NovelToon NovelToon
Pusaka Penguasa Dunia

Pusaka Penguasa Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Kultivasi Modern
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Hendrowidodo_Palembang

"Tidak heran ini disebut Jurang Neraka, aku sudah jatuh selama beberapa waktu tapi masih belum menyentuh dasar..." Evindro bergumam pelan, dia tidak mengingat sudah berapa lama dia terjatuh tetapi semua kilas balik yang dia lakukan memakan waktu cukup lama.

Evindro berpikir lebih baik dia menghembuskan nafas terakhir sebelum menghantam dasar jurang agar tidak perlu merasa sakit yang lainnya, tetapi andaikan itu terjadi mungkin dia tetap tidak merasakan apa-apa karena sekarang pun dia sudah tidak merasakan sakit yang sebelumnya dia rasakan dari luka yang disebabkan Seruni.

Evindro akhirnya merelakan semuanya, tidak lagi peduli dengan apapun yang akan terjadi padanya.

Yang pertama kali Evindro temukan saat kembali bisa melihat adalah jalan setapak yang mengeluarkan cahaya putih terang, dia menoleh ke kanan dan kiri serta belakang namun hanya menemukan kegelapan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hendrowidodo_Palembang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Ada Kemungkinan Bisa Kembali

Belum lagi sepertinya ada syarat lain yang lebih sulit belum disampaikan oleh Nacha.

"Evindro, aku bilang ada kemungkinan untuk dirimu kembali ke duniamu, aku tidak bilang ada cara yang cepat." Nacha mengelus kepala Evindro, dia bisa melihat kegelisahan pemuda tersebut, "Lagipula dirimu kembali sekarang pun dengan kemampuan serendah ini hanya akan menemui banyak masalah. Kau seharusnya menjadi lebih kuat sebelum kembali."

Evindro menarik nafas dalam-dalam, perkataan Nacha bisa diterimanya. Memang benar, jika dirinya kembali sekarang pun belum tentu dia bisa menghentikan Era Kekacauan.

"Evindro, Hutan Kematian memang mengerikan dan penuh bahaya tetapi juga menjadi tempat berbagai jenis sumber daya tumbuh dengan subur. Tempat ini adalah lokasi terbaik untuk melatih seorang pendekar menjadi lebih kuat..." Nacha menghentikan kata-katanya sejenak sebelum melanjutkan, "Masalahnya kau akan butuh sangat banyak latihan, mengingat kemampuanmu sekarang mungkin hanya bisa mengimbangi kelinci di Hutan Kematian." 

Evindro menelan ludahnya, kemampuannya setara dengan Pendekar Bergelar di Dunia Persilatan tetapi disini hanya mengimbangi kelinci. Dia merasa Nacha berlebihan tetapi bisa jadi ada benarnya juga mengingat karakter Nacha selama keduanya berinteraksi.

"Evindro, kau terlihat kelelahan, kita bisa mulai mengenal Hutan Kematian lebih jauh besok. Hari ini kau mengetahui terlalu banyak hal baru sekaligus, akan butuh waktu untuk menenangkan diri bukan?"

Evindro tersipu malu sambil menggaruk kepalanya, sejujurnya dia memang masih sulit menerima semua ini karena terlalu mengejutkan baginya.

Nacha mengajak Evindro kembali ke gubuk miliknya. Evindro menelan ludahnya dan sambil tersenyum canggung meminta mereka menempuh perjalanan dengan kecepatan yang dia miliki.

"Tidak bisa Evindro, kalau mengikuti kecepatan gerakmu sebelumnya, kita akan memakan waktu dua hari untuk sampai di rumah." Nacha menolak permintaan Evindro. 

Evindro terlihat semakin lemas, tanpa punya pilihan lain, dia hanya bisa pasrah. Nacha mengangkat kerah Evindro sekali lagi dan membawanya berlari pulang. Kali ini Evindro kehilangan kesadaran dalam perjalanan.

"Evindro... Evindro, apa kau baik-baik saja?"

Evindro perlahan membuka matanya, pipinya terasa dingin. Dia menemukan Nacha sedang mencolek pipinya dengan Lobak berwarna biru.

"Senior, berapa lama aku pingsan?" Evindro menggosok matanya, seluruh tubuhnya terasa nyeri.

"Aku tidak memperhatikannya tetapi kurasa cukup lama karena aku pergi mengambil Lobak-Lobak ini untukmu dulu sebelum membangunkan kamu."

Nacha menyerahkan satu kantong berisi belasan Lobak Sungai Es pada Evindro.

"Kulihat Evindro menguasai ilmu yang dapat meningkatkan kualitas tulang, gunakan sumber daya ini untuk meningkatkan kualitas tulangmu secepat mungkin. Aku akan melatih kamu setelah memenuhi beberapa kondisi, kualitas tulangmu sekarang terlalu rendah untuk menerima latihanku."

Evindro batuk pelan, kualitas tulangnya saat ini adalah Tulang Naga Muda, di seluruh Dunia Persilatan Pemerintahan Bengkulu mungkin kurang dari sepuluh orang yang memiliki kualitas tulang sepertinya tetapi Nacha menemukan kualitas tersebut terlalu rendah.

