Mencari cinta sejati tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pria bermata biru terus mencari cinta sejatinya yang telah lama menghilang. pengorbanan yang tulus tidak selalu membuahkan hasil yang memuaskan. Namun, Perjuangan untuk menemukan wanitanya akan terus ia lakukan walaupun rintangan datang menghadang.
"Aku kembali untuk mu, Tidak akan kubiarkan kau pergi dari kehidupan ku!"
Wanita cantik dan berkelas lahir dari anak konglomerat ternama di Jakarta. Sang Daddy memiliki banyak bisnis di berbagai Negara, Ia memilih berkarir dan meneruskan bisnis kelurga.
Akan kah Petualangan cinta si kembar akan berakhir di pelabuhan terakhir? bagaimana nasib Safira setelah memilih menikah dengan pria yang tidak pernah ia cinta?"
Yuk ikuti kelanjutannya hanya di karya Bunda enny76.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perlawanan Vano
Malam kian mencekam, suara binatang-binatang liar semakin menakutkan. Dari kejauhan Vano dan Sean mendengar suara riuh. Rasa penasaran kian menggebu-gebu.
"Suara apa itu?! Sean menautkan kedua alisnya.
Vano dan Sean mulai mengintip di celah-celah kayu. Terlihat orang-orang primitif sedang menari berputar-putar sambil bernyanyi.
Primitif adalah suatu kebudayaan masyarakat atau individu tertentu yang belum mengenal dunia luar atau jauh dari keramaian teknologi. Primitif mempunyai arti tidak mengenal teknologi modern.
Kata primitif sering digunakan untuk suatu kebudayaan atau masyarakat yang hidupnya masih tergantung alam ataupun tidak mengenal dunia luar. Orang-orang seperti mereka mengikuti tradisi nenek moyang, yaitu menyembah patung dan pohon. Adapun kata primitif ditujukan untuk seseorang yang tidak mempunyai kesopanan dalam perilakunya baik secara verbal maupun secara fisik, tapi digunakan kata biadab.
Contoh dari tindakan primitif. Suatu suku hidupnya bergantung pada alam meskipun dunia luar sudah mengalami modernisasi. Suatu kegiatan kebudayaan yang dianggap kuno/ketinggalan zaman, maka bisa dikatakan primitif. Rata-rata sifat orang-orang primitif sangat egois, merasa kuat dan tidak pernah mau di kalahkan, bahkan mereka tidak mau tersentuh dari dunia luar.
"Sepertinya mereka sedang merayakan sesuatu." Sean mencoba menerka.
"Ini seperti pesta rakyat, atau..." Vano tidak meneruskan ucapannya, ia mulai berpikir realities tentang kehidupan orang-orang primitif.
"Atau apa?! sahut Sean yang mulai curiga.
"Pesta perayaan tumbal untuk nenek moyang mereka."
"Ap-apa?! seru Sean beronjak kaget.
"Lihat wanita itu!" tunjuk Vano "Dia yang aku lihat saat mengintip kita."
Karena penasaran Sean mengintip dari celah-celah kayu. Seorang wanita cantik berkulit kuning langsat menari di antara orang-orang primitif yang hanya memakai daun sebagai penutup kemaluannya dan bertelanjang dada.
"Mungkin saja ini malam terakhir kita di sini." terka Vano sambil membuang nafas kasar.
"Van! Ayok kita keluar dari tempat terkutuk ini! orang-orang itu sangat menakutkan dan bisa membuat aku gila!"
"Sabar, kita tunggu Markus!"
"Markus tidak terlihat sejak dua hari ini. Aku benar-benar bisa mati mengenaskan di sini!"
Sean makin merinding saat mendengar suara trompet di bunyikan, semesta semakin mencekam. Vano terlihat was-was, ia berusaha waspada dan bersiap-siap yang akan terjadi selanjutnya. Suara besi gembok di buka dari luar, lalu masuk sosok pria tinggi besar.
"Persiapkan diri kalian!"
"Markus! seru Vano dan Sean berbarengan.
"Apa yang terjadi di luar sana? kenapa mereka membunyikan terompet dan menari-nari seperti orang kesurupan?" tukas Vano
"Itu tradisi mereka saat pemanggilan arwah leluhur."
"What! apa lagi ini?!" seru Sean bergidik ngeri.
Sean berjalan mendekat dan menarik pakaian Markus "Sebenarnya apa yang sudah kalian rencanakan pada kami?! bila ingin berduel, aku siap! tetapi bukan bersekutu dengan iblis!" seru Vano di depan mata Markus, sorot mata devilnya mengintimidasi pria tinggi besar di depannya.
