Selama 20 tahun, dirinya menduduki tahta. Raja Lee Yun selalu tenggelam dalam ingatan kelam. Ingatan kelam yang membuatnya sulit untuk terlelap, bahkan sulit untuk melakukan segala hal. Karena tragedi buruk yang berhasil memecah belah dirinya dan sahabat karibnya, membuat Raja Lee Yun selalu bertahan agar tidak depresi karena rasa bersalah yang mendalam.
Suatu hari, saat putra mahkota JunHwa kembali dari pendidikan nya di Sungkyunkwan. Dan berhasil menjadi murid No. 1. Raja Lee Yun yang sudah tidak tahan, meminta bantuannya untuk menemukan dalang dari konspirasi 20 tahun lalu di balai kerajaan yang mengakibatkan perpecahan antara dirinya dan sahabat karibnya. Dan satu hal lagi yang dia minta, Yang Mulia Raja Lee Yun meminta agar putranya menemukan Sahabatnya yang pergi meninggalkan ibukota tanpa jejak.
Mampukah Putra Mahkota JunHwa memecahkan konspirasi 20 tahun lalu itu? dan apakah dia juga dapat menemukan dimana sahabat karibnya ayahnya.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sequoia_caca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ruangan Rahasia Ayah
"Hahhhh... Selesai juga. Kerja bagus, Istirahat lah semuanya."
Hyun menyeka keringatnya, Dia dan yang lain baru saja selesai menyiapkan ruangan kamar bagi para mahasiswa besok.
"Hyun, Lihatlah dulu ini... Bibi sudah membuat daftar menu untuk para mahasiswa selama disini. Bagaimana menurutmu? "
Hyun meraih daftar menu itu, dia melihat nya dengan seksama.
"Sudahlah, aku percaya pada bibi. Semua terserah bibi saja. Tapi, menu itu akan berganti tiap minggu dan bulan kan..? "
"Tentu saja... Kalau tidak ada pergantian menu, mereka semua akan bosan dan kabur... Pokoknya, serahkan semua masalah dapur pada bibi.. "
Mereka berdua berbincang sambil tertawa bersama. Kang Cheol datang menghampiri mereka.
"Hyun, ikut ayah sebentar.. "
"Baiklah... Bibi aku akan segera kembali.. "
"Ya... Bibi juga akan kembali ke dapur untuk memeriksa bahan makanan yang ada. "
Hyu menggangguk tanda mengerti, akhirnya dia berjalan berdampingan bersama ayahnya. Menuju ruangan yang biasa ayahnya tempati untuk bekerja.
"Ini pertama kalinya ayah mengizinkan ku masuk ke ruangan kerja ayah. "
"Kau yakin, ini adalah pertama kali nya?.. Kau sama sekali tidak ingat? "
Hyun menggeleng kan kepalanya sambil sibuk melihat sekeliling ruangan itu, suasana disana sedikit menakutkan. Karena pencahayaan yang minim dan banyak benda-benda asing yang seperti nya bukan berasal dari Joseon.
Benda-benda itu berupa beragam lukisan dengan logo Qing, Busur dan anak panah dengan hiasan bulu merak yang unik, Sebuah Samurai yang tergantung di atas dinding, Bekas Kulit Hewan yang seperti nya itu adalah kulit buaya, Sebuah tongkat yang berbentuk melingkar seperti lilitan ular dengan berhiaskan permata dan berlian. Itu belum semuanya, masih banyak benda unik lain yang ada disana.
Hyun tertarik untuk menyentuh sebuah pedang berwarna putih dan emas bercorak indah dengan tulisan yang ia yakini adalah bahasa Inggris "Kill or Killed" . Kang Cheol tersenyum penuh arti melihat tatapan Hyun yang takjub melihat isi ruangan kerja miliknya.
"Darimana ayah mendapatkan semua benda-benda ini? "
"Ayah mengumpulkan semua ini saat melakukan perjalanan ke luar negeri selama puluhan tahun.. Dari sebelum ayah memilikimu. Bahkan dari sebelum ayah menikah. "
"Tapi, kenapa aku bisa tidak tau kalau semua benda ini ada di dalam ruangan kerja ayah.. "
"Hey, ini adalah kali kedua kau kemari.. "
Kang Cheol meyakinkan Hyun bahwa dirinya pernah memasuki ruangan itu, Tapi melihat ekspresi wajah Hyun. Tampaknya dia tidak ingat sama sekali.
"Benarkah? Kapan.. Aku sama sekali tidak ingat ayah.. "
"Coba keluarkan benda yang ada disakumu itu.."
"Benda di dalam sakuku..? Aaaahhhh Kalung ibu..? "
Hyun mengeluarkan kalung itu dan memberikan benda itu pada ayahnya.
