NovelToon NovelToon
Pemburu Para Dewa

Pemburu Para Dewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sistem / Kelahiran kembali menjadi kuat / Akademi Sihir / Harem / Elf
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ex_yu

Mati sebelum kematian, itulah yang dirasakan oleh Jeno Urias, pria usia 43 tahun yang sudah lelah dengan hidupnya. keinginannya hanya satu, mati secara normal dan menyatu dengan semesta.

Namun, Sang Pencipta tidak menghendakinya, jiwa Jeno Urias ditarik, dipindahkan ke dunia lain, Dunia Atherion, dunia yang hanya mengenal kekuatan sihir dan pedang. Dunia kekacauan yang menjadi ladang arogansi para dewa.

Kehadiran Jeno Urias untuk meledakkan kepala para dewa cahaya dan kegelapan. Namun, apakah Jeno Urias sebagai manusia biasa mampu melakukannya? Menentang kekuasaan dan kekuatan para dewa adalah hal yang MUSTAHIL bagi manusia seperti Jeno.

Tapi, Sang Pencipta menghendaki Jeno sebagai sosok legenda di masa depan. Ia mendapatkan berkah sistem yang tidak dimiliki oleh siapa pun.

Perjalanan panjang Jeno pun dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ex_yu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28. Syrelith, Pengasuh Kristal Neraka.

Bab 28. Syrelith, Pengasuh Kristal Neraka.

Gua itu membentang seperti perut dunia yang terbuka lebar. Langit-langitnya menjulang tinggi hingga tertelan kegelapan, dihiasi kristal-kristal hijau keperakan yang bergelantungan bagaikan bintang-bintang yang membeku dalam waktu abadi. Setiap kristal memantulkan cahaya sihir yang dibawa Kael dan Doru, menciptakan permainan cahaya yang menari-nari di dinding batu seperti hantu-hantu masa lampau.

Setiap langkah mereka bergema dalam kesunyian yang menindas, mengingatkan betapa kecilnya keberadaan mereka di hadapan keagungan purba ini. Udara terasa menyesakkan, dipenuhi aroma kotoran hewan yang tajam bercampur hawa panas lembap yang menguar dari kedalaman gua, seakan napas naga raksasa yang tertidur di dalam perut gunung.

Luna Urias melangkah dengan anggun di samping kanan Jeno, wujud aslinya sebagai Lupharion tetap dalam bentuk wanita yang mempesona. Rambut peraknya berkilau lembut seperti kabut yang melayang di atas danau beku pada fajar, namun matanya tidak pernah berhenti bergerak, memindai setiap bayangan dengan kewaspadaan seorang predator sejati.

"Tempat ini..." Rinka bergumam, suara Darewolf-nya nyaris tak terdengar di tengah keheningan yang mencekam.

Telinganya bergerak gelisah, menangkap getaran yang tak kasat mata. "Bukan sekadar sarang Wyvern. Bau darah mengendap di sini... bercampur sihir yang tidak wajar. Sesuatu yang salah."

Perjalanan mereka membawa pada penemuan yang mengejutkan, di balik bebatuan dan reruntuhan tulang-belulang binatang dan manusia, tambang mithril murni berkilau keperakan terhampar. Urat logam mulia itu melingkar seperti sistem akar raksasa, tertanam begitu dalam di dinding gua seolah menjadi bagian integral dari struktur itu sendiri.

Rei berseru girang ketika menemukan bongkahan besar yang berkualitas tinggi, matanya berbinar dengan keserakahan seorang pedagang sejati. "Ini... mithril dari Era Ketiga! Kualitasnya luar biasa... mungkin senilai dua koin emas per gram!"

Namun Jeno tidak tersentuh oleh kemilau logam mulia itu. Matanya terfokus jauh ke depan, menangkap sesuatu yang tidak terlihat oleh yang lain, ia merasakan pancaran energi asing yang berdenyut seperti jantung kegelapan. Tanpa sepatah kata, ia melangkah maju dengan keteguhan yang tak tergoyahkan.

