Anto adalah pemuda malas. yang bermimpi untuk menjadi seorang penakluk di dunia ini.
tetapi Anto hanyalah pemuda miskin yang sangat malas.
Anto juga bukan pemuda yang kaya.
pekerjaan nya hanyalah melamun dan berkhayal.
tetapi Anto adalah pemuda pemberani dan baik hati.
mampukah Anto mewujudkan mimpi Nya yng muluk muluk.
ikuti kisah perjalanan Anto yang pemalas dan cabul. dan ini adalah cerita untuk umur ***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suryo Widodo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 28. aturan baru
Pak Mansur menatap tajam Bahrudin. Dia benar benar matah. Bercampur malu dengan kelakuan anak nya Bahrudin.
" din... Dasar kamu anak sialan... Apakah bapak mu mengajarkan seperti itu din..?
salah apa Anto padamu sampai kamu begitu kejam pada Anto haa..? Kamu membuat malu ke dua orang tua mu din."
Bahrudin pucat pasi, Bahrudin mencoba mengelak tuduhan yang di tujukan ke pada nya.
" tidak pak... Kejadian nya tidak seperti itu... Pasti ini ada yang salah pak..."
Pak sarmo semakin marah mendengar ucapan Bahrudin.
" eh.... Apa kamu bilang... ber arti kamu menuduh saya dan anak saya mengada ada Bahrudin... Apa kamu menganggap anak saya yang menggoda kamu Bahrudin...?
Kamu merendahkan anak ku Bahrudin..."
Bahrudin semakin bingung untuk menjawab. Dia benar benar mati kutu..
" bunga... Kemari kamu nak... Tidak usah kamu takut ataupun malu, ke benar an harus terungkap sekarang juga nak .!"
Bunga di antar oleh ibu nya mendatangi bapak nya, lalu bunga menceritakan ke jadian yang di alami nya, semua warga sontak semakin geram dengan Bahrudin, akhir nya Bahrudin dan keluarga nya di usir dari kampung itu.
walau pak Mansur sudah me mohon mohon kepada pak sarmo untuk tidak mengusir nya. Tetapi semua warga menolak keluarga Bahrudin. Mereka sepakat akan membakar rumah pak Mansur jika pak Mansur tidak mau pergi dari kampung itu. Ber akhir sudah keluarga pak mansur menjadi penduduk kampung kebluk yang aman dan sejahtera, pak Mansur tidak bisa menuntut ganti rugi atas lahan sawah nya, karena lahan sawah adalah warisan turun temurun dengan perjanjian. Dulu para leluhur membuka tempat itu yang masih berupa hutan, Meraka membuka per sawah an bersama dengan pembagian yang rata. Dengan perjanjian seluruh keturunan masing masing leluhur untuk tidak saling menyakiti. Dan setiap ada masalah seharus nya di rembuk bersama, di karang ada per selisih an. Apa bila ada yang ingkar dari perjanjian.. Maka orang tersebut akan ke hilangan hak sawah milik nya. Dan wajib di usir dari kampung yang di bangun para leluhur itu. Dan perjanjian tertulis itu masih di pegang oleh pak sarmo sebagai sesepuh desa.
akhirnya, pak Mansur ber serta keluarga nya pergi dari kampung itu sambil mendorong gerobak berisikan harta mereka yang bisa mereka bawa.
ber akhir sudah Bahrudin dan keluarga nya menjadi warga kebluk.
kita tinggal kan bunga dan keluarga nya, sekarang , kita kembali ber alih ke tempat Anto.
Anto dan Maya masih masih berpelukan dalam ke adaan telanjang bulat. Ke lihat an nya, mereka habis melakukan sesuatu. Tetapi entah lah, author tidak tahu dan tidak mau mencari tahu.
" kangmas... Setelah rencana mu yang sekarang telah berhasil... Apa yang harus kita lakukan ke pada mereka kangmas..?"
ternyata, perebutan ke pemimpinan yang di lakukan oleh Maya adalah rencana Antok.
" sayang,, aku ingin mereka di rubah agar tidak menjadi penjahat lagi.. Kita arah kan barja dan anak buah nya untuk berkerja mengelola kota ini, kita atur pasar yang semrawut itu, kita atur lahan nya untuk sebagian menjadi tempat parkir. Pokok nya besok saja sayang.. mas punya rencana yang bagus untuk mereka."
Maya yang mendengar Antok berbicara panjang lebar,, sebenarnya tidak begitu paham apa yang di rencanakan Antok untuk barja dan anak buah nya.
