“Barang siapa melancarkan rezeki orang lain, rezekinya juga akan dilancarkan. Dan barang siapa menghambat rezeki orang lain, rezekinya pun juga akan dihambat sampai tujuh turunan.”
***
Rahayu Tejo, mandor proyek perempuan telah menandatangani kontrak kerja untuk tugas melanjutkan suatu proyek perumahan yang telah mangkrak selama bertahun tahun.
Rahayu Tejo tidak tahu jika ternyata proyek perumahan itu telah memakan banyak korban pekerja proyek. Maka akhirnya proyek itu mangkrak karena orang orang tidak mau bekerja di proyek itu.
Ada misteri apa di proyek itu, hingga telah memakan banyak korban? Apa karena ada satu pohon yang konon ceritanya sangat angker di lokasi proyek itu atau ada hal lain?
Apa Rahayu Tejo mampu melanjutkan proyek yang telah memakan banyak korban dan banyak dihuni hantu itu? Atau dia justru menjadi korban?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 28.
Yayuk dan Somad menoleh ke arah sumber suara. Tampak sosok Respati muncul dari belakang di tangannya membawa dua gelas minuman. Satu tangan kanannya membawa satu gelas kopi dan di tangan kirinya membawa satu gelas air mineral.
“Nih Bu aku buatkan kopi, agar kamu bisa berpikir jernih.. “ ucap Respati sambil terus melangkah mendekati Sang istri.
“Aku juga kurang yakin kalau kita lapor Polisi di sini. Kita cari cara lain saja Bu.” Ucap Respati lagi.
Respati tadi saat melangkah di ruang makan mendengar ucapan Yayuk yang meragukan petugas polisi di daerah itu.
Setelah sampai di dekat Sang istri, Respati mengulurkan kedua gelas di tangannya. Yayuk meraih gelas yang berisi air mineral, sambil berucap, ”Iya sih Pak, meskipun mungkin masih ada polisi yang baik di sini. Tapi melihat kasus kemarin itu aku ragu.”
“Lapor Pak Dukuh paling komentar dia akan sama seperti kasus paku tadi malam. Ada warga yang tidak suka dengan datangnya orang luar.” Ucap Yayuk lagi lalu dia menegak air mineral dari gelas yang dia pegang.
Respati duduk di dekat istrinya sambil menaruh gelas kopi di atas meja.
“Benar Bu, aku curiga pasti ini ulah Waspo. Dia pasti ingin jadi Raja di sini.” Ucap Respati sambil menatap Sang istri.
“Ssttt Mas, jangan keras keras..” saut Somad menatap Respati, jari telunjuk Somad menempel di bibirnya sendiri.
Respati menoleh ke arah Somad, sambil mengernyitkan keningnya.
“Kenapa Mad?” tanya Respati.
“Kata Mbah Seno, orang orang desa di sini suka pada Pak Waspo, katanya Pak Waspo orangnya baik. Royal pada warga desa. Setiap hari raya bagi bagi bingkisan dan uang pada warga. Dia juga membangunkan fasilitas fasilitas umum untuk warga.” Ucap Somad dengan suara pelan namun sangat serius nadanya.
“Tadi Mbah Seno mengatakan itu saat Mas Respati dan Bu Yayuk keluar.” Ucap Somad kemudian.
Yayuk yang baru saja meminum kopi tampak kaget ekspresi wajahnya saat mendengar informasi dari Somad. Respati pun demikian.
“Wah ya berat Bu. Kita harus mendapatkan bukti yang kuat.” Ucap Respati sambil menatap Yayuk yang tampak sedang memijit mijit keningnya. Tiba tiba kepala Yayuk menjadi pusing.
“Jika benar Pak Waspo pelakunya dia tidak hanya menyuap petugas tetapi masyarakat pun dibungkam. Atau dia berkamuflase menjadi orang baik..” gumam Yayuk di dalam hati.
Respati yang melihat Yayuk memijit mijit keningnya, segera mengulurkan tangan kanannya di atas pundak Yayuk.
“Aku pijitin Bu.” Ucap Respati
Sambil memijit mijit pundak Yayuk, Respati menatap Somad yang masih memegang kertas putih yang akan diberikan lagi pada Yayuk.
“Itu kertas apa Mad?” tanya Respati
“Kertas yang ada di dalam kado tadi Mas. Ancaman buat Bu Yayuk. Dan kertas yang ditempel di kado.” Ucap Somad sambil mengulurkan dua lembar kertas.
“Lihat!” ucap Respati sambil meraih kertas dari tangan Somad.
Respati pun segera membaca kertas HVS putih yang ada tulisan cetaknya.
AKU BISA MEMBUAT KAMU SEPERTI KUCING YANG MANIS INI, RAHAYU TEJO.
INGAT ITU!!!!
“Kurang ajar! Ini benar benar kurang ajar Bu! Tidak bisa kita biarkan!” teriak Respati.
Tangan kanan Respati yang berhenti memijit pundak Yayuk, akan meeremat reemat kertas yang dia pegang.
Yayuk segera meraih kertas itu, sambil berkata, “Sabar Pak, jangan gegabah yang kita hadapi bukan orang sembarangan. Dan kertas kertas ini untuk bukti.”