Kang Cheol meraih benda itu dari tangan Hyun, lalu mengelus nya.
"Saat umurmu, 5 tahun.. Kau menyelinap masuk kemari dengan mencuri kunci di sakuku saat aku tengah berbincang dengan seorang pedagang dari Jepang. Kau yang biasanya akan terus berada disampingku walau aku sedang sibuk. Pada hari itu berlari begitu saja, aku yang sedang berbincang tidak bisa meninggalkan lawan bicara ku dan pergi begitu saja. "
Kang Cheol berjalan, lalu duduk di sebuah kursi disana. Kemudian, dia melanjutkan ceritanya.
"Beberapa menit pun berlalu, aku khawatir dan mencarimu ke seluruh tempat di Dalbich-Arae. Semua orang disini membantuku mencarimu. Tapi diantara kami belum ada yang bisa menemukan mu. Hingga saat aku melintas melewati Ruangan ini, aku baru sadar kalau pintu dari ruangan ini terbuka. Lalu saat aku masuk, aku melihat kau berdiri dengan mata berbinar menatap kalung ibumu yang ku simpan di dalam sebuah kotak kaca diatas meja. Akhirnya, pada saat itu aku memberikan kalung itu padamu. Aku masih ingat, saat suara kecil nan imut mu berjanji padaku akan selalu menjaga kalung ibumu itu. "
"Aku sama sekali tidak ingat, maafkan aku ayah... "
"Hyun, ayah mengajakmu kemari karena ada sesuatu yang ingin ayah tunjukan padamu. "
"Apa itu ayah... "
Kang Cheol bangkit dari duduknya, lalu menekan permata yang ada di tongkat berbentuk ular tadi. Setelah itu, sebuah pintu rahasia terbuka di bawah lantai tepat di depan mereka. Hyun sedikit terkejut, saat mengetahui ada sebuah ruang rahasia di bawah tanah penginapan mereka.
"Ikuti ayah, dan hati-hati dengan langkahmu. "
Kang Cheol berjalan lebih dulu menuruni anak tangga di dalam ruang bawah tanah itu, Hyun mengikuti nya dari belakang. Lembab, dingin dan agak sedikit pengap yang Hyun rasakan karena ruangan itu sangat gelap. Tiba-tiba Kang Cheol menghentikan langkahnya, lalu menyalakan obor. Dan kembali berjalan memimpin.
"Ayah... Sebenarnya tempat apa ini..? "
"Sebentar lagi kau akan tau.. "
Beberapa saat kemudian, dari kejauhan Hyun melihat banyak peti-peti berukuran besar. Dan setelah beberapa saat berjalan menyusuri ruang bawah tanah itu, Hyun baru menyadari betapa luasnya ruangan bawah tanah itu.
Kang Cheol menyalakan beberapa obor yang tergantung disana. Hingga semua nya tampak makin jelas. Kang Cheol membuka sebuah peti. Lalu memberikan isyarat pada Hyun untuk mendekat.
"Kau tau apa ini? "
"Apa itu senjata? "
"Kau memang pintar, iya benar.. Ini adalah senjata api. Ini disebut sebagai senapan. "
Kang Cheol mengangkat satu senapan, lalu membuat gestur seperti menembak.
"Ini adalah senjata yang harus diisi dengan bubuk mesiu. Di masa depan penggunaan busur akan semakin sedikit. Orang-orang akan menggunakan ini untuk menembak. Senjata ini lebih ampuh dan memarikan daripada busur. "
"Darimana ayah mendapatkan semua ini..? Ini adalah senjata yang berbahaya"
"Inilah hal yang ayah maksud, hal yang tidak bisa ayah ceritakan secara detail untuk saat ini. Ayah menunjukkan semua ini padamu. Karena aku ingin kau menjaga rahasia ini sampai ayah kembali dari perjalanan nanti. Pintu rahasia itu mengarah kemari, dan setiap lorong ini akan berakhir di Danau belakang. Maka dari itu, aku melarang siapapun memasuki area danau selain dirimu. "
"Tapi ayah.. Bagaimana kalau aku gagal menyembunyikan semua ini, Dan untuk apa senjata sebanyak ini. "
Hyun tampak gelisah dan masih tidak percaya bahwa tepat di bawah penginapan ayahnya ada sebuah gudang senjata yang luas.
"Ayah yakin padamu Hyun. Ayah tidak dapat mempercayai siapapun lagi selain kau "
"apa bibi tau? "
"Tidak.. Tidak ada yang tau selain dirimu dan ayahmu ini. "
Kang Cheol menepuk bahu Hyun.
"Ayah memberikan kepercayaan penuh padamu untuk menjaga Ruangan rahasia ayah ini. "