NovelToon NovelToon
Sah! Hutang Dibayar Menikah

Sah! Hutang Dibayar Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cherryblessem

(Update setiap hari selama ongoing!)

Clara merasa kepalanya pusing tiba-tiba saat ia melihat kekasihnya bercinta dengan sahabatnya sendiri yang sudah ia anggap seperti saudara kandungnya. Mereka berdua tampak terkejut seperti melihat hantu setelah menyadari Clara muncul dari balik pintu kamar dengan cake bertuliskan 'Happy 6th anniversary' yang telah jatuh berantakan di bawah.

"Sa–sayang ...." Kris wang, kekasihnya tampak panik sambil berusaha memakai kembali dalaman miliknya.

Leah Ivanova juga tak kalah terkejut. Ia tampak berantakan dan berusaha menutupi tubuhnya dengan kain yang kini Tanpa busana.

"Ini bukan seperti yang kamu pikirkan, Clara!" Kris berusaha mengambil alih Clara.

Gadis itu tersenyum kecut. Berani sekali ia bicara begitu padahal segalanya telah keliatan jelas?

*

Baca kelanjutannya hanya di noveltoon! Gratis!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cherryblessem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAH| 22

"Kau baik-baik saja?" Julian bertanya saat keduanya tiba di restoran untuk makan malam setelah bekerja seharian.

Alih-alih menjawab, Clara hanya memandang Julian dengan tatapan lelah dan stress. Menyadari tatapan itu, Julian menuangkan teh ginseng untuk Clara.

"Minumlah ini. Ini bagus untuk energimu yang habis karena bekerja."

Melihat kebaikan Julian, Clara semakin murung. Ia memandang minuman yang diberikan Julian lalu meminumnya dalam sekali tegukan.

Julian menatap Clara takjub. "Kau sangat lelah, ya."

Clara tak menjawab dan kembali makan dengan murung. Pikiranya masih memikirkan seputar Kris dan Leah.

"Bagaimana hari pertamamu?" Julian hendak menggali informasi Clara dan mencari tahu alasan mengapa perempuan ini menjadi letih dan lesu.

"Baik." Ia menjawab singkat.

Julian tersenyum. Setidaknya dia menjawab dan tidak diam saja. "Apakah ada sesuatu yang menarik?" Ia memancing.

Umpan Julian ditelan oleh Clara dengan baik. Segera ia mengangkat wajahnya dan memandangi laki-laki itu.

"Kau tahu! Aku bertemu dengan Kris dan Leah hari ini! Sungguh sialan! Aku yakin kalau ketemu salah satu dari mereka, aku pasti akan kena sial! Yang paling menyebalkan adalah, Leah memperkenalkan aku sebagai sahabatnya dihadapan rekan kerja kamu yang lain! Kau tahu kan? Leah ini telah mengkhianati aku! Dia berselingkuh dengan Kris dan dengan tak tahu malunya malah mengatakan bahwa aku adalah sahabatnya! Coba aku pikirkan?! Sahabat mana yang mengkhianati dan menyakiti sahabatnya sendiri? Lalu, dengan berani bicara bahwa dia sungguh merindukanku! Sahabat macam apa itu!?"

Julian melongo mendengar penjabaran Clara mengenai pertanyaannya. Ia terdengar seperti rapper yang bicara cepat dan bernada tinggi. Clara benar-benar memuntahkan perasaannya semua ke dalam keluhannya.

"Wah. Aku tidak tahu." Julian tampak tercengang.

Clara menarik nafasnya panjang. "Yah, aku kan belum cerita." Ia bertindak seolah tadi itu bukan apa-apa.

Julian mengulum senyumnya menyadari kalau Clara ini sangat banyak bicara ketika sedang bersemangat. Entah mengapa, Clara terlihat menggemaskan seperti ini.

Sialan! Apa yang baru saja Julian pikirkan. Segera ia membatalkan pikiran itu.

"Jadi, kau sudah berkenalan dengan orang-orang dikantor?" Julian memilih untuk memotong dagingnya sambil bertanya daripada memikirkan pikirannya yang aneh.

"Tidak juga. Aku hanya bertemu seorang perempuan bernama Risa dari bagian marketing dan beberapa orang lain di dapur yang tidak sempat aku tanyakan namanya karena aku terlanjur kesal melihat Leah."

Julian kini tersenyum. Sepertinya, apapun yang dibicarakan Clara mulai terdengar lucu ditelinganya.