"Justru aku datang ingin menolong kalian, dan memberitahukan sesuatu."
Vano yang mulai terbakar emosi mulai melepas jeratan nya "Cepet beritahu kami, apa yang mereka rencanakan!"
"Setiap bulan purnama tepatnya tiga bulan sekali atau terhitung 100 hari, mereka harus memberikan sesembahan tumbal manusia."
"Ya Tuhan..., jadi kita akan di jadikan tumbal mereka?! sahut Sean frustasi.
"Kau diam dulu Sean, biarkan Markus menjelaskan semuanya!" seru Vano menghentikan ketakutan sahabatnya.
"Teruskan!"
"Bila tidak ada tumbal setiap bulan purnama, tempat ini akan terjadi gempa dan gempuran dasyat dari monster penjaga di atas bukit. Penduduk kampung ini akan menjadi tumbalnya, makanya mereka akan mencari orang-orang luar atau para turis yang tersesat di pulau Xenzial ini."
Sean membekap wajahnya sambil mengusap wajahnya berkali-kali. "Gila! ini benar-benar gila!" teriaknya frustasi.
"Kau bukan orang-orang seperti mereka, tetapi kau bisa hidup sampai sekarang!" tanya Vano tanpa mengalihkan pandangannya.
"Aku seorang dokter, awalnya aku juga tawanan yang tersesat di pulau ini. Anak gadis dari kepala suku Xenzial ini tiba-tiba mendapatkan penyakit aneh dan kejang-kejang. Aku berkata bisa mengobati anaknya dengan bahasa isyarat dan akhirnya mereka mengerti bahasa isyarat yang aku lakukan. Aku berhasil mengobati anak kepala suku dan tidak jadi di tumbalkan, justru aku di nobatkan sebagai ahli pengobatan di pulau Xenzial ini."
Vano terdiam, akhirnya ia mengerti kenapa sampai sekarang Markus bisa hidup dengan damai di sekeliling orang-orang primitif.
"Apa ada cara lain agar kami tetap hidup?"
Markus menatap intens wajah Vano yang mulai tenang. Wajahnya tidak sesangar tadi. "Hanya satu pilihan kalian."
"Katakanlah! agar aku dan Sean bisa kekuar dari pulau ini!"
"Kau harus menghadapi moster di atas bukit, yang selalu meminta tumbal."
"Melawan monster? kau gila ya! kami disuruh menghadapi Monster berdua?! teriak teriak Sean berapi-api
"Baiklah, aku akan melawan monster itu!"
"Van! kau cari mati!" Sean berseru, ia benar-benar tidak habis fikir dengan sikap sahabatnya yang berani mencari mati. "Fikirkan lagi sebelum kau melawan monster itu!"
'Tidak ada pilihan lagi Sean? kita tidak melawan monster itu, tetap dijadikan tumbal oleh mereka. Lebih baik kita lawan, siapa tahu kemenangan berada di pihak kita!"
"Mustahil Kita akan menang melawan monster yang tidak kita ketahui wujudnya seperti apa?"
"Kalian jangan berdebat lagi, aku tidak punya waktu untuk tetap berada di sini. kepala suku dan orang-orangnya akan membawa kalian ke tempat pemujaan. Sekarang persiapkan diri kalian!" kemudian Markus menutup pintu kembali dan melangkah pergi.
"Shit!! Aku benci keadaan seperti ini!" teriak Sean sambil menjambak rambutnya.
"Kau diam Sean, jangan melakukan hal bodoh! Aku sendiri yang akan melawan monster itu."
"Apa?! tidak Van, aku tidak akan biarkan kau melawan monster itu dan menjadi tumbal untuk orang-orang gila ini!"
Vano membuang nafas kasar, lalu merangkul bahu Sean "Aku berhutang nyawa padamu sobat, Aku akan bernegosiasi dengan kepala suku Xenzial untuk membebaskan mu dari sini."
"Tidak! Aku tidak akan pergi bila tidak bersama mu!"
Brakk!!
Pintu kayu di tendang dari luar, masuk beberapa orang-orang primitif berwajah menakutkan. Mereka menarik paksa Vano dan Sean untuk mengikuti langkah mereka ke hadapan kepala suku Xenzial.
💜💜💜💜
Insya Allah Bunda akan update setiap hari. Tolong bantu like setelah membaca, Vote/give untuk penyemangat bunda 🥰, Rate bintang 5 untuk karya bunda dan tinggal kan jejak komentar kalian, karena sangat berarti buat bunda🥰🥰🥰
y bund, janji d tepati lho up tiap hari 😁💪🙏