

Status: tamat
Genre:Kehidupan di Kantor / CEO / Dijodohkan Orang Tua / Office Romance / Romansa / Tamat
Popularitas:101.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Bagi Nadin, bekerja di perusahaan besar itu impian. Sampai dia sadar, bosnya ternyata anak tetangga sendiri! Marvin Alexander, dingin, perfeksionis, dan dulu sering jadi korban keisengannya.

Suatu hari tumpahan kopi bikin seluruh kantor geger, dan sejak itu hubungan mereka beku. Eh, belum selesai drama kantor, orang tua malah menjodohkan mereka berdua!
Nadin mau nolak, tapi gimana kalau ternyata bos jutek itu diam-diam suka sama dia?

Pernikahan rahasia, cemburu di tempat kerja, dan tetangga yang hobi ikut campur,
siapa sangka cinta bisa sechaotic ini.

Yuk, simak kisah mereka di sini!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

08. Manager Baru

Kantor siang itu masih seperti arena gosip, aroma kopi bercampur dengan aroma sensasi murahan yang belum reda. Nadin melangkah masuk dengan sepatu hak 5 cm-nya, langkahnya mantap, rambut dikuncir rapi, dan ekspresinya tenang tapi berbahaya. Beberapa karyawan langsung bisik-bisik.

“Itu dia tuh, pemeran utama sinetron Ciuman di Basement.”

“Katanya adegannya nggak pakai naskah, improvisasi asli.”

Nadin berhenti sejenak, menatap mereka sambil tersenyum manis.

“Tenang aja, episode lanjutannya belum tayang. Nanti aku kasih spoiler kalau kalian rajin kerja,” katanya santai. Semua langsung diam, pura-pura sibuk dengan layar monitor masing-masing.

Sampai akhirnya pandangannya jatuh ke Aulia yang sedang menenteng kopi sambil tersenyum licik.

“Wah, siang, Nadin. Udah makan siang belum? Aku salut deh, masih bisa tampil pede setelah…”

Nadin mencondongkan badan sedikit, memotong dengan nada manis tapi tajam, “Setelah apa? Setelah fotoku dan suamiku viral?”

Suasana kantor langsung sunyi, satu dua karyawan menahan tawa, berpura-pura batuk. Aulia langsung terbatuk sendiri, hampir menumpahkan kopinya.

“Su–suamimu?”

Nadin melipat tangan di dada, langkahnya maju satu demi satu, membuat Aulia makin mundur.

“Iya, suamiku. Tapi tenang aja, aku ngerti kok kamu susah percaya. Soalnya kamu kan lebih sibuk ngedit foto orang lain ketimbang ngedit hidupmu yang berantakan itu.”

Beberapa orang menahan tawa keras-keras. Kevin yang lewat di belakang sampai pura-pura batuk buat nutupin ekspresi ngakaknya.

“Ngomong-ngomong,” lanjut Nadin dengan nada ringan, “aku cuma mau bilang, kalau kamu punya waktu luang buat nyebar gosip, boleh deh nanti aku buatin jobdesk baru, Divisi Drama dan Kebohongan Kantor. Cocok banget buat kamu, kan?”

Aulia menegang, wajahnya merah padam. “Kamu nggak punya bukti aku yang nyebar!”

“Tenang aja, sayang. Bukti udah ada di tangan suamiku ... eh maksudku, Pak Marvin,” ujar Nadin dengan santai sambil berbalik dan tersenyum ke arah kamera CCTV. “Kamera lebih jujur daripada kamu, mbak.”

Saat dia berjalan pergi, teman-teman sekantor menahan napas, lalu satu per satu tepuk tangan kecil terdengar. Bahkan Kevin, yang kini berdiri di dekat printer, berbisik ke rekan di sebelahnya,

“Nggak heran Pak Marvin jatuh cinta. Yang beginian bar-bar tapi elegan.”

Nadin menoleh sekilas, tersenyum menang. “Oh, aku bar-bar memang, tapi nggak pakai editan.”

Dan dengan langkah percaya diri, dia meninggalkan ruangan, sementara Aulia hanya bisa menggenggam cangkirnya sampai hampir retak.

Sore itu kantor terasa agak lebih hidup dari biasanya. Para karyawan perempuan mendadak jadi rajin dandan, bahkan meja resepsionis yang biasanya sepi kini penuh wangi parfum yang bersaing aroma. Nadin yang baru saja selesai rapat dengan divisi keuangan hanya bisa mengernyit heran melihat suasana heboh itu.

“Kenapa sih semua orang kayak mau audisi drama Korea?” gumamnya sambil menyesap kopi.

Kevin, yang lewat sambil membawa berkas, berbisik cepat, “Belum tahu, ya? Katanya hari ini manager baru bakal datang. Anak dari keluarga Pratama ... pemilik saham besar perusahaan kita. Gibran Pratama. Dan katanya … gantengnya kayak hasil gabungan Lee Min Ho sama Dylan Wang.”

Nadin mendengus. “Ah, paling juga biasa aja. Yang penting dia nggak sok tahu kayak...”

Kalimatnya terputus karena tiba-tiba terdengar suara ramai dari arah pintu utama. Satu langkah masuk, dan semua mata serempak tertuju ke sana. Seorang pria tinggi dengan jas abu terang, rambut hitam rapi, dan senyum santai berjalan masuk seperti adegan iklan parfum. Dia melangkah penuh percaya diri, memberi salam singkat pada resepsionis, lalu berbicara dengan suara berat namun ramah.

“Selamat sore, saya Gibran Pratama. Hari ini resmi bergabung sebagai manager baru di Divisi Pemasaran.”

