NovelToon NovelToon
I Became An Extra In My Own Story

I Became An Extra In My Own Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Transmigrasi
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: MagnumKapalApi

Yoga Permana, 22 tahun, pekerja biasa yang hidupnya terasa hampa setelah patah hati dan gagal move on dari cinta pertama. Pelariannya? Menulis webnovel… meski lebih sering buka Facebook daripada nulis.

Suatu malam, saat mencoba menulis prolog novel barunya Pe and Kob, laptopnya rusak, lalu menariknya masuk ke dalam dunia novel yang bahkan belum ia selesaikan.

Kini terjebak di dunia isekai hasil pikirannya sendiri, Yoga harus menjalani hidup sebagai karakter dalam cerita yang belum punya alur, belum punya nama kerajaan, bahkan belum punya ending.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MagnumKapalApi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 - Menuju Bab 1 Bagian 2 (6)

Aku melompati dahan-dahan, memutari mereka dari atas pepohonan, memposisikan diriku membelakangi para penyihir, jumlah mereka dua, satu dihadapanku namun satu berada diposisi yang lain.

Ditambah tiga penyerang jarak jauh, disana pemanah, bercengkrama dengan tiga penyerang jarak dekat pengguna pedang normal. Dua yang lain menggunakan tombak dan pedang besar.

“Seandainya aku bisa membuat lingkaran sihir dari posisi yang lain...”

Pikiranku buntu, namun harus tetap tenang, percayalah pada kemampuan diri.

Kubuat sihir pertama ditangan kanan.

“Feuerpfeil” kurapalkan sihir panah api pertama, namun belum kulepaskan. Kemudian merapalkan kembali sihir yang sama ”Feuerpfeil”

Sihir panah api menjadi dua, kubuat dari tangan kanan, dua lingkaran sihir tercipta, fokus ku terjaga.

Untuk tangan kiri juga sama.

Tetap fokus, pergerakanku harus pas saat kulepaskan dan tetap waspada.

Kulepaskan sihir yang pertama.

Whooosshhh!!

Panah api melesat, sebelum mengenai bandit pemanah pertama aku melompat ke dahan yang lain.

Tubuhku melayang ke sisi dahan sebelah kiri yang jauh dari posisi sebelumnya, sebelum kaki memijaki dahan sihir kedua kulepaskan pada penyihir.

Whooossssh!!

Tangan kananku sudah tak memiliki lingkaran sihir, kurapalkan sihir angin ringan dan ku arahkan pada dahan pohon yang jauh disebelah kanan.

“Leichter Wind”

Zrrkk!! Zak!!

Sihir panah api tertancap dari arah belakang pemanah dan satu penyihir. Tepat dibagian jantung.

Kulepaskan sihir angin ringan pada dahan pohon rapalan sihir panah api pertama.

Bssshhh!!

Angin itu melesat dan menghantam pohon.

Brakk!!

Seperti suara hantaman.

“Kita diserang!!” panik bandit.

Kepanikan dimulai, penyihir dan para pemanah menyerang pada dahan yang kurapalkan sihir angin.

Kulakukan pola yang sama, menimbulkan kepanikan tahap lanjut pada para bandit.

Whoossshh!! Whooossssh!!

Bssshhh!!

Zrrkk!! Zak!!

Sihir panah api berhasil mengenai dua pemanah, namun satu meleset tak tepat pada jantung, kondisinya kritis tak mungkin dapat bertarung.

Sihir angin sebagai pengalihan, agar diriku tidak diketahui dimana, dengan Mana yang kutekankan posisiku tak diketahui, penggunaan Ki dapat menjaga fokusku pada jantung bandit.

Ingin kupakai teknik Sewu, seribu panca indra itu, namun penggabungan Mana dengan Ki bukan hal yang tepat. Mana akan bocor, posisiku akan terlihat.

“Keluarlah kalian!! Dasar pengecut.”

Bandit mengira aku berkelompok, dalam benak mereka, menyerang sekelompok bandit seorang diri itu bukan hal yang bijak.

Dua bandit lainnya keluar dari kereta kuda.

Sialnya mereka tahu posisiku.

“Hei penyihir, serang pohon itu!!”

Satu penyihir mengarahkan serangan padaku.