Aura yang mengalir dari tubuhnya cukup kuat untuk membuat rekan-rekannya secara naluriah mengikuti, seakan ditarik oleh gravitasi kekuatan yang tak terlihat. Mereka berjalan dalam keheningan yang hampir ritual, menyusuri lorong yang semakin menyempit hingga berakhir pada sebuah kubah raksasa.

Dan di ujung gua mereka menemukan benda yang mengejutkan.

Kristal Raksasa berdiri dengan kemegahan yang mengerikan di tengah altar berbentuk lingkaran dari batu hitam yang bersinar dengan cahaya yang tidak alami. Struktur itu berbentuk oval, setinggi menara kastil, berdenyut dengan ritme yang hipnotis seperti jantung entitas kosmik. Dari dalam transparansi kristal yang berkilau, sosok-sosok kecil menggeliat dalam cairan keperakan: embrio Wyvern yang tumbuh dalam ketidakwajaran, makhluk-makhluk buatan yang menentang hukum alam itu sendiri.

Tubuh mereka yang belum sempurna tampak transparan, kulit yang setengah terbentuk berkilau dengan aura magis yang begitu kuat hingga membuat udara di sekitarnya bergetar. Ini bukan kelahiran alami, ini adalah penciptaan, sebuah anomali yang melanggar tatanan semesta.

Dan di hadapan kristal yang menjijikkan itu, sosok wanita duduk dengan anggun di singgasana emas yang melayang tanpa menyentuh tanah, seorang wanita yang kecantikannya menyakitkan mata. Sayap kelelawar hitam legam terbentang di belakangnya, begitu lebar hingga ujung-ujungnya menghilang dalam bayangan. Tubuhnya ramping dan sempurna dengan cara yang tidak manusiawi, seolah dipahat oleh misteri alam semesta.

Rambut hitam legamnya mengalir seperti air terjun kegelapan, dihiasi guratan merah darah yang berkilau seperti pijar api cair. Sepasang tanduk iblis melengkung indah dari pelipisnya, dan mata merahnya.. oh, mata itu menyala seperti kristal yang dipanaskan dalam api neraka, menatap langsung ke jiwa Jeno Urias dengan intensitas yang membuat realitas di sekitarnya bergetar.

Kulitnya pucat dengan semburat ungu yang hampir tidak terlihat, memberikan kesan makhluk yang tidak pernah merasakan sentuhan sinar matahari. Kecantikannya bukan jenis yang mengundang hasrat, ia seperti lukisan iblis yang menatap balik dari kanvas terkutuk, indah namun mengerikan pada saat bersamaan.

"Sudah lama aku menunggumu, manusia terpilih," suaranya mengalir seperti madu yang dicampur racun, merdu namun menyimpan ancaman yang tak terucapkan. Setiap kata yang keluar dari bibirnya seolah memiliki kekuatan untuk mengubah realitas itu sendiri.

Dalam sekejap mata, Rinka dan timnya menarik senjata dengan gerakan refleks seorang veteran. Luna bergerak dengan kecepatan kilat, menempatkan dirinya di depan Jeno dengan postur protektif yang tidak akan mundur meski langit runtuh.

"Siapa kau?" tanya Jeno. Suaranya tenang seperti permukaan danau sebelum badai, namun mengandung kewaspadaan yang tajam seperti bilah pedang yang baru diasah.

Wanita itu tersenyum, senyuman yang bisa membuat bunga layu dan burung jatuh dari langit. "Namaku bukanlah sesuatu yang mudah dilupakan, namun tak semua telinga layak mendengarnya. Tapi di masa ketika dunia masih muda dan kegelapan belum tertidur, para penjaga dimensi memanggilku... Syrelith, Pengasuh Kristal Neraka."