“Iya Bu aku benar benar emosi. Kamu sekarang tidak usah pergi pergi sendirian dulu Bu..” ucap Respati sambil mengusap wajah nya dengan kasar.
“Hmmm..” gumam Yayuk
Yayuk merapikan kertas kertas itu di atas meja.
“Pak tolong kamu foto isi di kardus itu. Juga kertas kertas ini. Habis itu biar bangkai kucing itu dikubur Somad.” Ucap Yayuk yang akan menjadikan barang barang itu sebagai bukti, kalau dia sudah mendapatkan teror, yang mengancam jiwanya.
Waktu pun terus berlalu. Malam hari pun telah tiba. Hujan turun dengan intensitas sedang. Yayuk duduk di kursi setelah selesai membuat perencana kerja. Sang Suami pun berada di ruang depan itu sedang sibuk mengetik di lap top nya.
Yayuk pun telah berpikir keras dan sibuk mencari informasi informasi yang dia butuhkan untuk masalah yang baru dia hadapi.
“Bu, kamu jadi akan menemui Tarno di lapas?” ucap Respati sambil menutup lap top nya. Dia sudah selesai mengetik laporan keuangan harian.
“Iya Pak, aku sangat penasaran ingin mendengar dari versi Tarno. Bagaimana bisa hanya ada sidik jari Tarno di tubuh Yatmi. Aku sangat penasaran.” Ucap Yayuk sambil menatap Sang suami.
“Besok pagi kita naik motor saja. Aku sekalian mau ke Jaringan Mitra Perempuan dan Komnas Perempuan. Aku sudah menghubungi Rika temanku, aku disarankan untuk ke sana. Ada teman Rika yang kerja di sana.” Ucap Yayuk selanjutnya. Dia akan meminta bantuan pada lembaga lembaga independen karena meragukan petugas polisi di desa itu.
“Iya Bu, besok tidak usah bilang pada siapa siapa termasuk Somad. Takutnya mulut dia tidak sengaja nyeplos saat ada Mbah Seno.” Ucap Respati sambil menatap Sang istri.
“Benar Pak. Aku sekarang mau tidur awal Pak. Besok aku mau puasa. Nanti mau bangun untuk saur.” Ucap Yayuk lalu bangkit berdiri dari kursi.
Respati yang masih takut takut pun juga cepat cepat bangkit berdiri.
“Bu, aku juga mau tidur.” Ucap Respati dan segera melangkah mengikuti langkah kaki Sang istri.
Respati pun masih menelan obat tidur. Yayuk kali ini tidak melarangnya. Karena esok hari mereka akan melakukan perjalanan ke kota. Kalau Respati tidak bisa tidur karena ketakutan, akan sangat bahaya jika besok mengemudikan motor dalam kondisi mengantuk.
Pasangan suami istri pun tidur dengan nyenyak. Respati nyenyak karena efek obat tidur. Yayuk nyenyak karena tubuh dan otaknya kecapekan. Respati dalam lelapnya memeluk tubuh Sang istri dengan sangat posesif..
Yayuk pun sudah menyetel alarm waktu di hand phone nya. Agar bisa bangun untuk makan saur. Dia akan puasa untuk laku batin minta perlindungan dan pertolongan dari Allah Sang Maha Kuasa.
Akan tetapi sebelum alarm waktu hand phone berdering.. Yayuk terbangun karena telinganya mendengar suara..
“Tooollooong.... tooolloooonnngggg... tooolllonggg..”
Sayup sayup suara seorang perempuan. Yayuk membuka kedua matanya.. telinganya masih lagi mendengar suara itu..
“Toolllooong.... tooolllonggg .. toolllooong...”
Yayuk pun menepuk nepuk lengan suaminya yang masih memeluk tubuhnya.
“Pak, bangun Pak coba sampeyan dengar suara orang minta tolong tidak.” Ucap Yayuk pelan.
Respati belum juga beraksi dengan tepukan Yayuk yang pelan di lengan bawahnya. Sementara Yayuk telinganya masih mendengar suara seorang perempuan yang minta tolong.
“Pak, bangun!” ucap Yayuk agak keras dan tepukan juga lebih keras.
Respati pun membuka kedua matanya dan langsung memeluk tubuh Yayuk dengan lebih erat..
“Iya Bu, ada apa? Siapa yang akan menyakiti kamu?” ucap Respati yang masih memeluk tubuh Yayuk dengan erat. Dan sesaat kemudian Respati terlonjak kaget karena telinganya mendengar suara....
nahh yooo ngompol2 ra kw.. syuuukurr kapok ben kapok kui drg sepiro karo leh mu gae
dan om wowo berkalborai ya biar pada kapok itu org yAaa
btw kok mlh pak kadus ya yg menghamili si yatmi
apa g ngereog itu bu kadus klo tau. wahh urusan nya makin panjang aja/Left Bah!//Right Bah!//Left Bah!//Right Bah!//Left Bah!//Right Bah!//Left Bah!//Right Bah!//Left Bah!//Right Bah!//Left Bah!/