" iya kang mas... Semua terserah ke padamu, aku hanya melaksanakan saja apa yang kamu perintah kan.. Tapi ngomong ngomong,, kapan punya kangmas akan di masukan ke tempat Maya kangmas... Maya sudah tidak sabar lagi pengen tahu rasa nya.."
Eh... Ternyata Maya dan Anto tidak ber kultivasi ganda, ternyata Anto dan Maya hanya saling memuaskan di luar saja.
dengan tersenyum, Anto menjawab permintaan Maya.
". Yang sabar ya sayang... Nanti bila tugas dari eyang sangga langit telah selesai,, kita pulang ke kampung untuk menikah sayang... Selanjutnya, aku akan memenuhi permintaan mu kapan pun.. Sayang.."
Maya mengecup bibir Anto sambil berkata.
". Terimakasih kangmas. Seharus nya aku hanya menjadi pelayan dan budak mu. Aku tidak boleh menuntut apapun dari kangmas... Dengan di perlakukan seperti ini saja, aku sudah sangat tersanjung kangmas... maaf kan aku yang terlalu banyak menuntut ya kangmas."
Anto tersenyum dengan pernyataan Maya.
" tidak sayang,,, kamu bukan pelayan ku... Apa lagi budak ku.
kamu adalah belahan jiwaku sayang... Selama nya kita akan bersama."
Maya semakin tersanjung dengan ucapan Anto. Lalu Maya berbisik ke telinga Anto.
". Mas... Sekali lagi sebelum bobok ya..!.."
Anto mengarahkan tangan nya ke kue apam nya Maya. telapak tangan nya mendekap kue apem yang hangat. sedang tangan yang satu nya lagi bermain di pucuk gunung.
Maya mendongak mata nya mendelik berubah putih semua..
dan mulut nya mendesis desis seperti ular.. Anto menatap wajah Maya yang menahan ke nikmatan.. Sungguh.. Anto pun sebenar nya ingin mencoblos Maya, tetapi dengan berbagai pertimbangan, Anto terpaksa bersabar..kita singkat saja. Karena tidak enak membicarakan Anto dan Maya yang belum resmi menikah.
Pagi telah menjelang, Anto dan Maya bersiap siap untuk meninjau lahan yang nanti nya akan di jadikan sumber penghasilan untuk kelompok preman yang sekarang sudah takluk ke pada Maya.
" barja... Ayo cepat kita berangkat,, hari keburu siang barja..!"
barja datang dengan tergesa gesa.. Terlihat dua belum selesai sarapan.
" mari nona besar,, mari tuan muda.. Kita berangkat ke pasar tradisional terlebih dahulu.."
Kata barja yang mengusulkan lahan pasar terlebih dahulu, karena di pasar lahan yang paling rawan, juga paling besar pendapatan nya. Setelah sampai di lokasi, barja , Maya. Dan Anto di sambut oleh anak buah barja yang sedang nongkrong sambil mengawasi situasi.
" Wawan, kamu kumpulkan anak anak di sini cepat..!"
Perintah barja ke salah satu anak buah nya yang mendapat bagian tugas di pasar. Setelah semua berkumpul.. Maya mengajak semua anak buah barja berkeliling.
". Barja... Kamu lihat itu... Di depan pasar sangat semrawut. Kamu atur pedagang dan pemakai motor , kamu bikin lahan parkir di tanah kosong itu.
dan pedagang harus kamu tertibkan biar semua lancar.. Setelah semua lancar . Kamu boleh menarik uang parkir tiap motor, tapi tarip nya tidak boleh lebih dari dua ribu. Dan setiap pedagang boleh kamu tarik retribusi ke bersihan dan ke amanan, tarip nya tidak boleh lebih dari tiga ribu. Mulai sekarang.. Kamu dan anak buah mu kerja...! Kamu paham barja...!"
Barja menganggukan kepala dengan patuh, lalu Anto, Maya dan barja melanjutkan meninjau jalanan, dan seperti tadi. Maya mengarahkan untuk mengatur motor yang hendak belanja di depan toko. Dan mereka di ijin kan menarik retribusi jasa. Tarip nya tidak boleh lebih dari dua ribu. Setelah semua lahan telah di tetapkan pendapatan retribusi tergantung dari per daerah nya, apakah daerah rame atau sepi.. Maya mengajak pulang ke markas. Lagi lagi Maya sudah tidak tahan untuk di cumbu Anto.
Bagaimana nanti nya para preman itu, kita simak di bab berikut nya.