'Aku bahkan tidak berhasil mencapai kualitas tulang ini pada kehidupan pertamaku meski menjadi Pendekar Suci...' Evindro menggeleng pelan sambil melihat belasan Lobak Sungai Es, setiap Lobak ini dapat memberikan kemajuan signifikan pada kualitas tulangnya. 'Ternyata Senior Nacha sungguh-sungguh, Lobak Sungai Es yang langka tumbuh subur di Hutan Kematian, mungkinkah ada banyak sumber daya lain yang berharga juga di sini?'

"Evindro, aku akan membawamu berburu kelinci di Hutan Kematian besok, untuk memberimu gambaran tentang bahaya hutan ini yang mungkin bisa memberikanmu motivasi untuk menjadi lebih kuat."

Nacha menguap pelan. "Aku sudah lama tidak bergerak sebanyak ini dalam satu hari, aku akan tidur lebih awal hari ini."

Selesai berkata demikian, Nacha memasuki gubuk dan mulai terlelap.

Evindro menggaruk kepalanya, dia masih belum mengerti dengan jalan fikiran Nacha. Matahari belum terbenam tetapi orang itu sudah tertidur pulas dan penuh celah untuk diserang.

"Senior Nacha benar-benar berbeda, aku tidak pernah melihat pendekar tingkat tinggi yang sesantai dirinya..."

Terlepas rasa bingungnya, Evindro mulai mengkonsumsi Lobak Sungai Es, dia sadar jika ingin kembali ke dunia asalnya, Evindro harus berlatih dengan sangat giat.

"Evindro, apa yang terjadi padamu?"

Nacha menaikkan alisnya, terlihat Evindro yang sedang menggigil dan sebagian rambutnya membeku ketika Nacha meninggalkan gubuknya.

"Selamat pagi Senior..." Evindro bicara sambil menggigil.

"Aku melakukan kesalahan dalam latihanku..."

Khasiat dari Lobak Sungai Es ternyata jauh lebih tinggi dibandingkan perkiraan Evindro, dia tidak bisa menyerap dengan sempurna setiap Lobak Biru itu sehingga menyebabkan efek samping setelah menumpuk energi yang tersisa dari beberapa Lobak.

Evindro bisa meredam hawa dingin menggunakan tenaga dalamnya sekaligus perlahan-lahan menyerap hawa dingin tersebut untuk memperkuat tulangnya. "Berikan aku waktu beberapa saat, aku akan membuat semuanya kembali seperti semula..." Evindro masih menggigil.

"Ambil waktumu, tidak perlu buru-buru. Aku akan mandi lebih dulu di danau." Nacha meninggalkan Evindro sendirian setelah berkata demikian.

Nacha baru kembali setelah satu jam berlalu, waktu dia kembali Evindro sudah lebih stabil. Setidaknya rambutnya tidak lagi membeku dan tubuhnya sudah berhenti menggigil, hanya suhu tubuhnya yang masih sedikit rendah.

Nacha memeriksa kondisi Evindro, setelah memastikan pemuda itu baik-baik saja, dia mengajaknya memasuki Hutan Kematian.

"Senior, anda sepertinya sangat kuat, apakah Hutan Kematian juga sesuatu yang berbahaya untuk Senior?"

Nacha tertawa pelan sebelum menarik jubah lengan kanannya, menunjukkan sebuah gelang berwarna emas berukiran simbol-simbol yang tidak Evindro mengerti.

"Andaikan tidak ada gelang ini, hanya ada sekitar sepuluh makhluk yang bisa mengancam aku di Hutan Kematian. Gelang ini menahan sebagian besar kekuatanku, jadi sekarang setidaknya ada seribu makhluk yang bisa membahayakan nyawaku."

"Seribu?! Senior, bukankah artinya Hutan Kematian sangat berbahaya bagimu sekalipun?"

"Bisa dibilang begitu, tetapi Hutan Kematian memiliki lebih dari seratus ribu spesies, jadi ada peluang satu persen untuk bertemu dengan sesuatu yang membahayakan nyawa kita berdua." Nacha tertawa kecil, tidak merasa terbebani.

Nacha menambahkan lokasi disekitar tempat tinggal mereka bisa dibilang aman, Nacha sengaja mencari tempat tinggal yang jauh dari makhluk-makhluk berbahaya.

"Hari ini kita tidak akan masuk terlalu jauh karena yang kita cari adalah kelinci, cukup banyak kelinci berkeliaran di sekitar sini... Ah! Baru saja dibilang." Nacha menunjuk ke satu arah.

Evindro menoleh ke arah tersebut, dia menelan ludah ketika melihat makhluk yang ditunjuk oleh Nacha. Evindro sudah menduga kelinci yang dimaksud Nacha pastinya bukan kelinci yang umumnya ditemui. Memang bentuk kelinci itu tidak biasa, selain matanya berwarna hijau terang, kelinci ini juga memiliki satu tanduk yang runcing tetapi yang paling mengejutkan Evindro adalah ukuran kelinci itu setara dengan ukuran sapi dewasa.

"Senior, apa kau yakin dia termasuk kelinci?" Evindro ikut menunjuk kelinci besar yang sedang memakan rumput seperti sapi.

1
Aman 2016
mantul Thor 💪💪💪
Aman 2016
jooooz pooolll
Aman 2016
mantab Thor lanjut terus updatenya
Aman 2016
top markotop Thor lanjut
Aman 2016
top top markotop lanjut terus Thor
Aman 2016
jooooz pooolll Thor lanjut
Aman 2016
lanjut terus Thor semangat semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!