Yasmine (26 tahun) Menikah dengan Evander Christophe (32 tahun) selama dua tahun.
Namun Yasmine tidak pernah diterima di keluarga Christophe karena latar belakangnya yang hanya merupakan anak yatim piatu.
Suatu ketika, sebuah insiden membuat Yasmine kehilangan calon anak pertamanya. Ia disalahkan, bahkan dianggap penyebab kematian calon anaknya sendiri.
Namun siapa sangka, usai ia memutuskan bercerai. Yasmine rupanya masih memiliki keluarga. Dia merupakan putri seorang konglomerat yang terkemuka dikota.
Dia tidak butuh lagi cinta dan Evander yang telah mencampakkannya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28.
Lama kelamaan, Yasmine merasa aneh dengan tubuhnya begitu Nolan pergi. Ia merasa, panas dan gerah.
Yasmine merasa seperti sedang sakit demam, namun suhu badannya normal. Kepalanya juga mendadak mulai pusing, tetapi Yasmine berusaha menguatkan dirinya untuk bersikap biasa tanpa menimbulkan kecurigaan orang.
"Ada apa denganku? Kenapa aku merasa aneh?" Gumam Yasmine.
Karena khawatir dengan kondisi tubuhnya sendiri, Yasmine akhirnya berjalan mencari jalan keluar dari Klab.
Tetapi tiba-tiba langkah Yasmine terhenti, saat kornea hazelnya melihat ke sudut ruangan yang ia lewati, ada dua orang yang Yasmine tidak asing sedang mengobrol.
"Bukankah pria itu Andrew? Dan Shovia?" Yasmine tidak bermaksud menguping obrolan orang, tapi begitu ia hendak melangkah lagi, Yasmine mendengar mereka mengobrol menyangkut namanya.
"Terimakasih sudah membantuku!"
"Jangan lupa untuk datang ke kamar lantai tiga!" Jawab Andrew sembari tersenyum menggoda.
"Ya. Tenang saja!" Jawab Shovia dengan sedikit malas begitu mendengar ucapan Andrew. "Kau sudah pastikan obat itu bekerja dengan baik, kan? Aku ingin Yasmine hancur!"
"Tentu! Jangan meragukan kemampuanku! Obat perangsang yang ku racik sangat manjur!"
Shovia tersenyum puas mendengar jawaban Andrew. Shovia tau, Andrew pernah menjadi seorang dokter beberapa tahun. Andrew dipecat dan diboikot bahkan pernah dipenjara karena meracik obat terlarang.
"Sampai jumpa tengah malam!"
Andrew lalu pergi setelah mengedipkan sebelah matanya pada Shovia. Shovia pun juga pergi untuk ke toilet.
Yasmine mengepalkan tangannya. Ingin sekali rasanya Yasmine memberi pelajaran pada Shovia, namun sekarang kondisinya semakin buruk.
"Shovia sialan!"
Yasmine tiba di pintu keluar. Tubuhnya sudah sulit dikondisikan, ia tidak pernah merasakan perasaan gelisah berlebihan seperti itu. Ia tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan seperti itu, meskipun Yasmine tau efek samping obat perangsang.
Yasmine berjalan kearah kursi didepan klab lalu duduk, ia susah payah meraih ponsel didalam tasnya sesekali menarik nafas panjang dan membuangnya.
"Renald sialan! Angkat teleponku!" Gerutu Yasmine dengan kesal karena beberapa kali panggilan, pria itu tidak kunjung mengangkat teleponnya.
Yasmine tidak membawa mobil, ia diantar Renald tadi dan pria itu langsung pergi. Tapi sekarang Yasmine kesulitan, ia tidak berani memesan taxi.
Renald, cepat jemput aku sekarang! Aku sedang tidak baik-baik saja, ada orang yang menjebak ku dengan obat perangsang! Aku tunggu didepan jalan klab!
Yasmine mengirim pesan berharap Renald segera membacanya. Wanita itu lalu berdiri, berjalan meninggalkan Klab dan menunggu Renald didepan.
Yasmine bersandar digerbang samping Klab milik peter. Sementara badannya mulai terasa gerah dan berkeringat. Bukan hanya itu, Yasmine merasa bagian-bagian tubuh sensitifnya juga terasa berdenyut tidak menentu.
"Aku harus bisa menahannya! Aku tidak boleh seperti ini!" Gumam Yasmine pada dirinya sendiri.
"Hai cantik, apa yang kau lakukan disini?" Tiba-tiba saja dua pria berbadan besar tinggi datang menghampiri Yasmine.
Yasmine terkejut mendengar suara asing tersebut, ia mengumpulkan kesadarannya dan menoleh.
Melihat dua pria itu yang seperti menatapnya dengan haus membuat Yasmine seketika waspada.
"Aku sedang menunggu seseorang, jangan menggangguku!" Sahut Yasmine.
Yasmine harus bisa menahan diri dan menjaga dirinya. Karena tidak ingin meladeni dua pria itu, Yasmine hendak pergi.
Dua pria yang seperti seorang preman tersenyum nakal. Mereka langsung menghadang jalan Yasmine di kanan dan depan.
"Eittsss!! Mau kemana sih? Buru-buru sekali!" Ucap salah satu pria itu.