Sihir bola api yang cukup besar, tak mungkin kuhindari.

Seketika, kuaktifkan Sewu, refleks meningkat, dalam sekejap kurapalkan sihir perlindungan.

“Windmaure”

Sihir dinding angin, menghempaskan bola api menuju langit.

Dedaunan pohon di dahan yang kupijaki terbakar, perlahan memperlihatkan sosok diriku pada mereka.

“Anak kecil?!”

“Belum lagi dia perempuan?!

“Boss berikan perintah!!”

“Bunuh saja dia membuatku kesal!”

Sembur mereka dalam kepanikan, bukan sekelompok, melainkan satu orang anak menyerang kelompok bandit.

Dari posisiku aku melihat para tahanan yang terikat.

Karena Sewu ku aktifkan, aku menjadi lebih peka. Diantara para tahanan, satu elf memiliki Mana melimpah, namun belenggu ditangannya seperti menahan Mana, para bandit menyerangku.

Saat ingin kurapalkan sihir, pemanah dan penyihir mengganggu rapalanku.

“Tak mungkin mengalahkan mereka sendirian.” batinku, dengan nafas terengah.

Penyihir jarak dekat mengejarku disetiap dahan, mereka melompat dari belakang dan depan, aku mengencangkan kaki dengan Mana dua kali lipat dari sebelumnya.

Sedangkan yang berpedang besar, hanya memperhatikan dari tanah. Tak mungkin mengejarku dengan pedang sebesar itu ke atas pohon.

Zrrkk!!

“Arrgghhh” batinku meringis.

Satu tebasan kecil, tak terlalu dalam mengenai lenganku.

Ku semakin laju menghindari, namun otakku bekerja lebih keras dibawah alam sadar, mungkin bisa disebut insting bertahan hidup.

Aku rapalkan sihir, tak benar-benar ku rapalkan, hanya untuk mengecoh penyihir.

Penyihir menyerang dengan sihir bola apinya yang besar, namun lompatan ku presisi, mengarah pada dua bandit.

Dalam sekejap, aku menghindar, mengenai dua bandit dibelakangku.

Brrrrrrhhh!!

Mereka terbakar. Terjatuh dari ketinggian pohon.

Boss bandit semakin kesal dengan raut wajahnya.

“Anak pelacur!”

Pedang bandit yang terhempas karena sihir rekannya ku ambil seketika saat aku melayang dari dahan ke dahan.

Kukencangkan otot lengan dengan Mana, menghempaskan dua pedang bersamaan mengarah pada bandit penyerang jarak jauh, tepat dikepala mereka.

Zrrkk!! Zak!!

Aku turun menuju para tahanan, tujuanku elf dengan Mana besar.

Sisa bandit yang masih hidup menyerangku membabi buta, aku hanya menghindar menemui celah. Termasuk boss bandit, namun pria berpedang besar itu lambat.

Semakin dekat, dengan jarak tiga meter dari para tahanan.

“Siegelbreacher” tanganku mengarah pada elf yang terbelenggu penahan Mana, rapalan sihir kuno pelepas segel sihir. Hanya aku yang tahu sihir kuno itu sebagai penulis novel Pe and Kob.

Takkk!!

Belenggu terlepas.

“Sandra terlepas, sisanya kuserahkan padamu.”

Raut wajahnya menatap pada belenggu sihir, elf itu sadar dirinya terlepas, ia berdiri.

Sihir angin berwarna hijau tanpa rapalan. Satu per satu bandit mati dalam sihirnya.

“Hatur nuhun budak manusa, ti ayeuna, giliran abdi nu ngabantai maranehna.” (Terimakasih anak manusia, mulai dari sekarang, giliran aku yang ngebantai mereka.)

Dengan raut wajah yang menyeramkan, menyerang dengan amarah.

Aku terkejut, bukan karena raut wajahnya.

“Teteh-teteh sunda berkedok elf!!.” batinku, dengan wajah datar.

Tak lama dari belenggu yang terlepas.

“Arrrgghhh!”

“T-tidak!”

Rintihan siksa dan kematian dari elf berambut hijau itu. Tak satupun yang utuh, tubuh terbelah dua, tangan dan kaki tercincang, kepala terhempas dari tubuhnya.