"Kenapa tertawa? Kau senang ya aku tersiksa?" Clara terlihat jengkel.

Kini, Julian benar-benar tertawa.

"Wah, kamu benar-benar tidak punya hati." tuduh Clara.

"Tidak-tidak! Bukan begitu maksudku." Julian buru-buru menyanggah. "Apakah itu alasannya kamu terlihat lesu sepanjang hari?" Julian mengubah situasi dengan pertanyaan.

"Yah, begitulah."

Julian tampak lega melihat Clara tak berniat memperpanjang kesalnya pada Julian. "Aku bisa memecat mereka jika kau mau." Julian menawarkan bantuannya.

Mendengar itu, Clara lantas melototi terkejut. "Ah, tidak! Jangan lakukan itu! Well, aku memang kesal dengan Leah dan Kris, tetapi jika kau sampai harus memecat mereka seperti itu, kurasa berlebihan." Clara menggeleng panik.

Julian tampak berpikir. "Tapi itu bukankah cara yang bagus? Membalas dendam dengan memuaskan."

Clara menggeleng. "Jika aku ingin balas dendam, aku tak akan kepikiran untuk menghentikannya saat itu juga kecuali itu membahayakan. Aku lebih pilih melakukannya perlahan dengan menunjukkan kemampuanku."

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Julian bertanya.

Clara menggeleng lesu. "Ah, aku tak kepikiran apa-apa. Tapi, kamu tidak boleh sampai memecat mereka!"

Julian tersenyum. "Baiklah. Kalau begitu, umumkan saja kalau kamu istriku. Biar tak ada yang mengganggumu lagi, kan?"

Clara makin terkejut dan menggeleng. "Wah lebih baik kau pecat mereka dan aku sekalian."

"Kenapa? Apakah hina menikah denganku?" Julian melebihkan kata-katanya dan tersinggung dengan ucapannya sendiri.

Clara memutar bola matanya. "Aku tak ingin membuat pernikahan bohongan ini menjadi fondasinya. Aku sangat tak senang berbohong kau tahu? Kau tidak takut ya, jika suatu saat ini ketahuan?" Clara memandang Julian dengan heran.

"Tidak." Julian menjawabnya dengan santai.

Oh, yang benar saja orang ini! Berani sekali dia berpikir gampang begitu.

"Kamu ini, benar-benar tidak takut bahaya, ya? Apa karena kamu tak akan merugi? Kau bayangkan jika kita ketahuan bohong! Aku pasti akan menjadi korbannya. Dimana-mana perempuan adalah pihak paling dirugikan!"

Julian terdiam. Memang kalau dipikir-pikir, Clara akan menjadi yang paling hancur jika terjadi sesuatu pada pernikahan keduanya.

"Jadi, apa yang kau inginkan agar aku dapat menolongmu?" Julian tak mau membahas perihal pernikahan kontrak ini.

Clara terdiam. Dirinya menghela nafas dengan berat. "Aku hanya ingin kamu diam dan tak memikirkan apapun yang membahayakan."

Julian tersenyum. "Padahal kalau mereka tahu kau istriku mereka tak akan mengganggumu."

"Aku tak mau berbohong."

"Kita menikah sah, loh!" Julian memakan dagingnya.

"Ah! Lupakan! Aku tak mau dengar!" Clara menutup telinganya rapat-rapat, menolak pikiran Julian yang lain menerobos masuk ke dalam kupingnya.

Julian dan Clara kemudian melanjutkan makan mereka dengan membahas hal-hal yang lain seputar jadwal, pekerjaan dan sebagainya, memukul mundur pembahasan tentang hari pertama Clara.

Ketika tiba saatnya pulang, keduanya hanya diam di dalam mobil sepanjang jalan dengan sibuk dalam kegiatan masing-masing. Saat turun dari mobil, tiba-tiba saja Julian memandang Clara dengan intens.

"Aku tahu kamu mungkin tak akan suka atau menolaknya. Tapi, jika suatu saat terjadi sesuatu, aku jelas akan melindungimu dengan cara paling konyol sekalipun."

Kata-kata Julian barusan secara tiba-tiba membuat jantung Clara berdebar namun isi otaknya berteriak heran.

1
partini
menarik
Cherryblessem: terima kasih sudah mampir kakakk/Rose/
total 1 replies
Y. Kasanova
Semangat
Cherryblessem: aaa terima kasih kakak /Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!