Sinopsis :
Berlian Puspa Lingga, seorang wanita muda yang mengalami amnesia setelah mencoba bunuh diri karena hubungan toxic dengan mantan tunangannya, Nino Atmaja. Keluarganya merahasiakan tentang masa lalu Berlian untuk melindunginya dari trauma.
Takdir membawa Berlian bertemu dengan Saka Cakra Tama, kakak tiri Nino, pada satu malam yang romantis dan panas. Saka, yang awalnya anti wanita, jatuh cinta dengan Berlian dan berusaha keras untuk memenangkan hatinya. Dengan berbagai cara, Saka mengikat Berlian dengan tali pernikahan.
Lambat laun, hati Berlian pun tertawan oleh cinta Saka. Namun, rintangan hubungan mereka datang silih berganti. Apakah Berlian dapat melupakan masa lalunya dengan Nino dan menerima cinta Saka dengan tulus? Ataukah ingatan tentang Nino akan kembali dan mengubah segalanya?
"Menikahi Kakak Tiri Mantan" adalah cerita tentang cinta, pengorbanan, dan penebusan. Apakah Berlian dan Saka dapat menemukan kebahagiaan bersama ataukah masa lalu akan terus menghantui?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 : Hamil
Semua anak buah geng black sudah mencari Nino dan orangtuanya ke segala penjuru. Namun, pencarian mereka belum membuahkan hasil. Bahkan setelah seminggu berlalu, semuanya sia-sia. Saka dan Berlian akan pulang dari bulan madu mereka hari ini, hingga membuat Juan seharian marah-marah. Dia kecewa, karena untuk pertama kalinya tidak bisa diandalkan menjalankan tugas.
"Aku yakin mereka pasti ganti identitas. Tidak biasanya tim kita gagal mencari orang seperti mereka," kata Kalista.
Juan menghela nafas berat. Mereka sekarang berada di kantor, tepatnya di ruang kerja Juan.
"Sepertinya Saka harus tau semua ini," sahut Juan.
"Pasti Saka sangat marah."
"Ini salahku, aku harus menanggung kemarahan Saka."
"Saka tidak mungkin menghukum mu, apalagi ini baru pertama kalinya kamu teledor."
"Semoga saja," harapan Juan. "Kenapa kamu masih di Jakarta? Yang lain sudah ke luar negeri," tanya Juan.
"Aku ingin istirahat sebentar, mungkin bulan depan aku baru ke Amerika. Pekerjaan di sana aman-aman saja tanpa aku," jawab Kalista.
"Kamu juga tidak seperti biasanya. Semenjak Saka menikah kamu jadi lesu."
Juan tidak tau Kalista sedang patah hati. Meskipun Kalista ikhlas melepas Saka, tapi rasa sakit di hati Kalista sulit hilang. Sesusah itu merelakan pria yang kita cintai.
"Malam ini aku mau ke club malam," kata Kalista.
"Aku ingin ikut, tapi Saka dan Berlian akan tiba sore nanti. Selamat bersenang-senang," ucap Juan dengan lesu.
"Aku pulang dulu," kata Kalista. Selama di Jakarta, Kalista tinggal di hotel milik Tama group. Tentu saja gratis, karena Kalista bagian dari Tama group.
.
.
.
Kalista keluar dari lift. Dia berjalan menuju parkiran. Tak di sangka, di parkiran dia bertemu Vito. Vito yang aslinya extrovert mencoba menyapa Kalista.
"Hei, kamu salah satu teman Saka kan?" sapa Vito. Dia lupa sudah di tunggu Miko di lobi. Hari ini mereka ada meeting penting dengan Juan terkait kerja sama Lingga group dan Tama group.
"Kamu siapa?" sahut Kalista.
"Aku kakak ipar Saka, Berlian itu adikku," jawab Vito. Dia teringat saat Kalista memandang Saka di pernikahan dengan tatapan dalam.
"Oh," jawab Kalista tanpa minat. Dia pun membuka pintu mobilnya.
"Tidak ada gunanya patah hati, Saka sudah bahagia dengan adikku. Kamu harusnya move on," nasehat Vito.
Mendengar kata-kata Vito, Kalista tidak jadi masuk mobil. "Dari mana kamu tau aku suka pada Saka?" tanya Kalista dengan penasaran.
"Kebetulan saja aku tau, karena aku lihat ekspresi wajahmu di pernikahan waktu itu. Untung yang lainnya tidak melihat ekspresimu. Aku saja sekali lihat langsung tau," jawab Vito.
Kalista tersenyum kecut. "Tenang saja, aku bukan pelakor. Aku tidak akan merebut Saka dari adikmu, puas?" Kalista masuk ke mobilnya.
"Dingin sekali aura gadis itu. Memperkenalkan diri saja tidak," gumam Vito.
Kalista menghidupkan mesin mobilnya. Kemudian meninggalkan tempat parkir, meninggalkan Vito yang masih berada di sana. Vito geleng-geleng kepala. Baru kali ini ada gadis yang dingin padanya. Biasanya setiap gadis yang dia ajak bicara dengan ramah pasti bersikap ramah balik padanya. Namun gadis ini berbeda, pesona Vito tampaknya tidak ada apa-apanya, mungkin karena selera Kalista sekelas Saka.
"Aku harus tau siapa dia?" Vito amat penasaran.
Ponsel Vito berdering. "Astaga," Vito baru ingat pada Miko. Yang menelepon adalah Miko, dan Vito langsung pergi tanpa mengangkat panggilan itu.