“Serem banget jirr” batinku bergumam karena kengerian. Sekejap, tanah menjadi daratan penuh darah.

Tubuhku gemetar, namun tak ada rasa takut. Bahkan hatiku biasa saja setelah membunuh para bandit.

“Apa, aku masih manusia?” pikirku dalam diam. “ahh ngapain dipikirin, kalo dipikir-pikir, memangnya aku pikirin.” mencoba untuk tetap rasional dengan kondisi yang ada.

Aku menatap ke arah lain.

Para tahanan bandit, maksudku sandra, terdiri dari manusia dan elf.

Elf itu tersenyum padaku.

“Anjeun... Kusabab anjeun parantos nyalametkeun abdi sareng rerencangan, abdi sareng rerencangan ngahaturkeun nuhun pisan sakali deui.”

(Kamu... Karena kamu menyelamatkan aku dan yang lainnya, sekali lagi kami berterima kasih.)

Aku menjawabnya dengan bahasa yang sama.

“Sami-sami” (sama-sama)

“Dupi anjeun tiasa nyarios basa manusa?” (Apa kamu bisa berbahasa manusia?)

Jelas saja, dalam premis yang kubuat untuk novel Pe and Kob, ras fantasy ku ambil dari budaya Nusantara, salah satunya elf dengan bahasa sukunya. Sedangkan manusia memakai bahasa Indonesia.

Melihat elf secara langsung, selama enam tahun ku bertransmigrasi. Ini kali pertamanya aku merasa benar-benar di dunia fantasy.

Ditambah, dadanya sebesar gunung puncak jaya, gunung terbesar di negaraku saat dibumi.

1
Nisa
elep sunda wkwkwk
Orang Aring
konsepnya menarik
Pramono
world buildingnya bagus, cuman bingung aja di pemetaan
Tiga Titik Hitam: kurang ahli soal pemetaan
total 1 replies
Sarah
lumayan
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Maaf… bukannya aku tidak ingin terlalu ikut campur dengan urusan kalian…" napasku terasa berat di dada. "Tapi aku juga bukan anak kalian." Pandanganku mengabur sejenak. "Aku hanyalah anomali. Penulis naskah yang entah bagaimana terjebak di tubuh Lala anak kalian…" batinku, sambil melangkah perlahan menuju jendela, seolah setiap langkah menambah beban di pundakku.

Kesannya lebih menyesakkan dan ada tekanan batin. Karena si MC ini tau, kalau dia kabur dari rumah tersebut. Orang tua asli dari tubuh yang ditempati oleh MC, akan khawatir dan mencarinya.
Tiga Titik Hitam: shappp paman/Applaud/
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ: Itu aja sih masukkan dari saya kak
total 2 replies
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Lanjut baca ✌️
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dititip dulu likenya. Nanti lanjut baca lagi
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Good kak ✌️
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Nah kan... Ini yang selalu saya pikirkan 🤣
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
666
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dikirain namanya bakal punya marga. Ternyata enggak. Soalnya dilihat dari sampulnya sih ada bangunan fantasi abad pertengahan.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Sebenarnya sih lebih enak "Gak" daripada "Ga" waktu lihatnya kak
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ: Itu hanya menurut aku ya kak
total 1 replies
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Buwung nya ilang 🗿
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Pe and Kob. Keseringan kebaca jadi PeKob :v
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Saran kak. Supaya lebih enak dibaca harusnya begini "Layar laptopku mulai retak seperti pecahan kaca, padahal sebelumnya belum pernah terjatuh." itu aja sih kak.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ: Gpp kak. Saling berbagi ilmu. Saya juga ilmunya masih dikit ilmunya kak ✌️
Tiga Titik Hitam: ku lupa balas komenmu jir, saranmu oke udah kuliat dinovelmu bg—lumayan serap sedikit ilmu/Smile/
total 2 replies
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Jd keinget salah satu anime yang dimana villain utamanya terlalu op dan kalah sama MC karena karet gelang yg dilempar MC.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Gak usah pake prolog klo malas nulis prolog :v
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Mulyono /Hammer/
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Ngomong² soal "Citayam" jadi ke inget "Citampi Story"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dibagian "filem" bukannya lebih enakkan story atau alur ya kak? Nanya aja sih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!