Anand dan Shan, dua sepupu yang tumbuh bersama, tak pernah membayangkan bahwa hidup mereka akan berubah begitu drastis.
Anand dikhianati oleh kekasihnya—wanita yang selama ini ia cintai ternyata memilih menikah dengan ayahnya sendiri. Luka yang mendalam membuatnya menutup hati dan kehilangan arah.
Di sisi lain, Shan harus menelan kenyataan pahit saat mengetahui kekasihnya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Pengkhianatan itu membuatnya kehilangan kepercayaan pada cinta.
Dalam kehancuran yang sama, Anand memutuskan untuk menikahi Shan.
Lantas apakah yang akan terjadi jika pernikahan tanpa cinta dilakukan? Akankah luka dapat disembuhkan dengan mereka menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izzmi yuwandira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28
Hari itu, Mikha membawa Virzha ke rumah Yani. Udara terasa berat, tak hanya karena cuaca yang mendung, tapi juga karena beban besar yang mereka bawa bersama.
Yani membuka pintu dan menatap laki-laki yang berdiri di samping putrinya.
Yani memandangi Virzha dengan heran.
“Siapa dia, Mikha?”
Mikha dengan tenang menjawab.
“Dia ayah dari anak yang aku kandung, Bu.”
Yani terperanjat, matanya membelalak seketika.
“Dia? Kamu yakin, Mikha?”
“Yakin, Bu. Aku ingat semua kejadian itu.”
Yani merasa pikirannya berputar. Ia tahu bahwa kehamilan Mikha terjadi setelah suntikan sperma yang diberikan Mona sperma yang bahkan tidak diketahui berasal dari siapa. Bagaimana Mikha bisa begitu yakin?
“Tapi... bagaimana kamu bisa tahu pasti? Bukannya itu...”
“Aku tahu apa yang terjadi, Bu. Aku nggak mungkin salah.”
Suasana menjadi semakin tegang. Mikha menggenggam tangannya sendiri erat, berusaha menahan gemetar.
“Kami ingin menikah.”
Yani menarik napas dalam. Pilihan yang sulit, tapi apa lagi yang bisa dilakukan? Ia tak sanggup membayangkan anaknya harus membesarkan anak tanpa sosok suami. Tapi... pria ini, siapa dia sebenarnya?
Virzha menundukkan kepala, lalu bicara.
“Maafkan saya, Bu, atas semua yang telah terjadi. Saya tahu perbuatan saya sangat tidak terpuji, tapi semua ini... adalah kecelakaan. Waktu itu saya tidak sadar sama sekali. Mikha yang mengingat semuanya.”
Yani memandangi pria itu dengan tajam, mencoba membaca ketulusan di matanya.
Virzha dengan serius mengatakan.
“Sebelumnya saya harus jujur... saya sudah berkeluarga. Saya punya seorang anak... dan usianya... seumuran Mikha.”
Yani semakin terkejut. Dadanya berdegup kencang, ya di usia seperti ini mustahil jika pria ini masih melajang. Pasti dia sudah berkeluarga, tapi siapa istrinya? Siapa pula anaknya?
“Seumuran Mikha? Istri Anda siapa?”
Virzha diam sejenak, wajahnya menegang. Mikha menatap ibunya dan Virzha bergantian. Suasana seketika terasa semakin mencekam.
“...Istri saya adalah Ranika. Dan anak kami... Arka, Anand, dan Noya”
"Arka telah menikah" lanjut Virzha.
Yani menahan napasnya. Ia terdiam. Nama itu Anand. Anak yang beberapa kali ia dengar dari Mikha, anak yang pernah disebut Mikha sebagai orang yang dia cintai, dan Ranika? Berarti Virzha adalah menantu Mona?
"Anand?? Bukankah itu..."
"Iya itu mantan pacar ku" jawab Mikha.
"Bagaimana bisa Mikha? Kamu menikah dengan pria yang merupakan ayah dari pacar mu sendiri???"
"Aku dan Anand sudah putus, lagipula Anand nggak mungkin menerima ku yang seperti ini"
Yani memijat pelipisnya, Yani teringat perkataan Mikha tentang pembalasan dendam yang akan ia lakukan pada Mona dan Ranika. Apakah menikah dengan Virzha adalah salah satu dari rencananya?
"Saya akan segera menikahi Mikha, takut perutnya akan semakin membesar"
Yani tidak bisa berkata-kata, Mikha akan tinggal serumah dengan Mona dan Ranika, pasti mereka akan terus mengusik hidup Mikha.
Yani terdiam cukup lama. Tatapannya kosong menembus dinding rumah, seolah jiwanya sedang berjalan jauh dari tempat itu. Tapi akhirnya ia bicara, pelan dan berat
“Baik... kalau itu memang keputusanmu, Mikha. Ibu setuju.”
Mikha tahu, ibunya pasti sangat terpukul. Keputusannya bukan hanya soal pernikahan, tapi juga soal harga diri menikahi suami orang demi menyelamatkan anak yang belum lahir. Tapi inilah satu-satunya jalan yang bisa ia ambil dan membalas kematian neneknya.
Ia menoleh pada Virzha, suaranya tegas
“Ayo kita menikah. Sekarang.”
Virzha & Yani seketika kaget, hampir bersamaan
“Sekarang??”
