Mencintai jodoh sepupu sendiri?
Salahkah itu?
Berawal dari sebuah pertemuan yang tak di sengaja. Senja, gadis 22 tahun yang baru pulang dari luar negeri itu bertemu dengan sosok pria bernama Bumi yang menurutnya sangat dingin dan menyebalkan.
Semakin Senja tidak ingin melihat wajahnya, justru makin sering Senja bertemu dengannya.
Dari setiap pertemuan itulah muncul rasa yang tak biasa di hati keduanya.
Tapi sayangnya, ternyata Bumi adalah calon suami dari sepupu Senja, Nesya. Mereka terlibat perjodohan atas permintaan almarhum ibunda Bumi pada sahabatnya yang merupakan ibu dari Nesya.
Sanggupkah Bumi dan Nesya mempertahankan perjodohan itu?
Bagaimana nasib Senja yang sudah terlanjur jatuh cinta pada Bumi? Mampukah ia mempertahankan hatinya untuk Bumi?
Baca terus kisah mereka, ya.
ig : @tulisan.jiwaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hary As Syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Apa Papa Mencurigaiku?
Saat ini Senja sudah berada di rumahnya. Tepatnya ia sedang berbaring di atas tempat tidur di kamarnya. Pikirannya masih teringat saat ia menghabiskan makan malam bersama Bumi barusan di sebuah restoran mewah yang disewa Bumi untuk sekedar makan malam bersamanya saja.
Sungguh berlebihan.
Senja menelentangkan badannya, menatap langit-langit kamar itu. Di satu sisi ia sangat senang bisa sering-sering menghabiskan waktu bersama dengan Bumi. Tapi di sisi lain, ia merasa bersalah karena dekat dengan pria yang akan menjadi calon suami sepupunya sendiri.
Huhhhhhh.....
Senja menghela nafas dengan berat. Sungguh, ia bingung dengan perasaannya saat ini. Kemudian Senja bangun dan mengambil sesuatu dari lemari kecil yang ada di samping tempat tidurnya. Ia mengambil buku hariannya beserta sebuah pena disana. Lalu ia kembali lagi ke atas ranjang dengan posisi menelungkup sambil menulis sesuatu disana.
Malaikat Pelindungku.
Itu sebutan yang aku sematkan pada seseorang yang telah berkali-kali menolongku dari gangguan Riko.
Berkali-kali aku bertemu dengannya, tapi aku tidak tau siapa dia. Namun saat aku tau dia siapa, aku justru merasa sedikit kecewa. Ternyata...dia pria yang dijodohkan dengan sepupuku sendiri.
Entahlah, aku sendiri bingung kenapa aku kecewa mengetahui kenyataan itu?
Apa mungkin aku menaruh rasa pada pria yang selalu melindungiku itu?
Dan konyolnya lagi, pria itu adalah seseorang yang selalu bersamaku saat menyaksikan matahari terbenam.
Ya, kami sudah menyaksikan matahari terbenam bersama beberapa kali tanpa ada seorang pun yang tau, termasuk sepupuku, calon istrinya.
Tok tok tok.
Pintu kamar diketuk dari luar. Senja cepat-cepat menutup bukunya lalu menyembunyikannya di balik bantal. Tak lama muncullah ayahnya dari balik pintu.
“Boleh Papa masuk?” tanya ayahnya.
“Tentu saja, ayo sini, Pa,” jawab Senja sambil merentangkan kedua tangannya.
Ayahnya pun ikut duduk di atas tempat tidur itu lalu memeluk putri semata wayangnya dengan erat.
“Anak Papa ini meskipun satu kantor tapi susah sekali ditemui,” ucap ayahnya sambil membelai rambut Senja.
“Maaf, Pa. Pekerjaan Senja banyak sekali. Maklum, masih adaptasi,” jawab Senja yang masih berada di pelukan ayahnya.
“Bagaimana meeting mu dengan Bumi tadi siang? Lancar?” tanya ayahnya sambil melerai pelukan mereka.
“Lancar kok, Pa. Hanya saja ada beberapa yang harus diperbaiki. Dia sangat teliti sekali dalam memeriksa laporan,” jawab Senja.
“Oh ya? Yang Papa tau juga begitu. Dia bahkan lebih teliti dan cerdas dari ayahnya. Dia juga lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja. Yang Papa dengar dari Tuan Dirgantara, kalau sedang libur kerja, Bumi malah mengurung diri di ruang kerjanya untuk memikirkan bisnis yang lain. Padahal bisnis keluarga mereka saja sudah banyak dan maju sekali,” kata ayahnya.
“Benarkah? Wah...dia hebat sekali. Wajar saja kalau dia terlihat sangat berpengalaman dan profesional dalam bekerja,” timpal Senja.
“Kau benar. Dia juga pria yang baik. Tidak pernah dekat dengan wanita manapun, juga tidak pernah ada gosip miring tentang dirinya. Beruntung sekali Nesya mendapatkan jodoh seperti Bumi,” tambah ayahnya yang membuat hati Senja berdenyut.
Ya, Kak Nesya memang beruntung mendapatkan pria seperti Bumi. Imbuh Senja dalam hati dengan perasaan pilu.
“Kau sudah beberapa kali berinteraksi dengannya, bukan? Menurutmu apa Bumi itu tipe pria idaman?” tanya ayahnya tiba-tiba.
“Kenapa ayah bertanya soal itu?” Senja balik bertanya.
“Hanya ingin tau saja. Barangkali tipemu mirip seperti Bumi, jadi jika Papa bertemu seseorang yang mirip sepertinya, Papa bisa menjodohkannya denganmu,” jawab sang ayah.
Senja terdiam sejenak mencerna perkataan ayahnya. Ia berpikir bagaimana jika ayahnya tau kalau dia memang suka pada Bumi, bukan pada orang yang yang mirip dengan Bumi.
“Atau mungkin...kau malah menyukai Bumi?”
Deg.
Senja terkejut dengan pertanyaan ayahnya barusan. Kenapa ayahnya bisa bertanya seperti itu? Sekedar bertanya saja atau memang ayahnya mengetahui sesuatu di antara mereka?
Apa Papa mencurigaiku? Tanya Senja dalam hati.
Tak lama ayahnya tertawa melihat Senja terpaku dengan pertanyaannya. Rupanya ayahnya tak serius menanyakan hal itu.
“Papa hanya becanda. Mana mungkin anak Papa yang bawel ini suka sama Bumi yang super pendiam itu. Lagipula dia itu kan sudah menjadi jodohnya Nesya,” kata ayahnya kemudian.
“Papa benar. Senja tidak boleh suka sama jodoh orang. Itu akan menyakiti banyak pihak,” sahut Senja sambil tersenyum getir.
“Ya sudah, tidak usah bahas lagi soal perjodohan. Siapapun jodohmu, asalkan kalian bahagia, Papa pasti merestui. Sekarang, Papa mau kembali ke kamar. Jangan begadang, besok masih harus bekerja lagi,” kata ayahnya sambil mengusap-usap kepala putrinya.
Lalu ayahnya mencium keningnya dan pergi meninggalkan Senja yang dirundung kegalauan karena pembicaraan mereka barusan.
Benar. Aku tidak boleh menganggu jodoh orang. Ucap Senja dalam hati.
saat Bebek panggang madu terhidang di hadapanku tp tak bisa kumakan krn perut terlanjur kenyang..
maka cepatlah bangun Senjanya Bumi.. krn Bumi mu begitu bersedi sama seperti yg ku rasakan saat merelakan Bebek panggang madu utk mereka.. 😭