Seketika itu juga, aura yang keluar dari tubuhnya meledak dengan kekuatan yang membuat kristal-kristal di langit-langit gua bergetar. Warna hitam dan ungu yang pekat membentuk siluet sayap iblis raksasa di belakangnya, sementara jubah bayangan berdesir di sekelilingnya seperti api yang terbakar di bawah air, menentang hukum fisika dengan keangkuhan yang mutlak.

Luna dengan cepat merentangkan telapak tangan kanan ke depan untuk memblokir aura sihir, sehingga tidak menekan tubuh Tim Serigala Pemburu.

"Kau menyebutku manusia terpilih," Jeno melanjutkan, matanya tidak pernah lepas dari sosok yang mengancam di hadapannya. "Apa maksudmu?"

Syrelith melangkah turun dari singgasananya tanpa suara, setiap langkah kakinya meninggalkan jejak sihir yang berpijar di udara seperti bara api yang tidak pernah padam. Gerakan tubuhnya mengalir seperti air, namun membawa aura kematian yang bisa membuat setiap makhluk hidup di sekitarnya bergidik ngeri.

"Wyvern-wyvern yang kau lihat ini," ia menunjuk ke arah kristal dengan gerakan yang penuh dramatis, "bukan hasil kelahiran alami. Mereka adalah bagian dari Proyek Rekonstruksi... sebuah visi untuk menciptakan dunia baru dari abu dunia lama. Kristal ini adalah Rahim Kegelapan, dibuat untuk memunculkan ras yang superior, ciptaan para dewa yang telah dibuang dari surga mereka sendiri."

Mata merahnya berkilau dengan intensitas yang membuat udara bergetar. "Dan kau, Jeno Urias... darah yang mengalir dalam nadimu memiliki kekuatan untuk memperkuat bentuk fisik ciptaan-ciptaan ini. Kau adalah kunci terakhir untuk kesempurnaan mereka."

Syrelith mengetahui nama Jeno berkat sistem yang hanya menunjukkan identitas lawannya, namun ia tidak dapat mengukur seberapa besar kekuatan sejati yang tersembunyi di balik nama itu. Yang ia tahu hanyalah kekuatan yang ditunjukkan Jeno saat mengalahkan Skorax Wyvern, sebuah prestasi yang cukup untuk membuatnya tertarik, namun tidak cukup untuk membuatnya takut.

Kael berteriak dengan suara yang bergema di seluruh gua, "Itu gila! Ini adalah eksperimen terlarang yang melanggar segala hukum alam dan ilahi! Makhluk-makhluk seperti ini akan memusnahkan seluruh benua jika dibiarkan tumbuh dan berkembang biak! Kakak Jeno, kita harus menghancurkan utusan iblis ini sebelum ia membawa kehancuran kepada Kerajaan Lumina dan seluruh dunia!"

Jeno mengangguk sebagai respon, tapi pikirannya mengenang perjalanan dalam beberapa hari ini di dunia Atherion. Yang tidak ia mengerti, ia tidak terkejut, heran, maupun ketakutan saat berhadapan dengan mahkluk-mahkluk yang baru pertama kali dilihatnya, justru hati dan pikirannya sangat tenang seolah sudah pernah dialami berkali-kali. Bahkan rasa sakit terkena hantaman cakar Skorax Wyvern sebelumnya seperti cubitan baginya.

Seolah tahu apa yang dipikirkan oleh Jeno, Angelina asisten sistem menjawab tanpa diminta, suaranya yang lembut terdengar di benaknya. "Intelligence yang tak terukur membuat Anda tidak mudah dipengaruhi, dan garis darah Superhuman membuat Anda menjadi superior."

1
black swan
...
Kang Comen
Udh OP malah gk bisa terbang ????
Situ Sehat ??!
Kang Comen
lah mkin trun jauh kekuatan nya....
Buang Sengketa
masih pingin baca petualangan excel 😁
Stra_Rdr
kerennnn🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!