Para pegawai perempuan langsung menatapnya dengan tatapan glowing. Sementara Nadin hanya menghela napas, mencoba tetap fokus pada kopinya yang mulai dingin.

Namun sialnya, takdir selalu punya cara buat bikin hidupnya nggak tenang. Begitu Gibran berkeliling memperkenalkan diri, langkahnya berhenti tepat di depan meja Nadin.

“Nadin Arshanti, kan? Aku sudah dengar banyak soal kamu.”

Nadin langsung waspada. “Dengar dari siapa?”

Senyum Gibran makin lebar. “Dari media kantor. Kamu ini cukup viral, loh. Tapi santai, aku nggak percaya gosip. Aku lebih suka kenal orangnya langsung.”

Nada suaranya terlalu tenang, terlalu berbahaya untuk seorang pria baru. Nadin sempat terdiam sebelum menjawab ketus, “Baguslah, soalnya aku nggak sempat ngurus image di kantor.”

Beberapa karyawan di sekitar mereka mulai berbisik. Lalu, suara langkah sepatu khas Marvin terdengar dari arah belakang. Aura ruangan langsung berubah kalem tapi mencekam.

“Pak Gibran, saya harap Anda betah di perusahaan ini,” ucap Marvin dengan nada dingin, matanya melirik sekilas ke arah Nadin yang tiba-tiba pura-pura sibuk dengan komputer.

Gibran menatap Marvin dengan sopan namun dengan kilatan iseng di matanya. “Tentu, Pak CEO. Apalagi kalau semua stafnya menarik seperti ini.”

Marvin tersenyum kecil, senyum yang terlalu tipis untuk disebut ramah. “Hati-hati dengan kata-kata Anda, Pak Gibran. Di sini, profesionalisme itu hal utama.”

“Tenang saja, Pak Marvin. Saya profesional kok … kecuali kalau ada yang bikin saya tertarik lebih dari sekadar pekerjaan.”

Kalimat itu meluncur halus sambil melirik sekilas ke arah Nadin, yang nyaris tersedak air putihnya. Setelah Gibran pergi, Nadin menatap Marvin kesal.

“Tuh, kan, gaya ngomongnya aja udah kayak marketing rasa buaya. Kamu bisa nggak sih, jangan langsung pasang muka horor tiap ada cowok ngomong sama aku?”

Marvin mendekat, menatapnya datar. “Aku cuma jaga wibawa kantor.”

“Wibawa kantor atau wibawa suami yang posesif?” sindir Nadin sambil melipat tangan di dada, tetapi suaranya masih saja seperti berbisik.

Marvin menatapnya sebentar, lalu berbisik rendah, “Dua-duanya.”

Nadin langsung membalikkan badan, wajahnya memanas. “Dasar CEO es batu,” gumamnya pelan tapi cukup keras sampai Marvin mendengarnya dan menahan senyum tipis.

1
A.M.G
hah ini serius tamat 🤧🤧
A.M.G
awas ada yang tantrum
A.M.G
aurora lucu banget sih u 🤣🤣🤣🤭🤭🤭
A.M.G
Marvin benar benar sudah siap menjadi papah.. plis jagan ada yang rusak kebahagiaan mereka 💜💜💜
A.M.G
sitik men Thor 📢📢📢📢
A.M.G
akhirnya gelar dady dan momy selamat dinvin 💜💜💜🥳🥳🥳🥳
A.M.G
kiw kiw saling bodoh tapi sayang gak tuh 🤭🤭.. Anita bentar lagi tamat riwayatmu
A.M.G
good job nadin
Sinta Dewi
luar biasa Thor, cerita nya ringan ta terlalu berat 😃. lanjut ya Thor jangan gantung 🙏🙏❤️. Di tunggu cerita selanjutnya 😀
Sinta Dewi: di tunggu ya Thor 😍
total 2 replies
Nurul Boed
bagusss novelnya 😍
Triana Oktafiani
Suka sekali jalan ceritanya
Ibu negara
novel mu lewat berandaku ibu susu bayi sangat duda aku coba baca kok asyik cerita nya mengalir ringan gak berbelit-belit aku coba sekarang baca jodoh lima langkah... semoga sukses ya thooooor nanti insyaallah aku baca yg lain yg episode nya gak panjang2
Aisyah Alfatih: terima kasih banyak kakak 💕💕💕
total 1 replies
Gintania nia
kok gantung ???
sum mia
kok sudah tamat aja ...gantung banget endingnya thor .
sum mia: gasken thor ... udah lama loh nunggu nya
total 2 replies
Nurul Hilmi
gantung ceritanya
Heni Fitoria
novel ini kok g ada kelanjutan y kak, apa udh tamat kak Aisyah
Heni Fitoria: kok g up LG pdhl udh ditunggu kelanjutannya....
yg lain lho selalu update...
total 2 replies
Nurul Hilmi
ini udah end kok ya
Aisyah Alfatih: masih ada 19 bab lagi 😁
total 1 replies
Teh Euis Tea
ko blm up lg thor, ini seriusan udah tamat ko gantung bgt thor
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya🙏.

Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "PARTING SMILE" ya, siapa tau Kaka suka.

Berkisah tentang penyanyi religi yang terjerat pernikahan kontrak dan cinta masa lalunya yang sangat rumit. Ditambah dia tipe yang gengsian dan menyebalkan, hiih dah lah.

Insyaallah seru ka... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
Ratih Setya
kelanjutannya mana kak
Jong Nyuk Tjen
ini ud tamat thor ?
Aisyah Alfatih: masih ada kelanjutan
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!