"Bagaimana kalau kita bersenang-senang, dulu? Kami bisa memberikan pelayanan eksklusif yang paling terbaik untukmu, nona manis!"
Rupanya mereka adalah seorang gigolo yang Shovia sewa untuk meniduri Yasmine. Shovia ingin hidup Yasmine hancur dan tidak memiliki wajah untuk nampak didepan umum lagi.
"Aku tidak butuh! Jangan menghalangi jalanku! Jangan menggangguku!" Bentak Yasmine. Ia hendak melangkah lagi, namun pria itu memotong jalannya. "Menyingkirlah dari hadapanku, atau aku akan teriak!" Ancan Yasmine.
Tapi dua pria itu sama sekali tidak takut, justru mereka tertawa. Yasmine berada dikawasan jalan yang jarang dilewati umum.
Klab malam milik Peter bukan hanya klab biasa, tapi untuk bersenang-senang para pria hidung belang yang haus belaian. Dan juga para wanita yang kurang kasih sayang.
Didalamnya, Ada banyak pekerja seperti Gigolo dan kupu-kupu malam bagi yang membutuhkan.
Yasmine mulai ketakutan dan takut kenapa-kenapa. ia tidak ingin terjebak pria mesum seperti mereka.
Mereka menahan kedua tangan Yasmine secara tiba-tiba. Yasmine berusaha memberontak, namun saat tangan-tangan mereka menyentuh kulit halusnya, tubuh Yasmine terasa bergetar dan merespon.
Yasmine menggeleng, ia tidak mau jatuh kepelukan pria-pria bejat seperti mereka. Yasmine berusaha mengumpulkan kesadarannya dan memberontak.
"Akh, lepaskan aku!"
"Ayo ikut kami! Kami akan membantumu keluar dari penderitaanmu!" Salah satu pria itu bahkan berani meraba dada atas Yasmine yang terekspos.
Yasmine hanya mengenakan dress hitam selutut yang simple, dengan bagian dada berbentuk kotak dan lengan pendek. Yasmine menggeliat, ia hanya berusaha memberontak, tangannya ditahan satu pria, sedangkan pria yang satunya berusaha menyentuhnya.
"Lepaskan!" Yasmine menggelengkan kepala. Ia tidak boleh terlena dengan mereka. Tubuh Yasmine sungguh semakin berdenyut dipusat sensitifnya ketika pria itu meraba dadanya. Yasmine sungguh marah dan dilecehkan.
"Cepat kita bawa dia!" Pria yang menahan tangan Yasmine langsung mengangkat tubuh Yasmine seperti karung beras. Yasmine sudah terlalu pasrah dan tidak memberontak, meskipun sesekali ia berusaha menyadarkan diri.
Mereka berjalan pergi, namun tiba-tiba begitu membalik badan, dua pria sudah berdiri didepan mereka.
Evand mengepalkan tangannya dengan mata menyala tajam seolah siap menghunus ke jantung dua pria itu.
"Turunkan Yasmine!" Titah Evand dengan suara beratnya.
"Kau siapa, berani memerintah kami?" Balas pria itu.
Evand menggertakkan gigi, kedua tangannya semakin mengepal kuat. Ia langsung mengangkat tangannya memukul pria yang tidak menggendong Yasmine itu dengan kapalan tangan.
"Apa kalian tau sedang berurusan dengan siapa? Dia Evander Christophe. Wanita yang kalian bawa adalah istrinya!" Ucap Henry dengan tegas.
Kedua mata pria itu langsung terbelalak begitu mendengar nama Evander Christophe. Mereka tidak tau kalau dihadapan mereka adalah Evander Christophe, sahabat Peter pemilik klab.
"Tu tuan Christophe?" Pria itu langsung menurunkan Yasmine dengan ketakutan, Evand langsung meraih tubuh Yasmine yang lunglai seperti orang mabuk.
"Maafkan kami tuan, kami tidak tau kalau wanita itu istri anda!" Tanpa banyak kata, mereka langsung pergi dengan langkah cepat.
Evand menatap Yasmine yang bersandar di dadanya. Mata Yasmine tertutup, namun Yasmine tidak tidur. Yasmine hanya merasakan nyaman.
"Aku suka kehangatan ini! Aku seperti pernah menghirup aroma parfum ini!" Racau Yasmine tiba-tiba.
Tangan Yasmine masuk kedalam jaket bomber hitam yang Evand kenakan, meraba dada dibalik kaos hitam Evand. Yasmine bahkan mengendus-endus bak vampir yang mencari darah segar.
"Dingin... Gerah! Akh... Aku tidak tahan dengan ini!" Yasmine sungguh sudah gila.
Evand menatap Yasmine dengan bingung, begitu juga Henry. Evand menyentuh kening Yasmine, suhu badan Yasmine seperti normal, tapi keningnya terasa berkeringat dingin.
"Yasmine, sadarlah. Aku ini Evand!" Ucap Evand, ia mendorong Yasmine pelan untuk melepaskan diri dari Yasmine yang meraba-raba tubuhnya seperti seorang wanita yang butuh belaian.
"Evand? Evand pria jahat itu? Sialan, aku tidak perduli!"