"Vito, kamu dari mana saja? Aku sudah menunggu lama. Memarkir mobil saja lama sekali," omel Miko pada adiknya yang baru datang ke lobi.
"Maaf, Kak," jawab Vito menyesal.
"Ya sudah, Pak Juan sudah menunggu kita. Ayo kita naik." Vito pun mengikuti Miko menuju lift.
.
.
.
Elsa sedang uring-uringan di rumah. Semenjak Berlian menikah, tiga putranya semakin sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Berlian juga tidak pernah menelepon ibunya, membuat ibunya gengsi meneleponnya duluan. Biasanya Elsa meminta Raima menemaninya mencari hiburan, namun minggu-minggu ini Raima sibuk sekali. Dia selalu menolak ajakan Elsa jalan-jalan dengan alasan jadwal pemotretannya sedang padat. Bahkan Raima jarang pulang ke rumah.
Elsa tidak tau bahwa Raima sedang menyewa sebuah apartemen kecil, agar dia bisa bebas menggugurkan kandungannya di sana. Namun, selama seminggu dia berusaha, hasilnya masih belum ada. Olahraga berat, makan nanas, bahkan setiap malam mabuk, dia belum kunjung pendarahan. Membuat Raima semakin kesal.
"Apa sih mau anak ini? Kenapa masih betah ada diperutku? Kurang ajar, kurang ajar, sialan!" teriak Raima di apartemen kecilnya. Dia bebas melakukan apa saja di sana karena sendirian, dan penghuni gedung apartemen di sana sangat sedikit.
"Apa aku tusuk saja perutku? Bagaimana kalau aku mati? Aku masih belum mau mati." Pikiran Raima mulai buntu. Jika saja Nino masih berada di sini, mungkin Nino bisa memberikan solusi tentang kehamilannya.
Ting
Ponsel Raima berbunyi. Ada notifikasi email masuk.
Raima membuka email itu. Betapa terkejutnya Raima melihat si pengirim email adalah Nino. Berdasarkan email itu, Nino memberitahu Raima bahwa mereka sudah berganti identitas. Mereka hanya bisa bertukar pesan lewat email agar semuanya aman. Nino butuh bantuan Raima untuk mencari informasi tentang Saka, agar dia di sana dapat mempersiapkan misi balas dendam dengan matang.
Dengan antusias, Raima membalas email itu. Memberitahu situasi sekarang, termasuk tentang kehamilannya. Email Raima, tidak langsung di balas oleh Nino.
"Sampai kapan aku menunggu balasan emailnya? Tidak mungkin dia langsung balas?" keluh Raima.
"Sebaiknya aku sabar dulu. Kalau Nino celaka, aku juga bisa celaka, karena aku antek mereka," ucap Raima.
Sambil menunggu balasan email, Raima mengotak-atik ponselnya. Dia mencari tau informasi tentang Saka. Tidak sulit mencari informasi tentang Saka, apalagi Saka adalah CEO Tama group yang terkenal.
Berdasarkan informasi dari internet, Saka di laporkan bulan madu ke kutub Utara dengan istrinya. Ada yang melihat pesawat pribadi Saka sudah lepas landas dari bandara internasional Finlandia, dan akan tiba di Jakarta sore ini. Beberapa orang di Finlandia cukup mengenal Saka, karena perusahaan cabang Tama group di sana cukup besar.
"Sialan!" Raima langsung membanting ponselnya ke sofa. Dia tidak mau membaca lebih lanjut berita itu. Jika dia membaca lebih lanjut, akan membuatnya naik pitam.
"Anggap saja kamu sedang beruntung, Berlian. Tapi itu tidak akan lama. Awas kau!" Rasa benci Raima pada Berlian makin menggunung. Melihat Berlian bahagia bersama Saka, membuat kedengkian dalam diri Raima semakin bertambah.
"Tunggu dulu!" Raima kembali melihat berita tadi. Setelah dia lanjutkan membacanya, mata Raima membulat. Saka yang sempat di wawancara sebentar di bandara mengatakan, istrinya sudah hamil 2 pekan, karena itu istrinya ingin cepat pulang untuk mengabarkan berita bahagia ini pada keluarganya.
Raima tertawa senang melihat berita kehamilan Berlian. Bukan tertawa karena ikut bahagia, tapi karena dia punya rencana licik. "Nak, kehadiranmu ternyata berguna juga, aku harus beritahu Nino." Raima dengan tidak sabar, kembali mengetik pesan di emailnya.
"Kirim." Raima senang luar biasa. Nino sudah dia kabari tentang kehamilan Berlian.
tapi jangan dulu deh Vito,
tunggu nikah dulu baru buat baby 😆
"nasi goreng" ☺️
gpp ya Vito,demi orang tercinta...
moga kamu selamat Vito, pernikahan udah di depan mata lho...
yang satu ngebet banget,yang satu coba menghindar
tinggal kk Dirli yang masih membatu 😆
Miko mulai gombal gambil nih..
😆😆😆😆
lanjutkan Miko 💪
the power of money
anak sendiri di sia siakan,
justru anak orang disayang mati Matian...
😆😆😆😆
gimana rasanya sekarang ditipu Mam???
anak Berlian dan Saka akan disiksa...
eeeh blom ada berbulan udah ketahuan aja🤣🤣🤣🤣
niat nya sih udah buruk duluan...
ya gak diizinkan Tuhan...
😂😂😂😂