“Ya. Sekarang. Kita ke kantor urusan agama. Aku ingin semuanya sah secepat mungkin.”
Virzha menatap Mikha dalam, seperti mencoba mencari alasan di balik tatapan keras kepala gadis itu. Tapi Mikha tidak menunduk. Ia tahu apa yang ia inginkan.
“Tapi… bagaimana dengan istriku? Dia belum tahu. Dan Anand...”
Mikha dengan suara sedikit gemetar, tapi tetap tegas.
“Setelah kita menikah dan aku punya surat nikah yang sah, bawa aku pulang ke rumahmu.”
“Kamu tidak ingin menggelar akad nikah secara resmi?”
“Aku tidak mau, tapi aku ingin mengadakan pesta. Biar masyarakat tahu kalau aku istrimu. Biar mereka tahu anak ini bukan anak haram.”
Virzha, wajahnya mulai terlihat berat.
“Mikha... ini keputusan yang terlalu mendadak.”
“Justru karena itu, aku ingin lebih cepat lebih baik. Aku sudah kehilangan terlalu banyak dalam hidupku, Om Virzha. Jangan buat aku kehilangan martabatku juga.”
Sunyi menggantung sebentar di ruangan itu. Yani menatap anaknya dengan mata berkaca-kaca. Sedangkan Virzha hanya bisa menelan ludah pahit. Semua yang terjadi terlalu cepat, terlalu rumit... tapi tampaknya tidak ada jalan mundur lagi.
Mikha tak ingin menunggu lebih lama. Ia langsung melangkah cepat keluar rumah tanpa menoleh sedikit pun. Sementara di dalam rumah, Yani dan Virzha masih berdiri dalam kebingungan.
“Aku rasa... yang dikatakan Mikha itu benar. Kalian memang harus segera menikah.”
Yani pun akhirnya menyusul Mikha keluar, dan Virzha pun ikut mengikuti mereka menuju mobil.
Virzha sambil membuka pintu mobil,
“Tapi aku bahkan belum menyiapkan mahar buat kamu, Mikha.”
Mikha sambil masuk ke dalam mobil, tenang tapi tegas, “Tidak perlu. Yang penting aku menikah dan jadi istri sah Om Virzha.”
Virzha tercenung sejenak. Kata-kata Mikha itu seperti tamparan. Di zaman seperti ini, perempuan yang bersedia menikah tanpa mahar, tanpa cincin, tanpa syarat? Mikha bukanlah perempuan matre seperti yang pernah ia temui. Ia datang bukan untuk menuntut, tapi untuk memperbaiki kehormatan diri dan menyelamatkan anaknya.
Tanpa banyak bicara, mereka pun masuk ke dalam mobil. Virzha mengemudi menuju sebuah toko perhiasan mewah.
Mikha dengan wajah heran bertanya.
“Buat apa kita ke sini, Om Virzha?”
“Beli cincin. Untuk kamu.”
Mikha terkejut dan langsung menolak,
“Tapi aku sudah bilang, nggak usah pakai cincin.”
Virzha sambil tersenyum kecil, tetap melangkah,
“Nggak apa-apa. Aku belikan untukmu. Ayo turun.”
Mereka pun masuk ke dalam toko perhiasan yang berkilau, penuh dengan cahaya kristal dan pantulan kaca.
“Pilih apapun yang kamu suka. Aku akan belikan untukmu.”
“Lebih baik Pak Virzha saja yang memilihkan untuk anak saya.”
“Aku? Tapi aku bahkan nggak tahu selera Mikha yang mana…”
Mikha tersenyum tipis,
“Gapapa, Om Virzha. Ibu benar, pilihkan saja yang sederhana untukku.”
Namun, bukannya memilih yang sederhana, Virzha justru membeli cincin berlian dengan ukiran elegan, dan satu set perhiasan mewah lainnya. Ia meminta semuanya dikemas dengan baik dalam kotak beludru berkelas.
“Untuk apa semua ini, Om Virzha?”
“Supaya kamu dan anakmu... bernilai harganya.”
Virzha pun menyerahkan satu kotak kecil pada Yani.
“Saya juga belikan untuk Bu Yani. Karena telah mengizinkan Mikha menikah dengan saya.”
“Tidak perlu, Pak Virzha. Anda mau menikahi anak saya saja, saya sudah sangat berterima kasih.”
Setelah semua selesai, mereka langsung menuju Kantor Urusan Agama. Semua berjalan cepat dan terkesan mendadak. Mikha mengenakan kebaya sederhana berwarna krem, wajahnya polos tanpa riasan berlebih, tapi tetap terlihat anggun. Sedangkan Virzha tampil gagah dalam setelan jas hitam.
Tanpa pesta, tanpa sorotan kamera, tanpa undangan.
Hanya ijab kabul yang sederhana… tapi menyimpan luka dan rahasia yang dalam.
***
Virzha sebenarnya mencintai istrinya cuman krn dibawah pengaruh ibu nya Ranika jadi kayak gitu, Anand juga cintanya terlalu besar buat Mikha dan effort nya dia gak main main, sedangkan Mikha? neneknya meninggal gara-gara si Mona dan Ranika, dia nggak cinta tapi demi neneknya dia cuman pengen balas dendam🥺🥺
eps 1 udh menguras tenaga sekale